Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kapal Pengangkut Minyak Karam, Mauritius Waswas Lingkungan Tercemar

Perdana Menteri Mauritius memperingatkan pihaknya harus mempersiapkan kemungkinan terburuk atau karamnya kapal pembawa minyak asal Jepang.

11 Agustus 2020 | 15.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah kapal asal Jepang pembawa minyak karam dan minyak yang diangkutnya bocor mencemari ekosistem Samudera India. Sumber: Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapal asal Jepang yang kandas di area Mauritius dua pekan lalu sudah berhenti menyebarkan kebocoran minyak ke Samudera India, namun begitu Mauritius masih harus mempersiapkan kemungkinan terburuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perdana Menteri Mauritius, Pravind Jugnauth, pada Senin malam, 10 Agustus 2020, mengatakan kebocoran minyak dari kapal pembawa minyak yang karam karena rusak, sudah berhenti mengeluarkan minyak. Akan tetapi, masih ada 2 ribu ton minyak dalam kapal itu, yang tanknya tidak rusak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mauritius adalah sebuah negara bekas jajahan Prancis yang terletak di wilayah Afrika.

Sebuah kapal asal Jepang pembawa minyak karam dan minyak yang diangkutnya bocor mencemari ekosistem Samudera India. Sumber: Reuters

Para ahli konservasi alam mengatakan mereka mulai menemukan ikan-ikan mati serta hewan laut lainnya berlumuran minyak. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran adanya sebuah bencana ekologi kendati sudah dilakukan operasi pembersihan besar-besaran, termasuk membuat ledakan dari daun dan rambut manusia. 

“Tim penyelamat telah mengobservasi beberapa kebocoran di lambung kapal, yang artinya kita sedang menghadapi situasi serius. Kita harus mempersiapkan kemungkinan terburuk. Jelas pada beberapa poin, kapal ini akan belah,” kata Jugnauth dalam sebuah pidatonya di televisi, seperti dikutip dari uk.reuters.com. 

Perdana Menteri Jugnauth sudah mendeklarasikan darurat nasional. Prancis dan Jepang sudah mengirimkan bantuan ke lokasi musibah terjadi. Kelompok Greenpeace mengatakan kebocoran minyak di kapal Jepang pembawa minyak yang karam ini, bisa menjadi sebuah krisis ekologi besar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus