Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Kamis malam membebaskan 596 warga Palestina yang ditahan di sejumlah penjara, setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerahkan jenazah empat sandera Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembebasan tahap ke-7 itu menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor berita Palestina Wafa dan Anadolu melaporkan 37 warga Palestina dibebaskan di Ramallah, wilayah pendudukan Tepi Barat, sementara lima lainnya di Yerusalem Timur.
Seorang tahanan, yang diterima oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dalam keadaan koma, langsung dilarikan ke rumah sakit di Tepi Barat untuk menjalani perawatan.
"Para tahanan dalam kondisi sangat kurus, beberapa bahkan tak bisa berjalan akibat pemukulan dan penyiksaan berat yang mereka alami," kata Saleh Al Hams, seorang direktur Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis.
Al Hams menambahkan bahwa sebagian besar tahanan menderita penyakit kulit dan satu orang dirawat inap akibat fibrosis paru.
Dia juga mengungkapkan bahwa di antara para tahanan yang dibebaskan, ada 15 tenaga medis yang sebelumnya ditangkap selama genosida Israel di Gaza.
Menurut Hamas, 11 orang yang dibebaskan adalah tahanan dengan vonis seumur hidup atau jangka panjang, yang ditangkap sebelum 7 Oktober 2023, ketika perang meletus.
Kelompok itu juga mengatakan bahwa 97 tahanan seumur hidup atau jangka panjang dideportasi ke Mesir.
Amani Sarahneh dari Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan bahwa Israel telah menunda pembebasan 46 anak dan perempuan sandera yang seharusnya juga dibebaskan.
Menurut dia, Israel menunda pembebasan mereka sampai proses identifikasi terhadap jenazah sandera selesai.
Hingga Rabu malam, Hamas telah membebaskan 33 warga Israel, termasuk delapan jenazah, dalam fase pertama gencatan senjata selama 42 hari yang berakhir akhir pekan ini.
Ini dengan imbalan lebih dari 1.100 tahanan Palestina berdasarkan fase pertama kesepakatan Gaza.
Menurut Israel, masih ada 59 warganya yang disandera di Gaza, 20 orang di antaranya diperkirakan masih hidup.
Mereka diharapkan bisa dibebaskan pada tahap kedua gencatan senjata, yang mengharuskan Israel menarik seluruh pasukannya dan mengakhiri perang secara permanen.
Gencatan senjata tahap pertama yang dimulai pada 19 Januari telah menghentikan agresi militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.360 penduduk Palestina dengan mayoritas korban perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan wilayah kantong Palestina itu.