Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan telah mengonfirmasi komitmen mereka untuk melanjutkan kerja sama dalam pengembangan jet tempur canggih KF-21 seeprti dilansir The Korea Times pada Senin 24 Maret 2025. Pertemuan tingkat tinggi antara pejabat pertahanan kedua negara di Jakarta menjadi langkah penting dalam normalisasi hubungan bilateral yang sempat mengalami ketegangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Donny Ermawan Taufanto, bertemu dengan Menteri Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA), Seok Jong-gun, pada Jumat lalu untuk membahas proyek bersama tersebut dan agenda kerja sama pertahanan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah menghadapi berbagai tantangan, termasuk penundaan pembayaran dari pihak Indonesia, pemerintah Korea Selatan telah menyetujui penyesuaian kontribusi finansial Indonesia. Kontribusi Indonesia ini dikurangi dari 1,6 triliun won menjadi 600 miliar won untuk proyek senilai total 8,1 triliun won yang diluncurkan pada 2015.
Hubungan kedua negara dalam proyek ini sempat mengalami ketegangan akibat dugaan kebocoran teknologi yang melibatkan tim insinyur Indonesia yang bekerja di Korea. Namun, pertemuan terbaru ini dianggap sebagai momen penting untuk menormalkan kembali hubungan bilateral di bidang pertahanan.
"Ketika pertemuan tingkat tinggi pertama yang terjadi setelah penyelidikan terhadap para insinyur Indonesia, pembicaraan tersebut berfungsi sebagai kesempatan untuk menormalkan kerja sama senjata bilateral yang sedikit tegang," kata Seok.
Ia bersumpah untuk menggunakannya sebagai "momentum" untuk memperluas kerja sama dengan negara Asia Tenggara.
Sementara itu, Taufanto menekankan keunggulan produk pertahanan Korea dengan menyatakan bahwa Indonesia "setia" dalam memenuhi kontrak.
Dia dikutip "menyoroti daya saing peralatan senjata Korea, seperti pesawat KT-1 dan T-50, dan menekankan bahwa negara itu 'setia' melakukan kontrak dan mempertahankan hubungan kerja sama di berbagai bidang," menurut DAPA.
Proyek KF-21 diharapkan akan menghasilkan pesawat tempur supersonik canggih pada 2026, dengan Indonesia mendapatkan transfer teknologi dan model prototipe sebagai bagian dari kesepakatan.