Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Inggris dan as salah lacak ?

Polisi rahasia fbi (as) dan scotlandyard (inggris) menyelidiki peledakan pesawat pan am 103 di lockerbie. pelakunya diduga agen libya, lamen khali- fa fhimah dan abdul basset ali al megrahi.

7 Desember 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FBI dan Scotlandyard yakin, pelaku peledakan pesawat Pan Am di Lockerbie, 1988, dua agen Libya. BAGAIMANA sampai dua lembaga polisi rahasia ternama -Federal Bureau of Investigation atau FBI (Amerika) dan Scotlandyard (Inggris) -salah melacak? Dua dinas rahasia itu sejak tiga tahun lalu bekerja sama menyelidiki peledakan pesawat Pan Am 103 di Lockerbie, Skotlandia, Inggris, akhir 1988. Peledakan itu menewaskan 259 penumpang dan 11 orang yang tertimpa pesawat. Bulan lalu pemerintah Amerika dan Inggris menuduh dua agen rahasia Libya sebagai pelakunya. Pemerintah Inggris minta Lamen Khalifa Fhimah dan Abdul Basset Ali Al Megrahi, dua agen itu, diekstradisikan ke London. Pekan lalu Presiden Libya Muammar Qadhafi menolak. Nama Megrahi, kata pemerintah Libya, tak hanya satu. Jadi, Megrahi yang mana, masih dicari. Tertuduh kedua konon mengatakan bahwa, bila ia memang benar orangnya, ia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Libya masih menunggu hasil pemeriksaan tim investigasinya sendiri. Bila Inggris dan Amerika tak percaya, kata pihak Libya, silakan Mahkamah Internasional melakukan penyelidikan di Libya. Padahal, pada kuartal pertama 1990, sekitar 15 bulan setelah peledakan itu, FBI dan Scotlandyard sepakat, menuduh Front Rakyat Pembebasan Palestina, salah satu grup radikal Palestina yang dipimpin oleh Ahmed Jibril, yang dilindungi Suriah, sebagai pelakunya. Jibril diduga disewa oleh Iran karena ditemukan cek pembayaran dari Teheran padanya di sebuah bank di Wina. Terdengarnya masuk akal karena bisa saja Iran mencoba balas dendam atas tertembaknya pesawat sipilnya di Teluk Persia oleh kapal perang Amerika lima bulan sebelumnya, dan 290 penumpangnya tewas. Pada tahun itu, majalah prestisius The New York Times menurunkan satu kisah pelacakan itu. Disebut-sebut kelompok radikal Palestina itu merupakan "komplotan Jerman" karena di situlah mereka beroperasi, dan sebagian, dekat sebelum Pan Am 103 meledak, tertangkap. Diam-diam, sejak awal tahun ini, FBI dan Scotlandyard mengarahkan kecurigaan mereka ke tempat lain, yakni Libya. Soalnya, pada September 1989, sebuah pesawat maskapai Prancis UTA meledak di atas Gurun Tenere, Afrika. Polisi Prancis yang bekerja sama dengan pemerintah Kongo (pesawat itu lepas landas dari Brazzaville, Kongo) menemukan bukti bahwa peledakan itu bagian dari rencana Libya menghancurkan pesawat-pesawat komersial AS. Ini merupakan balas dendam pengeboman Amerika atas Tripoli, ibu kota Libya, pada 1986, yang menewaskan seorang anak angkat Qadhafi dan hampir menewaskan sang Muammar sendiri. Akan halnya mengapa Amerika mengebom Tripoli karena teroris Libya meledakkan diskotek di Berlin Barat yang menewaskan dua anggota tentara Amerika dan seorang wanita Turki. Ahli teknik Inggris menemukan keping bom waktu untuk pesawat UTA sama persis dengan keping bom di reruntuhan Pan Am. Akhirnya, terlacak dua nama orang Libya, Khalifa dan Megrahi tadi, sebagai orang yang menyelipkan bagasi ke Pan Am 103 di Frankfurt. Kedua orang itu, konon, anggota Jawahira, salah satu dinas intelijen Libya. Mereka datang dari Malta, republik kecil di selatan Italia yang punya hubungan erat dengan Libya, di Frankfurt pada hari Pan Am 103 meledak. Semula, kemungkinan bom datang dari Malta sudah dicoba dilacak karena sebagian penumpang Pan Am 103 adalah penumpang yang datang dari Malta di Frankfurt, beberapa jam sebelum Pan Am 103 berangkat. Namun, pelacakan ini tak diteruskan karena kurangnya bukti. Kini apa tindakan Amerika dan Inggris seandainya Muammar Qadhafi menolak? Kuat dugaan bahwa AS tak akan melancarkan aksi militer karena akan merugikan upaya damai Timur Tengah yang kini sampai pada perundingan kedua, yang direncanakan dibuka Rabu pekan ini di Washington. Paling akan dilakukan blokade ekonomi untuk Libya. Masalahnya, apakah hanya Libya sendiri yang patut disalahkan. Ada indikasi bahwa sebelum bom dibawa ke dalam pesawat, jalan sudah dirintis oleh pihak Suriah dan Iran. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus