Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Wajah anak haram

Awalnya pasukan bela diri dibentuk dari pasukan cadangan polisi atas ide jenderal mac arthur, akibat jepang kalah pada perang dunia ii. kini jadi nomor dua di dunia setelah as. di jepang ia kurang populer.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGAPA Jietai atau pasukan bela diri? Bukannya Guntai atau angkatan bersenjata? Dalam konstitusi Jepang tahun 1946 disebutkan, untuk menjaga perdamaian dunia, Jepang "tidak memiliki angkatan darat, laut, udara, dan pasukan perang yang lain". Itulah akibat Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Tapi pada tahun 1950, ketika banyak tentara Sekutu dikirim ke Perang Korea, terpaksa Jenderal MacArthur meminta Perdana Menteri Shigeru Yoshida untuk membentuk pasukan cadangan polisi. Sebanyak 75.000 anggota Keisatsu Yobitai itulah cikal bakal pasukan bela diri Jepang kini. Dalam waktu empat tahun polisi cadangan itu berkembang menjadi pasukan keamanan, dan kemudian dilengkapi pasukan laut dan udara, dan disebut Jietai. Kini, dengan dukungan 260 ribu personel dan perlengkapan serta persenjataan modern, sebenarnya sulit untuk tak menerjemahkan Jietai sebagai angkatan bersenjata dalam pengertian yang lazim. Lihat saja yang dimiliki Jietai yang bernaung di bawah Boeicho, Badan Pertahanan Jepang ini. Misalnya, ada lebih dari seribu tank dan 6.500 senjata artileri. Lalu 170 kapal perang, termasuk 14 kapal selam. Di udara, Jietai memiliki lebih dari 330 pesawat tempur mulai jenis F4 sampai ke F15, plus 500 helikopter canggih yang dilengkapi peralatan antitank dan pelbagai peluru kendali, serta 8 pesawat pemantau musuh jarak jauh berjenis E2C. Tak hanya itu. Jepang yang unggul di bidang elektronik itu juga mengembangkan peralatan militernya. Dengan dukungan dana 114 milyar yen, Pusat Penelitian Teknologi Pertahanan Jepang kini tengah mengembangkan helikopter canggih antikapal selam. Bekerja sama dengan pemerintah AS, Jepang juga membuat pesawat tempur yang sanggup merintangi gelombang radio dengan teknologi mutakhir. Singkat kata, dinilai dari kecanggihan dan jumlahnya, kekuatan Jietai bisa dibilang kedua di dunia setalah AS, dan setelah Uni Soviet pecah. Tapi di Jepang sendiri anggota Jietai yang disebut Jiekan alias tentara tak populer. Malah, kaum militer Jepang dianggap sebagai warga kelas dua dan diejek sebagai "anak haram". Dalam masa damai kini mereka dianggap "pemakan pajak rakyat yang boros". Dengan citra seperti itu, generasi muda Jepang memang jarang yang tertarik menjadi Jiekan. Maka, untuk lebih menarik minat kaum muda, Badan Pertahanan Jepang sampaisampai membangun pusat rekreasi lengkap dengan kolam renang dan sauna di kamp militernya. Nama tentara Jepang di mata bangsanya sendiri memang sungguh tak populer, sehingga hampirhampir tak ada warga Jepang yang mengenal panglima pasukan bela diri Jepang bernama Makoto Sakuma, perwira tinggi yang membawahkan pasukan militer terbesar kedua di dunia setelah AS itu. SO (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus