Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Korban yugo

Wawancara tempo dengan vjekoslav koprivnjak, dubes yugoslavia untuk ri tentang niatnya tinggal sementara di indonesia karena pecahnya yu- goslavia, tentang presiden slobodan, disintegrasi, dll.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEMELUT di Yugoslavia sampai juga ke Jakarta. Belum terlihat tandatanda Vjekoslav Koprivnjak akan meninggalkan rumah dinasnya yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Ahad lalu. Meskipun pada Senin pekan ini, secara resmi ia tak lagi menjadi Duta Besar Republik Federal Sosialis Yugoslavia untuk Republik Indonesia. Soalnya, lelaki kelahiran Karlovac, Kroasia, berusia 46 tahun ini berniat menetap di Indonesia untuk sementara waktu. Berikut wawancara wartawan TEMPO Didi Prambadi dengan duta besar yang menolak pulang itu: Bagaimana sampai Anda tak kembali ke Yugoslavia? Tak ada pilihan lain. Sebenarnya ada tawaran dari pihak departemen luar negeri di Beograd untuk kembali ke sana. Tapi, sebagai warga Kroasia, saya tak bisa kembali ke sana, karena Kroasia sudah memisahkan diri dari Yugoslavia. Saya memilih tinggal di Indonesia, selain saya suka dengan negeri ini, saya belum pernah menetap di negara lain mana pun. Setelah bertugas enam bulan di departemen luar negeri Yugoslavia, saya langsung ditugaskan ke Indonesia untuk selama dua setengah tahun. Berapa banyak warga Kroasia bernasib seperti Anda ini? Sulit memperkirakan berapa banyak warga Kroasia di Beograd, karena sudah 70 tahun menjadi ibu kota Yugoslavia. Selama itu pula, warga Kroasia sudah menetap di sana, menjadi pegawai negeri, dan berasimilasi dengan etnis Serbia. Kirakira komunitas Kroasia mencapai 200.000 jiwa. Setelah perang saudara berkecamuk, tentu saja ada yang kembali ke Zagreb, ada pula yang masih bertahan di Beograd, atau malah mengungsi ke negara lain. Bagaimana pendapat Anda tentang Presiden Slobodan Milosevic? Memang, ia bisa dibilang penyebab terjadinya perpecahan di Yugoslavia. Dan tindakannya untuk menyerbu ke Sarajevo, ibu kota Bosnia, merupakan hal yang patut disesalkan. Namun, harus diingat pula keterlibatan para pemimpin republik lain. Mereka semua adalah tukang mimpi. Mereka bermimpi tentang kejayaan zaman kerajaan masingmasing di masa lalu. Bila salah satu dari mereka merasa besar, yang lain pun demikian, sehingga perang saudara tak terelakkan. Setelah mendapat berbagai tekanan dari luar, mungkin Slobodan Milosevic mengundurkan diri atau terguling. Namun, apakah hal itu lantas menyelesaikan perang saudara dan semua masalah di Yugoslavia? Belum tentu. Jadi, hal terbaik bagi Yugo seperti apa? Pendapat saya, sebaiknya Yugoslavia terdiri dari beberapa republik seperti sekarang ini, karena hal itu sesuai dengan salah satu konstitusi Yugoslavia, yang menjunjung tinggi kemerdekaan atau keinginan rakyat untuk memisahkan diri dan membentuk sebuah negara. Meski demikian, saya juga berpandangan bahwa untuk beberapa hal Yugoslavia juga harus bersatu. Soalnya, penduduk sudah bercampur baur, sangat sulit mendirikan sebuah negara berdasarkan etnis. Orang Kroasia harus kembali ke Zagreb, atau orang Serbia kembali ke Beograd, dan republik lainnya kembali ke daerah masingmasing. Ini pekerjaan yang tak mudah. Belum lagi soal tapal batas sebuah republik. Apa yang akan Anda lakukan selama menetap di Indonesia? Saya sendiri masih menjajaki kemungkinan untuk menjadi konsultan bidang apa pun bagi para pengusaha Indonesia yang berminat melakukan hubungan kerja sama dengan Yugoslavia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus