Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Joe Biden serius memandang Cina sebagai kompetitor dan berniat menyiapkan tandingan atas proyek jalur sutera negeri tirai bambu itu, Belt and Road. Dikutip dari kantor berita Reuters, Joe Biden mengajak PM Inggris Boris Johnson untuk menyiapkan proyek infrastruktur yang bisa menyaingi Belt and Road Cina.
"Saya menyarankan kepadanya bahwa sebaiknya kita memiliki inisiatif yang sama dengan melibatkan negara-negara demokratis, membantu komunitas di seluruh dunia dengannya," ujar Joe Biden, Jumat, 26 Maret 2021.
Sebagaimana telah diberitakan, Belt and Road Initiative adalah proyek infrastruktur Cina yang nilainya trilyunan Dollar AS. Diluncurkan di tahun 2013 oleh Presiden Cina Xi Jinping, proyek tersebut akan membentang dari Asai Timur hingga Eropa.
Beberapa menyebutnya sebagai proyek jalur sutera modern. Alasannya, karena proyek tersebut akan memperkuat pengaruh ekonomi dan politik Cina di berbagai negara. Hal itulah yang paling dikhawatirkan Amerika jika sampai Belt and Road Initiative tidak memiliki tandingan.
Joe Biden tidak menjelaskan secara lebih detil seperti apa proyek tandingan yang ia pikirkan. Namun, ia menyatakan bakal mengumumkan rencana triliyunan Dollar AS untuk proyek infrastruktur Amerika pekan depan. Pada hari Kamis kemarin, ia punya menjanjikan investisasi besar-besaran Amerika untuk berbagai teknologi baru mulai dari quantum computing hingga kecerdasan buatan.
Sebagai catatan, kalaupun Amerika benar membuat tandingan Belt and Road Initiative, maka mereka harus menyakinkan banyak negara bahwa ada nilai lebih dari inisiatifnya. Sejauh ini, Cina lebih unggul karena banyaknya dukungan yang sudah ia kumpulkan.
Cina mengumpulkan kurang lebih 100 negara yang telah meneken kesepakatan kerjasama untuk terlibat dalam proyek Belt and Road mulai dari pembangunan jalur kereta api, pelabuhan, jalan tol, dan infrastruktur lainnya. Menurut data Refinitiv, per pertengahan 2020, kurang lebih ada 2600 proyek dengan nilai total US$3,7 Trilun di bawah bendera Belt and Road Initiative.
Tahun lalu, Cina menyatakan Belt and Road Initiative kemungkinan bakal mengalami penyesuaian karena berbagai faktor. Selain pandemi COVID-19 yang belum usai, faktor lainnya adalah sejumlah proyek yang dirasa terlalu berlebihan, memakan biaya besar, ataupun memiliki masalah wilayah kedaulatan.
Baca juga: Lolosnya UU Pengendalian Senjata di Amerika Serikat Hanya Soal Waktu
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini