Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana Anda melihat sosok Presiden Arroyo? Saya tidak ingat saat pertama kali bertemu (dengan Arroyo), tapi saya mengenal keluarganya sejak itu. Dia sangat menyadari bahwa pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang diinginkan rakyat. Dia mengetahui, reformasi yang sungguh-sungguh dan konkret (khususnya dalam ekonomi) dibutuhkan. Saya tidak ingin membebaninya dengan harapan yang terlalu banyak. Saya bersama sebagian besar rakyat hanya ingin dia menetapkan arah yang benar untuk negeri ini. Itu sudah cukup. Rakyat Filipina membutuhkan kesungguhan dan transparansi. Ini juga harapan rakyat terhadap pemerintahan yang baru. Saya percaya dia dapat memimpin negeri ini lebih baik. Saya percaya dia mampu menghindari kesalahan masa lalu. Bagaimana penilaian Anda terhadap pemerintahan Estrada? Jelas tidak adil menyatakan bahwa pemerintahan lama (Estrada) tidak membawa kebaikan untuk rakyat. Mungkin ya, tapi masih jauh di bawah harapan rakyat. Ini betul-betul disayangkan. (Mantan) Presiden Estrada memiliki karisma yang tak dimiliki oleh pemimpin lain sebelumnya. Dia dapat menggunakan kelebihannya untuk melakukan reformasi. Tapi, seba-liknya, dia menggunakannya untuk keuntungan pribadi. Dan lebih celaka lagi, rakyat miskin, yang begitu mengidolakannya, tidak sadar bahwa mereka ditindas dan dikorbankan oleh sistem yang sangat bersifat patronase. Sebetulnya bagaimana peran gereja bagi rakyat Filipina? Masyarakat Filipina terdiri dari sektor dan institusi yang berbeda. Sayangnya, beberapa institusi gagal memenuhi harapan rakyat. Beberapa sektor mengkhianati kepercayaan publik. Lainnya hanya mengejar kepentingan pribadi. Berdasarkan sejarah dan pengalaman, hanya Gereja Katolik-lah yang dipercaya dan teguh menuntun rakyat. Saya tak ragu mengatakan bahwa gereja di Filipina kembali menjadi benteng terakhir pembelaan terhadap rakyat. EDSA 1 dan 2 membuktikan hal ini. Sepanjang kehadiran gereja, tak ada institusi yang dapat merintangi kebaikan bersama. Tampaknya peran gereja sangat besar dalam proses perubahan politik di Filipina. Komentar Anda? Gereja secara sederhana mengisi peranan dan misinya dalam institusi masyarakat. Adapun jika muncul kebutuhan bagi gereja untuk memimpin aksi karena sebab khusus, terutama ketika yang lain gagal, gereja harus melakukannya. Apa yang telah terjadi di Filipina kan tidak hanya masalah politik, tapi juga masalah moral, antara benar dan salah, baik dan jahat. Gereja tidak dapat bersikap acuh tak acuh dan netral. Ketentuan moralitas yang harus diambil gereja adalah bersikap dan menunjukkan kepada rakyat posisi yang tepat. Transisi dan revolusi terjadi tanpa pengorbanan nyawa manusia dan harta benda. Bagi sebagian orang, kekerasan tidak dapat dihindarkan dan penyelesaian secara damai sepertinya mustahil. Tapi, tidak bagi kami orang Filipina. Kedamaian adalah anugerah kami dan pusaka bagi dunia. Keterlibatan gereja dalam beberapa kali krisis politik kan sama saja Jadi, gereja bermain dalam politik. Benarkah? Saya selalu mengatakan kepada rakyat bahwa setelah melakukan bagian kita, kita harus membiarkan Tuhan menyelesaikan sisanya. Bukan saya yang memutuskan siapa yang akan memimpin di masa depan. Itu tugas Tuhan. Saya tidak menginginkan kekuasaan politik atau kejayaan sebagaimana kritik orang luar. Gereja tidak bermimpi menggantikan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo