Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel tidak akan menyerahkan jenazah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Gaza. Hamas mendesak jenazah mantan pemimpinnya dikembalikan selama tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan dalam negosiasi di Qatar, seperti dilansir oleh Al Arabiya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu tidak akan terjadi, titik," kata sumber pemerintah seperti dikutip oleh media Israel yang dikutip oleh Arab News.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sinwar tewas dalam pertempuran dengan pasukan Israel di Gaza pada Oktober.
Laporan itu muncul di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Israel dan Hamas kemungkinan akan melakukan gencatan senjata untuk untuk mengakhiri perang selama 15 bulan. Kesepakatan gencatan senjata dilakukan menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump minggu depan.
Para mediator dilaporkan menyerahkan draf akhir kesepakatan kepada Hamas dan Israel pada hari Senin menjelang pembicaraan lebih lanjut pada Selasa, 14 Januari 2025. Pembicaraan ini dihadiri oleh pejabat di pemerintahan Biden dan tim Trump yang baru.
Perselisihan mengenai pembebasan tahanan Palestina di Israel dan tawanan Israel yang ditahan Hamas di Gaza telah menjadi hambatan utama untuk mengakhiri perang. Israel menahan ribuan warga Palestina tanpa batas waktu sementara 94 dari 251 tawanan yang diambil oleh Hamas pada awal perang diperkirakan masih berada di Gaza.
Kelompok militan Palestina menyerahkan 105 warga sipil dan Israel membebaskan 240 tahanan. Sebagian besar yang dibebaskan adalah perempuan dan anak-anak, selama gencatan senjata singkat pada November 2023.
Berdasarkan fase pertama gencatan senjata, Hamas diharapkan membebaskan 33 warga Israel sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina. Warga Israel yang tersisa akan dibebaskan selama dua fase berikutnya, yang rinciannya masih perlu dinegosiasikan.
Israel mendorong deportasi sejumlah tahanan Palestina yang tidak diketahui, termasuk tahanan terkenal seperti Marwan Barghouti serta saudara laki-laki Sinwar, Mohammed dari Gaza, menurut Al Arabiya.
Hamas telah menuntut agar Israel membebaskan Barghouti, yang dianggap banyak orang sebagai calon pemimpin Palestina di masa depan, sebagai bagian dari kesepakatan. Israel telah sepakat memperbaiki kondisi penjara bagi tahanan Palestina. Sejak Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir menjabat, kondisi penjara Israel untuk tahanan Palestina amat buruk.