Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Intifadah Remaja Israel

18 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di halaman rumah tahanan pengadilan tinggi di Yerusalem, serombongan gadis belia bernyanyi sembari menandak dan berjoget. Sebagian lagi menyedot air dari pipa-pipa kecil di halaman sel, lalu menyembur-nyemburkan ke udara dengan bebas merdeka. Ada lagi yang melantunkan syair-syair penuh kritik terhadap kebijakan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dengan riang-gembira. Kritik yang sama mereka corat-coretkan di dinding-dinding rumah tahanan. Isinya: mencaci keputusan Ariel Sharon menarik paksa kaum pemukim Yahudi dari Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Gadis-gadis itu dibekuk polisi Israel karena berunjuk rasa menentang rencana penarikan para pemukim. Mereka menggelar poster yang mempermalukan Sharon dan menyamakan dia dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Protes yang dilontarkan 14 remaja putri itu sejatinya hanya secuil dari kisah-kisah remaja Israel yang turun ke jalan untuk berdemo menolak kebijakan Sharon.

Rangkaian demo itu meruapkan hawa mendidih di berbagai tempat di Israel sejak pasukan militer Israel menancapkan kaki di kawasan permukiman Yahudi sepanjang Jalur Gaza dan Tepi Barat selama tiga pekan terakhir. Para serdadu memblokade jalan, meratakan rumah penduduk, dan menciduk penghuninya secara paksa dari kampung mereka. Salah satu aksi untuk menghadang para tentara itu digalang oleh para muda-mudi Israel. Gadis-gadis memakai rok kembang-kembang, para pemuda mengenakan topi tengkorak, bercelana jins plus kaus dan sandal. Bahu-membahu mereka menyambut tentara Israel ala Intifadah Palestina: melawan dengan lontaran batu. ”Daripada harus hengkang,” kata Hanna Tzomer, 18 tahun, seperti dikutip kantor berita Amerika, Associated Press.

Fenomena perlawanan ini disebut-sebut sebagai kebangkitan generasi kedua Israel yang lahir di tanah itu dan relatif loyal pada negeri mereka. Seorang remaja 13 tahun bersedia dibui demi tanah keluarganya. Bersama kawan-kawannya, dia memblokade seruas jalan raya. Ahad dua pekan lalu, polisi juga menahan sejumlah pemuda di Tepi Barat karena menyerang remaja Palestina hingga ada korban yang sampai bocor kepalanya. ”Selama 28 tahun, saya tak pernah melihat anak-anak bersikap seperti ini,” kata Rami Ovadiah, Kepala Penjara Massiyahu di Yerusalem.

Pemberangusan kaum muda Israel hanya satu contoh kontra-produktifnya kebijakan Ariel Sharon yang mulai diterapkan pada 18 Juli 2005. Jajak pendapat di harian Israel Yediot Ahronot mencatat dukungan terhadap Sharon merosot dari 62 persen ke 58 persen. Citra oposisi juga ikut melorot dari 38 persen menjadi 31 persen.

Sebaliknya, para remaja Israel mendadak menjadi idola baru. Mereka mendapat pujian dari kaum tua-tua di seantero wilayah permukiman di Gaza dan Tepi Barat. Eran Sternberg, juru bicara permukiman Jalur Gaza, bilang begini: ”Mereka siap, meskipun ditangkap.”

Eduardus Karel Dewanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus