Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kami tak ingin berperang

Wawancara tempo dengan wakil menteri pertahanan jepang, hirode uozumi, tentang perlunya jepang membuat ruu operasi pemeliharaan perdamaian, pe- ngiriman pasukan bela diri ke luar negeri, dll.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAKIL Menteri Pertahanan Jepang, Hirohide Uozumi, adalah salah seorang yang memahami perlunya Jepang bisa ikut dalam operasi Penjaga Perdamaian PBB. Ia terpaksa sibuk di harihari Rancangan Undangundang Operasi Pemeliharaan Perdamaian diperdebatkan di majelis tinggi maupun rendah. Berikut petikan wawancara wartawan TEMPO Seiichi Okawa dengan menteri yang pernah lima kali ke Indonesia itu untuk berscuba diving di ruang kerjanya di lantai dua Badan Pertahanan Jepang, di Tokyo. Mengapa Jepang perlu membuat RUU Operasi Pemeliharaan Perdamaian? Adalah kenyataan bahwa peranan Jepang semakin diharapkan dunia internasional. Ketika Jepang menyumbang dana sebesar US$ 13,5 milyar kepada Amerika dan sekutunya ketika Perang Teluk, dunia internasional tak mengeluarkan sepatah kata arigato pun. Baru, setelah perang usai dan Jepang mengirimkan pasukan penyapu ranjau ke Teluk Persia, banyak negara Asia Tenggara menyambut gembira. Jika Jepang dianggap hanya mau mengeluarkan uang saja, tanpa bersedia mengeluarkan keringat, kan kurang baik? Karena itulah, Jepang ingin ikut berperan langsung untuk menjaga perdamaian. Apakah pasukan bela diri Jepang akan ikut bergabung dalam tim penjaga perdamaian, misalnya ke Kamboja nanti? Kami belum berpikir sampai ke sana. Yang sudah dipikirkan, tim akan dibentuk oleh pelbagai instansi pemerintah, termasuk Badan Pertahanan Jepang. Tapi harus diingat, inisiatifnya datang dari Kementerian Luar Negeri. Tapi banyak negara Asia, terutama Asia Tenggara, mencemaskan pengiriman pasukan bela diri ini. Kami mengharap agar mereka mengerti posisi Jepang. Jepang bukan hanya ingin berbisnis, tanpa menyumbangkan tenaga di bidang lain. Ada pula yang bilang bahwa Jepang berbeda dengan bangsa lain. Hal itu tak benar sama sekali. Kami pun bisa merasakan kesedihan dan kegembiraan bangsa lain. Kami sama sekali tak ingin berperang. Jieitai itu benarbenar seperti arti harfiahnya: hanya pasukan untuk membela diri sendiri. Lihat saja, Jieitai sekarang tak dilengkapi perlengkapan militer untuk menyerang wilayah negara lain. Jepang tak punya kapal pengangkut prajurit. Pokoknya, Jepang sama sekali tak lagi mau melakukan invasi militer ke negara lain. Ini yang perlu saya tegaskan. Melihat anggaran pertahanan Jepang yang demikian besar nomor tiga di dunia bukankah kekhawatiran tadi bisa dikatakan wajar? Itu kan karena mereka tidak tahu keadaan sebenarnya. Pada kenyataannya, sekitar 40% lebih anggaran diperuntukkan bagi biaya upah dan makanan personel. Kami sedang hangat membahas bagaimana bentuk kekuatan pertahanan bisa efektif dengan anggaran yang minimum. Saya berpendapat, anggaran pertahanan harus diciutkan, dan pembelian senjata dikurangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus