Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hamas Geram Dituduh Mempermalukan Sandera oleh Israel

Hamas menyebut Israel yang sebenarnya telah mempermalukan tahanan warga Palestina karena membebaskan mereka dalam mata tertutup dan tangan terborgol

23 Februari 2025 | 20.41 WIB

Tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, 15 Februari 2025. Reuters/Hatem Khaled
Perbesar
Tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel di Khan Younis, Jalur Gaza Selatan, 15 Februari 2025. Reuters/Hatem Khaled

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Hamas pada Minggu, 23 Februari 2025, mengutuk keputusan Israel yang menunda pembebasan ratusan tahanan warga Palestina. Hamas juga menjelaskan tuduhan seremonial pembebasan sandera warga Israel sebagai hal yang mempermalukan, adalah tuduhan palsu untuk menghindari Tel Aviv dari kewajiban yang termaktub dalam kesepakatan gencatan senjata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, mengatakan seremonial yang mereka lakukan dalam pembebasan sandera bukan untuk mempermalukan para sandera, namun untuk mengingatkan lagi soal kemanusiaan dan memperlakukan para sandera dengan bermartabat. Penyiksaan yang sebenarnya malah dialami oleh tahanan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Reuters mewartakan Hamas mengatakan tahanan warga Palestina dibebaskan dalam kondisi tangan diborgol, kedua mata ditutup dan mereka diancam agar jangan melakukan syukuran atas pembebasan mereka. Tindakan seperti itu bagi Hamas adalah hal yang mempermalukan sesungguhnya yang dilakukan otoritas Israel. 
  
Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim seremonial serah-terima sandera oleh Hamas ke otoritas PBB melanggar hukum internasional karena itu dianggap perbuatan tanpa rasa hormat. Seremonial yang dimaksud Netanyahu adalah saat para sandera, yang hendak dibebaskan, dibawa ke atas panggung yang dirubung warga Gaza. Terkadang, mereka diminta menyampaikan pendapat mereka sebelum mereka diserahkan ke otoritas. 

Hamas pekan lalu membawa ke atas panggung peti mati sandera yang sudah meninggal. Tak pelak, Tel Aviv menuntut Hamas memenuhi tuntutan berhenti menjadikan pembebasan sandera warga negara Israel sebagai selebrasi. Apabila tuntutan ini tak dilaksanakan, maka Israel akan membatalkan sementara pembebasan 620 tahanan warga Palestina yang dijadwalkan dibebaskan pada Minggu, 23 Februari 2025, waktu setempat. 

Tuntutan dari Israel itu dianggap melemahkan kesepakan gencatan senjata. Pembebasan sandera oleh Hamas yang ditukar pembebasan tahanan warga Palestina adalah di antara poin kesepakatan gencatan senjata Israel Hamas, yang diberlakukan sejak 19 Januari 2025. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai sekutu dekat Israel mengatakan pada Senin bahwa Hamas harus membebaskan semua sandera pada Sabtu, 22 Februari 2025, atau Trump akan menyatakan gencatan senjata Israel Hamas batal. Perdana Menteri Netanyahu memastikan pihaknya tetap bertekad untuk mendapatkan semua sandera kembali.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus