Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -KBRI Baghdad mengimbau WNI untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah kondisi keamanan di Irak yang tidak kondusif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketegangan di Irak meningkat akibat ulama Syiah yang punya pengaruh kuat, Moqtada al-Sadr, menyatakan mundur dari politik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melalui keterangan tertulis pada Selasa, 29 Agustus 2022, KBRI Baghdad mengimbau WNI di Irak untuk mematuhi jam malam yang diberlakukan usai konflik mematikan baru-baru ini.
WNI disarankan untuk tidak keluar rumah. Dan jika ada situasi darurat, dapat menghubungi KBRI Baghdad melalui nomor +9647500382557.
Moqtada al-Sadr pada Ahad, 28 Agustus 2022, mengumumkan menarik diri dari seluruh aktivitas politik karena kegagalan para pemimpin dan partai Syiah lainnya untuk mereformasi sistem pemerintahan yang korup dan membusuk.
Yang dimaksud oleh Sadr adalah kubu Syiah proxy Iran.
Bentrokan dahsyat meletus di Irak pada Senin, 29 Agustus 2022. Saat malam tiba, tembakan senapan mesin dan ledakan terdengar. Tembakan pelacak membubung ke langit di atas Zona Hijau yang menampung kantor pusat pemerintah dan kedutaan asing.
Sadr mengatakan dia melakukan mogok makan sebagai protes terhadap penggunaan senjata oleh semua pihak.
Para pejabat keamanan mengatakan beberapa bentrokan terjadi antara pejuang Brigade Perdamaian Sadr dan anggota pasukan keamanan Irak yang bertugas melindungi Zona Hijau. Akan tetapi, milisi yang bersekutu dengan Iran kemungkinan juga terlibat.
Loyalis Sadr yang telah menduduki gedung parlemen selama berminggu-minggu menyerbu markas pemerintah di Zona Hijau. Dulunya, tempat tersebut adalah istana Saddam Hussein.
Bentrokan kemudian terjadi antara pemuda yang setia kepada Sadr dan pendukung milisi pro-Iran, yang saling melempar batu di dekat Zona Hijau, sebelum pertempuran bersenjata malam hari.
Polisi dan petugas medis mengkonfirmasi, sedikitnya 17 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Militer Irak mengumumkan jam malam nasional tanpa batas dan mendesak para pengunjuk rasa untuk meninggalkan Zona Hijau.
Mustafa al-Kadhimi, perdana menteri sementara Irak, menangguhkan rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah pengunjuk rasa menyerbu gedung-gedung pemerintah. Ia secara terbuka memohon kepada Sadr untuk campur tangan guna menghentikan kekerasan.
Kebuntuan politik antara Sadr dan rival Syiah-nya membuat Irak ke dalam putaran kekerasan lain setelah dilanda perang puluhan tahun, sanksi, perselisihan sipil, dan korupsi endemik. Pertempuran kemarin merupakan terburuk yang pernah terjadi di Baghdad selama bertahun-tahun.
DANIEL AHMAD