Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Invasi 6 Hari Tak Berhasil, Rusia Ubah Strategi Hancurkan Kota sebelum Kuasai?

Rusia kemungkinan sedang melakukan perubahan taktik setelah invasi enam hari tak berhasil membungkam Ukraina.

2 Maret 2022 | 07.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Rusia menghancurkan menara televisi di ibu kota Kyiv dan menghujani kota Kharkiv dengan roket saat Moskow mengintensifkan pengebomannya di daerah perkotaan Ukraina, Selasa, 1 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tampaknya Rusia melakukan perubahan taktik setelah invasi enam hari tak berhasil membungkam Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang pejabat AS mengatakan pasukan kendaraan lapis baja sepanjang satu kilometer belum berhasil menguasai Kyiv. Konvoi pasukan malah terhenti akibat kekurangan bahan bakar dan makanan, atau mungkin berhenti untuk meninjau taktik tempur mereka.

Citra satelit menunjukkan konvoi militer di dekat Invankiv, Ukraina 28 Februari 2022. Citra satelit 2022 Maxar Technologies/Handout via REUTERS

Kementerian Pertahanan Rusia mengancam warga Kyiv agar segera mengungsi karena mereka akan menyerang semua lokasi yang digunakan oleh pasukan keamanan dan komunikasi Ukraina.

 

Hampir seminggu sejak pasukan Rusia menyerbu perbatasan, mereka belum merebut satu kota besar Ukraina karena perlawanan sengit dan mungkin tidak mereka duga.

“Melihat operasi Rusia sejauh ini, mereka mengalami masalah luar biasa dengan logistik dan komunikasi. Seluruh upaya tampaknya kacau balau,” kata Michael Kofman, pakar militer Rusia di Wilson Center Washington, dalam sebuah tweet.

Banyak analis militer Barat khawatir Rusia akan memilih taktik menghancurkan kota sebelum menguasainya.

“Salah satu alasan mengapa hal-hal tampak terhenti di utara Kyiv adalah bahwa Rusia sendiri sedang menumpulkan kekuatan dan meninjau strategi untuk mencoba menyesuaikan dengan tantangan yang mereka hadapi,” kata pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim.

Rusia dikejutkan tidak hanya oleh skala perlawanan Ukraina tetapi juga oleh moral yang buruk di antara pasukan mereka sendiri, beberapa di antaranya menyerah tanpa perlawanan, kata pejabat itu, tanpa memberikan bukti.  

Namun Rusia masih memiliki lebih banyak kekuatan untuk dikerahkan ke dalam pertarungan.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan, "operasi militer khusus" akan berlanjut sampai mencapai tujuannya, yang didefinisikan oleh Putin sebagai melucuti senjata Ukraina dan menangkap "neo-Nazi" yang katanya menjalankan negara.

Reuters

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus