Presiden Gloria Macapagal-Arroyo mulai menghadapi hari-hari awalnya sebagai presiden dengan gosip kudeta terhadap dirinya dan kemunculan dramatis Estrada. Pendukung Estrada berencana merecoki legalitas kepemimpinan Arroyo.
Di bawah juntaian lampu kristal di Istana Malacanang, Presiden Gloria Macapagal-Arroyo menghadapi pertanyaan tujuh wartawan asing—di antaranya Majalah TEMPO—dengan ucapan yang tegas. Hari itu, dia membuka pertemuan tersebut dengan sebuah pernyataan bahwa dirinya adalah presiden Filipina yang sah. "Adalah Ketua Mahkamah Agung yang menyatakan adanya kevakuman dalam posisi presiden Filipina. Saya disumpah sesuai dengan undang-undang," tuturnya dengan nada tegas.
Sang ibu tiga anak ini tampak gusar dengan kejutan di tengah minggu itu. Rabu pekan silam, mantan presiden Estrada tiba-tiba saja muncul ke tengah publik bagai sebuah antiklimaks dalam film-film yang pernah dibintanginya. Estrada tampil di depan umum untuk pertama kali setelah sebelas hari ia meninggalkan Malacanang lewat pintu belakang. Ratusan pendukung yang mengelu-elukannya dalam pertemuan Partai Partindong Masang Pilipino di San Juan. "Saya masih presiden terpilih," ujar Estrada.
Menurut Estrada, klaim Arroyo sebagai orang nomor satu di Filipina menunjukkan saat ini sedang terjadi krisis demokrasi konstitusional. Dia tetap menganggap Arroyo adalah penjabat presiden pada saat dia menyatakan dirinya sedang tidak sanggup melaksanakan tugas kepresidenan. Estrada mengaku dia menyingkir dari Istana Malacanang semata-mata untuk menghindarkan pertumpahan darah. Kini Estrada muncul kembali untuk menyatakan bahwa kemampuannya menjalankan tugas selaku presiden sudah pulih. "Saya tidak pernah mengundurkan diri. Saya masih kuat dan saya tidak akan meninggalkan rakyat Filipina," kata Estrada.
Kemunculan Estrada yang dramatis bak adegan di opera sabun itu membuat Gloria Macapagal-Arroyo gusar. Bahkan Arroyo tampak mulai percaya terhadap rumor tentang akan ada kudeta oleh faksi militer yang tidak puas, untuk mengembalikan Estrada ke kursi presiden. Arroyo menyebutnya sebuah rencana jahat. Meski petinggi militer Filipina selalu membantah sinyalemen rencana sekelompok militer untuk menggoyang Presiden Arroyo, ibu tiga anak ini mulai menganggap serius ancaman kudeta, sehingga dia merasa perlu menegaskan tekadnya untuk mempertahankan kursi kepresidenannya. "Jika dipaksa, saya memiliki sumpah jabatan untuk melindungi dan membela konstitusi di atas segalanya. Saya akan menghancurkanmu," ujar Arroyo sembari memperingatkan agar berpikir dua kali untuk menggoyang pemerintahannya. Menjawab pertanyaan Ramon Lobo dari El Pais, Arroyo menekankan, "Saya baru saja makan siang dengan Pangab Jenderal Anglo Reyes, yang mengatakan tak pernah angkatan bersenjata Filipina sekompak sekarang. Mereka bangga dengan tindakannya dan mereka membentengi konstitusi dan Mahkamah Agung.
Kegusaran Arroyo sebenarnya cukup beralasan. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Social Weather Station pada 27 Januari lalu menunjukkan 53 persen dari 300 responden di Metro Manila yang dapat menerima Arroyo sebagai pengganti Estrada. Artinya, dukungan rakyat terhadap Arroyo sebenarnya masih jauh dari bulat. Apalagi sebenarnya masih ada komplikasi konstitusional dalam jabatan Arroyo kini. Meskipun Ketua Mahkamah Agung sudah mengambil sumpahnya sebagai presiden, nyatanya Estrada sebagai presiden memang belum pernah dinyatakan bersalah dalam peradilan impeachment. Ia juga tak pernah menyatakan mengundurkan diri selaku presiden, sehingga tak mengherankan jika sang mantan bintang film meributkan kelemahan legalitas Arroyo sebagai presiden. Kelemahan inilah yang sekarang sedang dibidik pendukung Estrada dengan menyiapkan petisi agar Mahkamah Agung menyatakan pengambilan sumpah terhadap Arroyo selaku presiden adalah suksesi yang ilegal. Tapi Arroyo tetap bersikeras bahwa jabatan presiden yang disandangnya sekarang adalah berdasarkan konstitusi.
