GEBRAKAN PM Menachem Begin kali ini sungguh mengagetkan dunia.
Ia mendadak mengajukan rancangan UU bagi pencaplokan wilayah
Dataran Tinggi Golan. Dan di luar kebiasaan, dalam tempo 15 jam
rancangan yang diajukan Begin itu langsun disetujui Knesset.
Ini pertama kalinya dalam sejarah Israel sebuah RUU berhasil
disetujui segera, meskipun Partai Buruh yang beroposisi
menentang rencana pencaplokan itu.
Begin muncul dengan ide pencaplokan ini di saat ia masih
terbaring di rumah sakit. Kakinya patah, namun tak bisa ia
tenang. Terutama sejak Suriah memasang rudal SAM di Lembah
Bekaa. Dan di suatu pagi ia memanggil sidang kabinet. Hari (14
Desember) itujuga Knesset bersidang.
Begin menghadiri sidang itu dengan menggunakan kursi roda. Dari
semula sudah yakin ia bahwa RUU itu akan diterima Knesset.
Soalnya Maret lalu, RUU itu sudah pernah diajukan tapi ditolak
Begin.
Dan dengan UU yang menetapkan wilayah Golan itu berada di bawah
hukum dan kekuasaan Israel, reaksi pertama tentu saja datang
dari Suriah. Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Suriah yang
diduduki Israel sejak perang Arab-lsrael 1967.
"Jawaban terbaik terhadap tindakan Israel itu adalah dengan
pedang," kata Mayjen Mustafa Tlass, Menteri Pertahanan Suriah.
Tapi Begin yang gemar menggunakan kitab suci sebagai pembenaran
tindakannya mampu berkilah. "Golan adalah bagian dari tanah
Israel yang diserahkan kepada Suriah melalui arbitrasi Prancis
dan Inggris setelah Perang Dunia I," kata Begin.
Namun terkesan dari pidato Begin di depan Knesset itu suatu rasa
was-was terhadap sikap Suriah. Sehari sebelumnya, Presiden
Suriah Hafez Assad mengumandangkan sikap yang tak akan pernah
berdamai dengan Israel. "Suriah tak akan pernah mengakui Israel
walau 100 tahun mendatang," kata Assad. Bahkan Menlu Abdul Halim
Khadarn telah menasihati negara-negara Arab agar menunggu hingga
Israel lemah secara militer. "Setelah itu baru kiu akan
bertindak," kata Menlu Suriah itu.
Pernyataan serupa inilah yang membuat Begin risau. "Coba
bayangkan kita harus menunggu sampai negara Arab yang dipimpin
Suriah menghancurkan bangsa kita," ujar egin. Ia juga tak lupa
menceritakan pengalaman rakyat Israel ang berdiam di dekat
perbatasan sebeium Golan diduduki. "Dulu, anak-anak kita
berbulan-bulan harus berdiam di lubang perlindungan, tanpa
melihat matahari," kata Begin. Konon waktu itu meriam Suriah
sering menembaki wilayah Israel.
Tapi sikap bangsa Arab yang berdiam di Golan jadi soal. Selama
ini mereka berada di bawah pemerintahan militer. Di daerah yang
luasnya 733 km persegi itu berdiam sekitar 15.000 orang Arab dan
7.000 orang Yahudi. Sejak 1967 orang Yahudi yang berpindah ke
wilayah iN mendirikan 31 area pemukiman. Maka itu ketika
diumumkannya pencaplokan wilayah itu, ribuan orang Yahudi
berpesta pora menyambutnya.
Namun bagi sebagian besar orang Arab, tindakan Israel ini
betul-betul menyakitkan. "Ini adalah hari hitam buat kami," kata
Sheik Mahmoud Hassan Safadi, seorang pemuka masyarakat di Majdal
Shams. Dan serentak dengan pengumuman berlakunya UU itu, puluhan
toko milik orang Arab ditutup sebagai tanda protes. "Tindakan
Israel ini bagaikan pengumuman perang terhadap Suriah," kata
seorang pemuda Arab.
Sementara itu banyak juga orang Arab yang senang dengan
keputusan pencaplokan itu. Salman Abu Salah, misalnya. "Sesudah
dikuasai Israel, kehidupan di sini jauh lebih baik. Apalagi
sekarang kami menyatu sepenuhnya," kata Abil Salah. Sebagian
besar orang Arab di Golan adalah penganut agama Iruze. "Semasa
Suriah berkuasa mereka menghadapi orang Druze dengan kejam,
bahkan karena soal kecil kami bisa digantung," tambahnya.
Dengan perpindahan kekuasaan dari militer ke sipil di Golan,
timbul persoalan. Selama ini demonstrasi tidak diperbolehkan
sama sekali. Dan demonstrasi pertama berlangsung menentang
keputusan pencaplokan itu. Hal ini tentu saja membuat polisi
setempat kewalahan. Apalagi para demonstran punya alasan
"Sekarang daerah ini kan bagian dari Israel, tentu kami bisa
melakukan apa yang dilakukan orang-orang di Tel Aviv." Namun
polisi mampu juga berkilah "Di Tel Aviv, mereka juga harus punya
izin kalau mau berdemonstrasi."
Yang jelas reaksi dunia kali ini cukup keras terhadap aksi
Israel. Dewan Keamanan PBB dalam resolusinya, 17 Desember,
menuntut agar Israel mencabut kembali keputusannya yang
mencaplok wilayah Dataran Tinggi Golan. Dan Israel diberi batas
waktu sampai 5 Januari 1982 untuk melaksanakannya. Kalau tidak,
DK PBB akan mengadakan pertemuan untuk mengambil tindakan yang
pantas terhadap Israel.
Mesir, sekutu Israel dalam perjanjian Camp David, ternyata juga
berang melihat tindakan Begin. Menlu Mesir Kamal Hasan Ali
mengatakan bahwa tindakan Israel itu melanggar perjanjian Camp
David. Sementara itu juru bicara Organisasi Pembebasan Palestina
(PLO) mengatakan bahwa pencaplokan ini mendorong terbukanya
perang di kawasan Timur Tengah.
Bagaimar apun kerasnya reaksi dunia, Israel mungkin tahu persis
bahwa tak satu kekuatan pun yang berani menindaknya. Berbagai
resolusi PBB yang mengecam Israel selama ini nyaris tak berguna.
Karena di saat tindakan akan diambil, AS tentu akan membelanya.
Sebuah contoh yang amat jelas ialah ketika Israel mengumumkan
perluasan wilayahnya hingga Yerusalem Timur. Atau ketika Israel
mengebom reaktor Nuklir Irak, 7 Juni. Sebuah tanungan buat PBB,
paling tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini