LANGIT di atas Polandia, Juli 1980, mulai kelabu. Pemerintah
mengumumkan kenaikan harga daging -- menjadi dua kali lipat.
Keputusan itu menimbulkan gelombang pemogokan di seluruh negeri.
Sikap protes -- yang disulut kaum pekerja galangan kapal Lenin
di Gdansk, di pantai Baltik--menjalar sampai ke pusat tambang
batubara di Silesia, Katowice.
Sekretaris Partai Persatuan Pekerja Polandia (P4) Edward Gierek
pergi ke Moskow dan menemui Presiden Leonid Brezhnev. Ia
dinasihati agar bisa mencapai kompromi dengan pemogok.
Agustus: Ekonomi Polandia lumpuh. Sekitar 17.000 buruh galangan
kapal Lenin berhenti lagi bekerja. Pemogokan kali ini bukan
semata karena kenaikan harga dan soal upah. Tapi mereka menuntut
pula kebebasan berserikat dan hak mogok.
Pemerintah tampak terpukul. Wakil PM Miecyzyslaw Jagielski
memberitahu kaum pekerja bahwa ia siap merundingkan ke-21
tuntutan buruh seperti kebebasan berpendapat, hak membentuk
serikat buruh merdeka, dan kesempatan menggunakan media gereja
Katolik.
Kompromi tercapai. Mogok diakhiri seusai Jagielski dan pemimpin
pemogokan Lech Walesa menandatangani dokumen--terkenal dengan
nama Persetujuan Gdansk. Gerakar buruh bebas Solidaritas lahir.
"Kompromi macam begini bisa merontokkan sistem komunis," tulis
media resmi Soviet, Pravda. Sementara itu PM Edward Babiuch
digantikan oleh Jozef Pinkowski.
September: Komite Sentral mengganti pimpinan P4. Gierek turun
-alasannya terserang penyakit jantung. Dan Stanislaw Kania naik
menggantikan Gierek. Situasi di Polandia tetap saja gawat.
Oktober: Solidaritas diakui secara resmi di distrik Warsawa.
Meski begitu, dalam keputusan pengadilan disebutkan bahwa
Solidaritas mengakui P4 sebagai pimpinan tertinggi. Kalau hal
itu tidak dicabut, kata Walesa, ia akan memerintahkan pemogokan.
Solidaritas menang lagi. Dan Walesa, anak tukang kayu dari Popow
itu, menjadi orang kuat ketiga di Polandia, sesudah Kania dan
Pinkowski. Walesa didukung oleh 10 juta dari 17 juta buruh
Polandia.
Desember: Pemerintah, lantaran krisis ekonomi, tak mau
menerapkan sistem lima hari kerja dalam seminggu sebagaimana
dituntut kaum pekerja. Maka pemerintah telah melanggar
Persetujuan Gdansk, kata Solidaritas. Kemudian Natal tiba dalam
suasana prihatin--bahan makanan dicatut.
Januari 1981: Mogok lagi. Kaum pekerja menuntut agar Sabtu
dijadikan hari libur. Dan Solidaritas memboikot pekerjaan di
hari Sabtu.
Februari: PM Pinkowski mengundurkan diri. Komite Sentral P4
menunjuk Wojciech Jaruzelski, seorang militer didikan Soviet,
sebaai pengganti.
Brezhnev di depan Kongres Partai Komunis Uni Soviet (PKUS)
mengecam kejadian di Polandia. "Sendi negara sosialis di
Polandia sedang guncang," kata Brezhnev.
Maret: Solidaritas memprotes perlakuan kasar alat negara
terhadap aktivis mereka di Bydgoszcs. Tokoh (lokal) Solidaritas
dipukul polisi. Mogok akhirnya tak dapat dihindari.
Kaum pekerja kembali lagi ke pabrik dan tambang setelah wakil
pemerintah berjanji pada Walesa bahwa perlakuan buruk itu tidak
akan terulang lagi.
Sementara itu Barat makin cemas. Ada kemungkinan campur tangan
Soviet di Polandia. Pemerintahan Ronald Reagan memperingatkan
bahwa intervensi Soviet ke Polandia akan mempengaruhi hubungan
Timur dan Barat.
April: Pemerintah mengeluarkan Undang-undang rasionalisasi harga
daging. Toh rakyat masih antre.
Pimpinan Cabang P4 menuntut agar diadakan perubahan mendasar di
tubuh partai. Terutama dalam hal memecat pemimpin. Sejak
Solidaritas muncul banyak pemimpin P4 yang terguling baik di
tingkat nasionai maupun daerah.
Sementara itu petani mulai pula menuntut hak yang sama seperti
Solidaritas. Pemerintah ternyata tak kuasa membendung tuntutan
itu. Maka lahirlah perkumpulan petani swasta yang mandiri --
organisasi petani merdeka pereama di negara blok Soviet.
Dan Uni Soviet mulai menakut-nakuti Polandia. Latihan perang
Pakta Warsawa, dikenal dengan nama sandi Soyuz 81, diadakan di
perbatasan Polandia, di Laut Baltik.
Mei: Suhu politik sedikit reda. Tak ada pemogokan. Tapi Polandia
kehilangan Kardinal Stefan Wyszynski, 79 tahun, pemimpin umat
Katolik yang disegani pemerintah. Wyszynsku, pembela
Solidaritas, digantikan oleh Uskup Agung Jozef Glemp.
Juni: Komite Sentral PKUS dengan surat menegur Pemerintah
Polandia supaya bertindak lebih tegas terhadap kaum
kontrarevolusi, Solidaritas.
Harian Glos Pracy, media resmi serikat buruh, melaporkan sekitar
500 narapidana di penjara Wolow mogok makan. Mereka menuntut
perbaikan makanan. Juga 80 orang hukuman yang bekerja di tambang
tembaga di Jelenia Gora menolak keluar dari lubang penambangan
sampai tuntutan mereka dipenuhi. Mereka ingin diperlakukan sama
dengan anggota Solidaritas.
Juli: P4 mengadakan kongres luar biasa dan memilih kembali Kania
sebagai pimpinan partai. Tapi Kremlin sebetulnya menginginkan
Jaruzelski yang naik. Jaruzelski menolak.
Biaya hidup di Polandia naik 55%. Termasuk untuk keperluan
penyediaan pangan bagi rakyat, utang Polandia kepada Barat sudah
mencapai US$ 27 milyar.
Agustus: Percetakan menolak melayani keperluan pemerintah selama
dua hari. Mereka mencetak untuk Solidaritas yang menuntut
kesempatan menggunakan media massa.
Presiden Reagan menyarnpaikan pesan kepada Soviet:
Roses are red
Violets are blue
Stay out of El Salvador
And Poland, too.
September: Solidaritas menyeleng garakan kongres pertama di
Gdansk. Temanya: Membangun Poland ia Seperti Mimpi Kita. Walesa
terpilih lagi sebagai ketua. Dan Wakil PM Mieczyslaw Rakowski
menuduh Solidaritas "mengobarkan perang" dalam rezim sekarang.
Oktober: Kania terguling dari kursi Sekretaris P4. Ia digantikan
oleh Jaruzelski. Solidaritas mogok lagi sebagai protes
berkurangnya bahan makanan. Di Wroclaw terjadi bentrokan antara
polisi dan demonstran.
Jaruzelski, yang juga menteri pertahanan, mulai menerjunkan
tentara ke kota-kota kecil untuk mengatasi keributan lokal.
Tak hanya bahan makanan yang menipis. Rokok pun sudah termasuk
daftar catu.
November: Mahasiswa yang selama ini diam ikut pula melancarkan
mogok. Dari berbagai perguruan tinggi, mereka menuntut pembaruan
akademi.
Jaruzelski memerintahkan supaya segala pemogokan dan tindakan
anarki segera diakhiri. "Negeri kita sudah di tepi jurang,"
katanya.
Desember: Polisi antihuru-hara diturunkan untuk mengakhiri aksi
duduk kadet Akademi Pemadam Kebakaran di Warsawa. Aksi
berlangsung selama delapan hari. Sementara itu Solidaritas
cabang Warsawa mengumumkan rencana pemogokan massal, 17
Desember. Tapi tak keburu. Jaruzelski, empat hari menjelang
Solidaritas beraksi, meng umumkan Keadaan Darurat di seluruh
Polandia. Banyak tokoh buruh yang ditangkapi termasuk Walesa.
Kini militer terlihat di mana-mana. Bahkan juga di layar
televisi -- sebagai penyiar. Pokoknya, Natal 1981 merupakan
Natal Hitam bagi umat Katolik Polandia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini