Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tokyo memperingatkan tentang insiden dugaan profiling rasial non-pribumi oleh polisi Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jepang adalah negara yang sebagian besar secara etnis homogen di mana beberapa orang menyamakan lebih banyak imigran dengan peningkatan kejahatan, meskipun tenaga kerja asing semakin dibutuhkan untuk menebus populasi yang menurun dan menua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kedutaan Besar AS telah menerima laporan tentang orang asing yang dihentikan dan digeledah oleh polisi Jepang dalam dugaan insiden profiling rasial. Beberapa ditahan, diinterogasi, dan digeledah," kata kedutaan AS dalam unggahan di akun Twitter, Senin, 6 Desember 2021.
"Warga AS harus membawa bukti imigrasi dan memberitahu konsuler jika ditahan."
Tweet itu adalah langkah yang tidak biasa dari Amerika Serikat, sekutu utama Jepang.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS mengatakan kedutaan tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditambahkan ke tweet tersebut, dan Badan Kepolisian Nasional Jepang belum bisa dimintai konfirmasi
Ditanya tentang peringatan kedutaan AS, juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno hanya mengatakan bahwa polisi menanyai orang-orang yang mencurigakan berdasarkan berbagai faktor tetapi keputusan itu tidak didasarkan pada etnis atau kebangsaan seseorang.
Seminggu yang lalu, Jepang menutup perbatasannya untuk semua orang asing yang bukan penduduk dalam salah satu tindakan global terkuat yang diambil untuk mencegah penyebaran varian Omicron dari virus corona.
Naomi Kawahara, pendiri kelompok advokasi Japan for Black Lives, mengatakan kecurigaan rasial oleh polisi Jepang bukanlah hal baru, terutama bagi orang asing atau orang kulit berwarna dari ras campuran.
"Saya memiliki seorang teman yang diinterogasi oleh polisi lebih dari 30 kali dalam enam tahun dia tinggal di sini," katanya kepada Reuters tentang temannya keturunan Afro-Amerika, yang meninggalkan Jepang beberapa tahun lalu. "Kadang-kadang di depan rumahnya, saat dia hendak berjalan-jalan dengan anjingnya."