Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Tarik Staf Diplomatik dari Turki setelah Disebut Penjajah oleh Erdogan

Israel menarik kembali staf diplomatiknya dari Turki setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengutuk pengeboman brutal di Gaza

29 Oktober 2023 | 11.30 WIB

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Perbesar
Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Sabtu mengatakan pihaknya menarik kembali staf diplomatiknya dari Turki setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan mengutuk pengeboman brutal di Gaza yang menewaskan lebih dari 8.000 warga Palestina, hampir separuhnya adalah anak-anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Keputusan tersebut memberikan pukulan telak terhadap upaya baru kedua pihak untuk memulihkan hubungan politik dan ekonomi setelah satu dekade membeku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Israel dan Turki – negara berpenduduk mayoritas Muslim yang membentuk benteng pertahanan NATO di Timur Tengah – baru saja setuju untuk mengangkat kembali duta besar mereka tahun lalu.

Kedua negara juga memulai kembali diskusi mengenai proyek pipa gas alam yang didukung Amerika Serikat yang dapat menjadi dasar bagi kerja sama yang lebih erat dan bertahan lama di tahun-tahun mendatang.

Kelompok pejuang Hamas melancarkan serangan mendadak pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 220 orang.

Partai Erdogan yang Islamis menggelar unjuk rasa besar-besaran di Istanbul pada Sabtu yang menurut presiden dihadiri sekitar 1,5 juta orang.

“Israel, Anda adalah penjajah,” katanya di depan bendera Turki dan Palestina yang mengibarkan lautan pendukungnya.

Dia menuduh pemerintah Israel berperilaku seperti “penjahat perang” dan berusaha “membasmi” warga Palestina.

“Tentu saja setiap negara berhak membela diri. Namun di manakah keadilan dalam kasus ini? Tidak ada keadilan – yang ada hanyalah pembantaian keji yang terjadi di Gaza.”

Israel memerintahkan pemulangan seluruh staf diplomatik dari Turki beberapa saat setelah Erdogan menyelesaikan pidatonya.

“Mengingat pernyataan serius yang datang dari Turki, saya telah memerintahkan kembalinya perwakilan diplomatik di sana untuk melakukan evaluasi ulang terhadap hubungan antara Israel dan Turki,” kata Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dalam sebuah pernyataan.

Erdogan telah menjadi pendukung internasional terkemuka terhadap hak-hak Palestina selama dua dekade pemerintahannya.

Dia mengambil tindakan yang lebih hati-hati pada hari-hari pertama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Namun menjadi jauh lebih vokal karena jumlah korban tewas yang dilaporkan akibat respons militer Israel terus bertambah.

Erdogan mengatakan pada rapat umum Sabtu bahwa Israel adalah “pion di kawasan” yang digunakan oleh negara-negara Barat untuk mencap otoritas mereka di Timur Tengah.

“Penyebab utama di balik pembantaian yang terjadi di Gaza adalah Barat,” kata Erdogan.

“Jika kita mengesampingkan beberapa suara hati nurani… pembantaian di Gaza sepenuhnya merupakan ulah Barat.”

Dan dia menuduh sekutu Israel menciptakan “suasana perang salib” yang mengadu domba umat Kristen melawan Muslim. “Dengarkan seruan kami untuk berdialog,” kata Erdogan. “Tidak ada yang rugi dalam perdamaian yang adil.”

Pidato Erdogan disampaikan sebagai tanggapan terhadap protes pro-Palestina selama berhari-hari di Istanbul dan kota-kota besar lainnya yang diorganisir oleh kelompok sayap kanan dan konservatif Islam di Turki.

AL ARABIYA

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus