Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jufer Tersandung Raja

Seorang warga Swiss diancam hukuman penjara karena menghina raja Bhumibol. Namun, pasal penghinaan itu bisa menjadi alat untuk menekan mereka yang kritis.

19 Maret 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria asal Swiss itu gelisah dalam ruang tahanannya. Hakim akan menjatuhkan hukuman atas dirinya pada 29 Maret. Ia telah melakukan kesalahan besar: menghina Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej. Untuk itu ia diancam hukuman penjara maksimum 75 tahun.

Oliver Rudolf Jufer, 57 tahun, begitu nama lengkap pria asal Swiss itu. Peristiwa yang menyeretnya ke pengadilan berawal pada 5 Desember 2006. Waktu itu, warga Thailand sedang merayakan hari ulang tahun raja mereka dan itu adalah hari libur nasional. Dalam keadaan mabuk, Jufer menyemprotkan tinta warna hitam dan putih ke sejumlah poster Raja Bhumibol. Tentu saja, aksi corat-coret poster raja menyinggung perasaan warga Thailand, terutama aparat penegak hukum.

Ini bukanlah kasus pertama di kalangan warga asing di Thailand. Seorang pengusaha warga negara Prancis juga pernah dijerat pasal penghinaan terhadap raja. Penghinaan yang ia lakukan dalam pesawat Thai Airways saat terbang dari London ke Bangkok pada 1994. Pengusaha itu menghina dua penumpang yang ternyata keluarga kerajaan Thailand. Namun, entah mengapa, akhirnya ia dibebaskan dari tuntutan hukuman.

Sistem pemerintahan monarki di Thailand menempatkan raja sebagai manusia tanpa cacat, makhluk sempurna, sehingga undang-undang melindunginya dari segala upaya menghina, menyalahkan, atau bahkan sekadar mengkritiknya. “Konstitusi di Thailand mengatakan, raja harus dihormati dan dipuja. Tak seorang pun boleh menyalahkan atau menghina raja,” kata jaksa penuntut umum Bhanu Kwanyuen dengan suara tegas.

Hal ini tentu saja tidak masuk akal bagi orang- orang yang hidup di luar sistem pemerintahan seperti itu. Tentulah di negara asal Jufer tidak ada aturan seperti itu. Namun, jaksa penuntut mempunyai alasan lain untuk melipatgandakan kesalahannya: Jufer sudah tinggal di Thailand 10 tahun dan sudah pasti ia tahu tentang larangan menghina raja.

Kasus Jufer pun menjadi perhatian publik di luar Thailand. Bukan saja karena Jufer yang diancam hukuman penjara karena mencorat-coret potret raja. Lebih dari itu, ada ketidakpuasan dari penerapan pasal penghinaan terhadap raja akhir-akhir ini. Di Thailand sendiri, kasus ini nyaris tak mendapat perhatian, dan sejauh ini hanya satu media yang memberitakannya.

Tampaknya, kultur politik di Thailand ikut menentukan akhir kasus Jufer. Jufer sendiri seperti menyadarinya. Sebuah artikel di BBC menyebutkan, ia mendapat banyak masukan, baik dari pengacaranya maupun dari Kedutaan Besar Swiss di Bangkok untuk tak memperlihatkan kesan melawan. Dengan begitu, diharapkan pengadilan akan melunakkan keputusannya.

Kasus Jufer terjadi sebulan setelah kudeta tak berdarah di negeri itu. Perdana Menteri Thaksin Shinawatra didepak dari kursi kekuasaannya oleh para petinggi militer Thailand. Dan Raja Bhumibol tak terlihat menampik mereka. Sikap berbeda raja dalam kasus Thaksin menjadi tanda tanya di antara sebagian masyarakat yang kritis terhadap militer. Namun, siapa yang berani memperdebatkannya secara terbuka atau mengkritik rajanya?

Seperti ditulis Southeast Asian Press Alliance (SEAPA), organisasi aliansi pers di Asia Tenggara, pasal penghinaan raja ini telah disalahgunakan selama kekacauan politik berlangsung di negara itu. Misalnya, saat Thaksin dikudeta pada September tahun lalu. Kelompok oposisi membuat hasutan dengan saling menuding telah melakukan penghinaan terhadap raja.

Ironisnya, kritik terhadap penerapan yang tidak tepat dari pasal penghinaan raja juga dianggap sebagai ketidaksetiaan terhadap raja.

Maria Hasugian (The Bangkok Post, The Nation, The Star, BBC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus