Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengungkap para pemimpin negara-negara ASEAN menyoroti konflik Myanmar dalam Konferensi KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 yang digelar pada 9-11 Oktober 2024 di Laos. Kao menyebut isu Myanmar menjadi salah satu topik yang dibahas disamping permasalahan yang terjadi di Semenanjung Korea, Ukraina, dan Timur Tengah. Dia mengatakan PBB mendorong agar ASEAN turut menyelesaikan konflik di negara yang dulu bernama Burma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"PBB menekankan perlunya koordinasi yang erat antara utusan khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar dan utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar," kata Kao saat menggelar konferensi pers di kantor ASEAN, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kao turut memuji kehadiran delegasi Myanmar dalam KTT ASEAN. "Cukup baik mengetahui Myanmar mengirimkan delegasinya ke pertemuan puncak untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun," tuturnya.
Dia berharap ASEAN bisa menjadi forum di mana pada pemimpin negara anggota dapat ikut berkontribusi dalam penyelesaian konflik sekaligus mendukung stabilitas di Myanmar. Kao juga mengatakan ASEAN mengintensifkan dialog, khususnya dengan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam membahas isu kekerasan di Myanmar. Menurut dia, penting bagi ASEAN mempromosikan dialog politik yang inklusif.
"Tentu saja Anda sudah mendengar akan ada lebih banyak keterlibatan antara utusan khusus Aung San Suu Kyi untuk Myanmar dan utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar," ucapnya.
Selain itu, Kao menyinggung soal KTT Asia Timur atau EAS yang juga menaruh perhatian pada isu-isu global, termasuk permasalahan di Myanmar. Negara-negara EAS, mengubah pandangan mengenai berbagai isu regional dan internasional yang dapat berdampak pada perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran regional.