Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kebobolan lagi

Polisi jepang berhasil mengungkapkan kasus pencurian data teknik di perusahaan tokyo aircraft instrument (tai), yang melibat seorang diplomat soviet. toshiba minta maaf, ditiga harian ternama as.

1 Agustus 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BELUM lagi kasus Toshiba mereda, Jepang kembali diguncang skandal agen-agen Kremlin. Keichicho (Badan Polisi Metropolitan Tokyo) Senin pekan lalu mengungkapkan kasus pencurian data teknik di perusahaan Tokyo Aircraft Instrument (TAI), yang melibat seorang diplomat Kremlin. Bekas manajer bagian ekspor TAI, Minoru Shimizu, 55 tahun, dituduh mencuri dokumen dari perusahaannya, yang kemudian dijual kepada Yurii Pokrovsky wakil ketua perwakilan perdagangan Uni Soviet di Tokyo. Berarti Jepang sudah tiga kali kebobolan, dan kesemuanya melibat Moskow. Pertama kasus Toshiba April silam, yang kedua, penjualan TO (Technical Order) tentang pesawat AU AS di pangkalan Yokota, Mei lalu, dan terakhir kasus Shimizu ini. Keichicho telah memanggil Pokrovsky untuk didengar keterangannya. Namun, kedubes Soviet tak menggubris, bahkan balik menuduh Jepang melakukan kampanye anti Kremlin. Tokyo Jumat pekan lalu secara resmi melancarkan protes terhadap Moskow atas skandal pencurian dan mata-mata. Dari penyelidikan terhadap Shimizu, terungkap pemberian informasi secara rutin sejak April 1986 hingga awal Juli ini. Tampaknya, Kremlin menggunakan taktik kuno untuk menjerat Shimizu, insinyur teknik lulusan Universitas Nihon itu. "Saya perlu biaya untuk mengembalikan utang dan pengobatan ibu saya," kata Shimizu kepada harian Yomiuri Shimbun. Selama ini ayah tiga anak tersebut telah mengantungi 10 juta yen (sekitar Rp 110 juta). Konon, Uni Soviet mengincar informasi tentang berbagai jenis pesawat milik pasukan AS dan Jieitai (pasukan bela diri Jepang). TAI -- salah satu pemasok peralatan pertahanan untuk Boeicho (Badan Pertahanan Jepang) -- terkenal sebagai penemu teknologi tercanggih untuk pesawat tempur masa depan. Yakni apa yang secara teknis disebut CCV (Control Configured Vehicle) yang memungkinkan pesawat berbelok tanpa memiringkan badan, dan mampu menukik atau mendongakkan hidungnya tanpa mengubah ketinggian pesawat (TEMPO, 9 Mei 1987). Menurut Boeicho, dokumen teknologi canggih CCV belum sempat pindah tangan ke agen Moskow. Kabarnya, Shimizu baru memasok, antara lain, dokumen tentang Flight Management System (sistem penggunaan komputer untuk menghitung penerbangan berdasarkan kalkulasi ketinggian dan kekuatan mesin) dan berbagai dokumen tentang pesawat komersial masa depan. Walaupun tak ditahan -- karena polisi menganggap dia tak mungkin melarikan diri -- Shimizu akan segera digiring ke meja hijau dan diancam hukuman maksimal 10 tahun penjara. Bersamaan dengan penyelidikan terhadap kasus Shimizu, pihak keamanan juga sedang mengusut seorang warga Jepang di Pulau Hokaido, Jepang Utara, dengan tuduhan hampir serupa: menjual info keadaan pantai di Jepang kepada Moskow, dengan imbalan diizinkan menangkap ikan di perairan Uni Soviet. Semakin gencarnya upaya mata-mata Kremlin di Jepang membuat ngeri pemerintah Tokyo, yang kini menyebut negerinya sebagai "surga bagi spion asing". LDP, partai yang berkuasa di Jepang, pun merencanakan UU pencegahan spionase. Namun, pihak oposisi memprotes RUU itu, karena khawatir akan disalahgunakan pemerintah untuk mengontrol pers. Sementara itu, untuk meredakan kemarahan Kongres dan masyarakat AS, Toshiba Corp., Senin pekan lalu memasang iklan permintaan maaf di tiga harian ternama AS The Washington Post, The Neq York Times, dan Wall Street Journal. Tapi tampaknya upaya mengambil hati yang dilakukan Toshiba tak begitu berhasil. Hanya dua hari setelah iklan minta maaf itu Kongres AS secara aklamasi menyetujui peraturan yang melarang Pentagon membeli produk Toshiba -- belanja militer AS kepada Toshiba mencapai US$ 23 juta. Farida Sendjaja, Laporan Seiichi Okawa (Tokyo) & kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus