Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Judi Gelap Berbuah 'Impeachment'

Oposisi Filipina menyiapkan sidang impeachment terhadap Presiden Estrada. Tuduhannya, menerima suap US$ 12 juta dari bandar judi gelap. Wapres Filipina mundur.

15 Oktober 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi rakyat jelata, dia adalah seorang pare. Seorang kawan yang begitu pemurah dan disayang. Itulah sebabnya, dia dipanggil Erap, yang merupakan kebalikan dari kata pare, sebuah panggilan sayang bagi ''kawan" dalam bahasa Tagalog. Dan sang ''pare" Joseph ''Erap" Estrada kini berada di ujung tanduk akibat gedoran partai oposisi, yang tengah berupaya menyeret sang Presiden ke sidang impeachment.

Peristiwa ini menyusul tuduhan Luis Chavit Singson, Gubernur Ilokos, dalam acara dengar pendapat di Senat, Rabu pekan lalu. Singson menuduh Estrada menerima suap lebih dari 400 juta peso dari perjudian ilegal yang disebut jueteng. Hebatnya, Singson mengaku ia sendiri yang mengantarkan uang haram US$ 12 juta untuk Estrada selama kurun waktu dua tahun. Ironisnya, kalau tuduhan itu benar, uang itu berasal dari rakyat miskin Filipina yang sangat mencintai bekas bintang film ini sehingga berhasil memberi tiket masuk ke Istana Malacanang dalam pemilu 1998. Sebuah jajak pendapat menyebut bahwa 28 persen (sebagian besar rakyat miskin) dari 21 juta penduduk Filipina penggemar berat jueteng.

Suburnya praktek judi gelap di Filipina tak lepas dari perlindungan aparat kepolisian dan pejabat pemerintah Filipina. ''Anda tak dapat menyelenggarakan jueteng tanpa perlindungan polisi, militer, dan pejabat sipil," ujar Singson. Bahkan, Kepala Kepolisian Nasional Filipina, Panfilo Lacson, mengaku bahwa kepolisian tak sepenuhnya memberantas perjudian.

Hubungan pemerintahan Estrada dengan perjudian juga bukan hal baru. Seorang pembantu senior Presiden Estrada bertemu dengan pengelola judi gelap jueteng pada awal tahun ini sebagai upaya melegalkan praktek perjudian di Filipina. Hasilnya, sebuah permainan judi yang disebut Bingo 2-Ball akan diajukan izin operasinya ke Presiden Estrada dua pekan depan. Estrada sebenarnya sudah menyetujui secara lisan permainan Bingo 2-Ball. Bahkan Ricardo Puno, juru bicara kepresidenan, menyebutkan bahwa tujuan Bingo 2-Ball adalah untuk mengenyahkan judi gelap jueteng. Bingo 2-Ball akan memberikan pemasukan bagi pemerintah sebesar 100 juta peso per bulan, dan uang judi itu akan digunakan untuk proyek sosial.

Tapi tuduhan miring sudah telanjur muncul. Kalangan oposisi berpendapat bahwa menuduh Presiden mengambil uang proteksi dari penjudi gelap adalah masalah yang sangat serius. Sebab, tak seorang pun yang waras akan membuat tuduhan tanpa bukti yang kuat. ''Tuduhan terhadap Presiden adalah sebuah kasus yang kuat tentang pelanggaran konstitusi yang patut dicela," kata Heherson Alvarez, sekjen partai oposisi Lakar-NUCD.

Survei lewat telepon oleh jaringan berita ABS-CBN menunjukkan 67 persen responden percaya bahwa Estrada melahap uang haram jueteng. Hanya 12 persen yang tidak percaya, selebihnya menyatakan bukti tidak cukup.

Opini publik yang cenderung memojokkan Estrada memberi amunisi pada partai oposisi. Sebuah resolusi pun disiapkan untuk diajukan ke DPR, yang meminta sidang impeachment. Tuduhannya, sang Presiden terlibat dalam penyuapan, korupsi, dan mengkhianati kepercayaan rakyat. Koran Filipina pun melahirkan kosa kata politik baru: Juetengate.

Begitu serius tuduhan itu, sampai membuat gusar pemerintah Amerika, yang mengirim utusan menemui pemimpin oposisi. Bahkan Kardinal Jaime Sin, pemimpin umat Katolik Filipina yang berpengaruh, tak ragu meminta Estrada mengundurkan diri. Dalam pernyataan pastoralnya, Kardinal Sin menyatakan bahwa Estrada tak lagi memiliki kuasa moral untuk memerintah Filipina dengan budaya judi di kantor kepresidenan. ''Demi kebaikan rakyat, ia (Erap) harus melepaskan jabatannya," ujar Sin.

Setelah vonis Kardinal Sin, disusul pula oleh mundurnya Wakil Presiden Gloria Macapagal Arroyo selaku Menteri Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan, departemen yang mengurusi rakyat miskin. Sikap Arroyo secara jelas merujuk pada pernyataan Kardinal Sin.

Akan halnya Estrada, ia kelihatan tenang-tenang saja. Bagi Erap, upaya impeachment terhadap dirinya tak berdasar. ''Itu propaganda busuk untuk mendiskreditkan saya. Bagi saya, sih, tak masalah, tapi tuduhan itu justru merusak citra Filipina oleh kepentingan pribadi," ujarnya sembari ngakak. Asal tahu saja, sebagian besar kursi di parlemen Filipina dikuasai oleh pendukung Estrada. Jadi, kemungkinan menyingkirkan Estrada dari Istana Malacanang melalui proses di parlemen agak sukar.

Raihul Fadjri (AFP, ABS-CBN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus