ADA mulanya adalah pengumuman di TV. Tentang rencana pemerintah untuk menjalankan ekonomi pasar. Kata lain untuk hal itu, demikian PM Nikolai Ryzhkov, Kamis malam pekan lalu, adalah naiknya harga. Itulah kebijaksanaan Pemerintah Uni Soviet guna menanggulangi krisis ekonomi yang dialaminya kini. Segera, esok hannya toko-toko diserbu pembeli. Bagaikan air bah warga Moskow memasuki toko-toko, memborong roti gandum, dan apa saja keperluan rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga terlihat bertengkar dengan penjaga toko. Si ibu tak percaya bahwa persediaan barang di toko itu cepat habis. Sementara itu, di sebuah toko daging antrean demikian panjang, sampai -- kata wartawan Reuter -- 150 meter. "Sudah lima tahun perestroika berjalan, tapi segala makin buruk dan makin buruk saja. Pejabat-pejabat itu cuma omong dan omong," kata seorang perempuan dalam antrean itu. Tak cuma warga Moskow yang memenuhi toko-toko di ibu kota itu. Sejumlah bis penuh penumpang datang dari kota-kota sekitar Moskow, berhenti di depan toko-toko, memuntahkan penumpangnya yang lapar belanja mendadak. Ini membuat Dewan Kota Moskow mengumumkan sejak Senin pekan ini, hanya warga Moskow yang boleh berbelanja di toko-toko di Moskow. Maka, pemandangan di toko-toko Moskow di Senin ini sungguh ribut. Berkali-kali terdengar pengumuman dari Toko Makanan Nomor Empat dekat Stasiun Kiev: "Para pembeli harap menunjukkan kartu pasnya. Hanya yang punya kartu boleh belanja." Mereka yang datang dari luar Moskow berjejalan di pintu. Seorang lelaki melambai-lambaikan uang 10 rubel dari pintu dan berteriak, "Beri aku makanan." Seorang perempuan berkata dengan memelas, "Bahkan aku tak boleh membeli susu untuk anakku." Padahal ia, katanya, datang dari Odessa, 640 km dari Moskow, demi dua anaknya. Seorang perempuan warga Moskow menolongnya membelikan dua karton besar susu. Dalam suasana seperti itu ada saja yang terpanggil untuk menolong. "Ayo, siapa memerlukan kartu pasku?" teriak seorang laki-laki. "Mereka tak akan mengecek fotonya, cuma melihat kartunya." Tapi ada juga yang merasa bahwa kebijaksanaan Dewan Kota Moskow benar sepenuhnya. "Peraturan ini sudah benar. Kalian dari luar kota Moskow memborong apa saja. Kini kami bisa tenteram karena yakin bahwa masih cukup persediaan di tokot-toko," kata seorang yang mengaku mahasiswa kepada seorang lelaki dari Murmanks. Tapi si orang luar Moskow menjawab dengan sengit, "Apakah salah kami bila persediaan makanan dan kebutuhan sehari-hari tak merata di seluruh negeri? Coba, jelaskan kepada anak yang berusia dua tahun, apa arti ekonomi pasar yang direncanakan pemerintah." Sementara itu, pembelian pun dibatasi. Seorang hanya bisa membeli 300 gram mentega, setengah kilo kopi, dan dua kilo daging. "Harap diperhatikan batas pembelian. Yang membeli berlebih akan disita di tempat pembayaran," teriak penjaga toko. Ahad kemarin, di TV Moskow Presiden Gorbachev mencoba menenangkan rakyatnya. "Kuminta kalian jangan panik. Kami membutuhkan saling kepercayaan lebih dari sebelumnya. Kami akan membicarakan kembali program ini dengan sungguh-sungguh, dan mencarikan jalan keluarnya," kata Gorbachev, dalam pidatonya yang hampir 50 menit itu. Inilah jalan berbahaya, kata sejumlah ahli ekonomi Barat. Akibat ekonomi pasar bisa saja menggeser setidaknya menangguhkan -- hal yang lebih esensial, umpamanya penjualan badan usaha milik pemerintah. Program ekonomi pasar mengakibatkan kenaikan harga roti dua kali lipat sejak Juli nanti, dan harga kebutuhan lain diduga bakal naik drastis mulai tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini