Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel menjawab ancaman Hamas terkait keselamatan sandera dengan melakukan serangan besar-besaran pada Senin, 11 Desember 2023. Israel mengebom kota utama Gaza selatan pada Senin setelah Hamas memperingatkan tidak ada sandera Israel yang akan meninggalkan wilayah itu hidup-hidup kecuali tuntutan pembebasan tahanan dipenuhi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Israel menyerang kota Khan Yunis, sementara militan Jihad Islam mengatakan telah meledakkan sebuah rumah di mana tentara Israel sedang mencari terowongan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentara Israel melaporkan tembakan roket di Gaza pada Senin. Pertempuran sengit telah terjadi pada hari Minggu di sekitar Kota Gaza dan Khan Yunis.
Hamas pada hari Minggu memperingatkan bahwa Israel tidak akan menerima “tahanan mereka hidup-hidup tanpa pertukaran dan negosiasi serta memenuhi tuntutan perlawanan”.
Israel mengatakan masih ada 137 sandera di Gaza, sementara para aktivis mengatakan sekitar 7.000 warga Palestina berada di penjara Israel.
Pengeboman dan bentrokan hebat selama berbulan-bulan telah menyebabkan sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran, dengan sebagian besar rumah sakit tidak lagi berfungsi dan hampir dua juta orang mengungsi.
Rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza yang dibom luluh lantak. Sebanyak 30.000 orang berlindung di tengah reruntuhan setelah pasukan Israel menggerebek fasilitas medis tersebut bulan lalu.
“Hidup kami seperti di neraka, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada tepung, tidak ada roti, tidak ada obat untuk anak-anak yang semuanya sakit,” kata Mohammed Daloul, 38, yang melarikan diri ke sana bersama istri dan tiga anaknya.
PBB memperkirakan 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah. Sekitar setengah dari mereka adalah anak-anak.
CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan editor: Pemilu Hong Kong 'Khusus Patriot', Hanya Diikuti 27 Persen Pemilih