Selain itu, Arroyo menghadapi tuntutan kuat untuk segera membereskan kondisi ekonomi Filipina yang compang-camping akibat krisis politik empat bulan belakangan ini. Tak aneh jika Arroyo bertekad melakukan reformasi ekonomi. "Kami butuh mengimplementasikan program ekonomi kami di atas segalanya," katanya. Arroyo memaparkan rencana pemulihan ekonominya yang akan memanfaatkan arus modal untuk mengembangkan teknologi informasi dan telekomunikasi, modernisasi sektor pertanian, dan pengembangan standar moral dalam administrasi pemerintahan.
Hal yang terakhir inilah yang sangat memprihatinkan di jajaran birokrasi di Filipina, sehingga menimbulkan penyakit kronis yang banyak menggerogoti anggaran pemerintah, yakni praktek korupsi dan perkoncoan.
Gita W. Laksmini dari TEMPO mempertanyakan kesungguhan Arroyo menangani masalah korupsi dan kroniisme di jajaran birokrasi dalam sebuah wawancara selama 40 menit, yang disediakan untuk tujuh jurnalis asing (TEMPO, Financial Times, El Pais, Washington Times, Dow Jones Newswires, The New Straits Times Sdn Berhad, The Asian Wall Street Journal). Arroyo, 53 tahun, yang mengenakan gaun kuning muda bermotif kotak-kotak, didampingi Menteri Keuangan Alberto Romulo, Guillermo M. Luz dari Makati Business Club, Menteri Kehakiman Hernando Perez, dan Menteri Muda Noel Cabrera. Berikut adalah petikannya atas pertanyaan yang diutarakan TEMPO.
Korupsi dan kroniisme sudah berakar dalam birokrasi Filipina. Bagaimana Anda menyelesaikan masalah itu?
Kami harus menggunakan hukum tanpa rasa takut atau tanpa mengistimewakan (siapa pun), dan itu bagian dari hal yang baru saja kami diskusikan satu jam yang lalu. Kami harus mengimplementasikan konstitusi.
Apakah Anda akan melakukan perubahan radikal dalam sistem birokrasi?
Oh, ya. Kami harus mereformasi birokrasi. Dan kami sangat berterima kasih kepada Makati Business Club bahwa mereka telah memajukan basisnya (reformasi birokrasi) untuk kami jadikan rencana program antikorupsi. Mereka mengadakan survei tentang korupsi di Filipina, dan mereka memberikan informasi itu ke kami. Itu informasi yang sangat bagus sebagai basis program antikorupsi kami.
Saat berada dalam pemerintahan Estrada, Anda dikenal sebagai orang yang agak pasif dalam hal pemberantasan korupsi dan perkoncoan….
Hm, lihatlah surveinya. Departemen manakah yang dulu dianggap paling jujur? Departemen yang saya pimpin. Ha-ha-ha….
People power adalah fenomena yang sangat khas Filipina. Bagaimana Anda melihat people power dalam konteks yang lebih luas, semisal dalam konteks ASEAN? Apakah ada semacam kontribusi?
Oh, jelas itu sebuah kontribusi. Ketika menjadi presiden karena people power pada akhir abad lalu, Nyonya Aquino disebut sebagai satu dari 100 orang yang paling berpengaruh pada abad ke-20. Dia menjadi tokoh yang dianggap sebagai model dari sebuah revolusi damai atau sebuah transisi damai dengan dukungan people power.
Apakah Anda juga mencoba melakukan hal yang sama, menjadi orang yang paling berpengaruh?
Tidak, tidak. Saya tidak mencoba melakukannya. Itu begitu saja terjadi.
Bagaimana perasaan Anda terhadap Estrada secara pribadi?
Well, sebagai pribadi, dia adalah seorang pribadi yang menarik. Tapi, sayangnya, sayangnya…, pemerintahan yang baik, setidaknya, bukan merupakan keinginannya. Dan mungkin dia juga memiliki suatu… (Arroyo menghentikan kalimatnya sejenak untuk mencari kata yang tepat selama beberapa detik) suatu kecintaan yang luar biasa terhadap kemewahan dan kesenangan. Saya kira demikianlah Estrada, menurut saya.
Tentang pernyataan Anda, "Saya akan menghancurkanmu", apa yang akan Anda terapkan sebagai tindakan konkret?
Mereka akan dihukum
Laporan Gita W. Laksmini (Manila)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini