Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Integritas teritorial merupakan prioritas nomor satu bagi Iran, sedangkan ekonomi nomor dua, kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Bidang Pendidikan dan Riset Mohammad Hassan Sheikholeslami pada Selasa, 13 Agustus 2024. Sikap tersebut dipegang oleh Iran ketika mempertimbangkan serangan balasan terhadap Israel, setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di ibu kota Teheran.
Haniyeh tewas dibunuh dalam sebuah serangan di wisma tamu tempatnya menginap di Teheran, Iran pada 31 Juli 2024, ketika ia menghadiri pelantikan presiden terbaru Iran Masoud Pezeshkian.
Iran dan Hamas menyalahkan Israel atas kematian itu, yang menurut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dilakukan dengan menembakkan proyektil yang hulu ledaknya berbobot sekitar 7 kg dari luar wisma tamu. Israel belum mengaku atau menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Ketika ditanya wartawan tentang cara Iran menyeimbangkan stabilitas ekonomi dalam negeri dengan serangan balasan, Sheikholeslami menjawab dalam hierarki prioritas tiap negara, perlindungan integritas teritorial dan kedaulatan berada di tingkat paling atas. Setelahnya, menyusul kesejahteraan ekonomi dan tujuan-tujuan lainnya.
“Orang-orang di Iran percaya bahwa jika kita tidak menanggapi dengan benar serangan teroris oleh rezim Zionis dan pembunuhan syahid Haniyah, maka itu dapat dianggap oleh otoritas rezim (Israel) dan yang pihak-pihak sebagai tanda kelemahan,” katanya saat pengarahan pers di kediaman duta besar Iran di Jakarta Pusat.
Sejak kematian Haniyeh, para pejabat Iran telah berulang kali menyatakan Iran akan melakukan pembalasan, namun sejauh ini belum mengungkap waktu atau cara melakukan pembalasan.
Sheikholeslami mengatakan, respons dari Iran harus “cukup keras dan serius” agar dapat menghidupkan kembali efek jera. “Itu akan menjadi pelajaran yang sangat jelas bagi rezim Zionis dan orang Israel lainnya jika mereka melanggar integritas dan kedaulatan Iran, mereka akan dihukum,” tuturnya.
Wakil menteri sekaligus presiden Institute for Political and International Studies (IPIS) itu percaya serangan balasan terhadap Israel tidak akan berdampak signifikan pada rencana ekonomi Iran. Sebab, sebagian besar mitra ekonominya seperti Cina dan Rusia telah mengutuk serangan Israel dan mengakui hak Iran untuk membela diri.
“Saya percaya pertama-tama, perlindungan integritas teritorial dan kedaulatan nasional adalah faktor terpenting yang ada di atas, bahkan jika harus membayar sejumlah biaya. Itu jauh, jauh lebih penting daripada semuanya,” ujarnya. “Mitra ekonomi terpenting kami, mereka bersama kami, mendukung kami dan rakyat Palestina.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Hendri Korban TPPO di Myanmar Alami Penyekapan dan Penyiksaan, Keluarga Dimintai Tebusan Rp 500 Juta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini