Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dari gdansk ke natal hitam

Kenaikan harga daging menimbulkan pemogokan dan demonstrasi, dimulai dari 6 danks ke seluruh negeri polandia. peristiwa itu berlangsung dari juli 80 sampai desember.

26 Desember 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LANGIT di atas Polandia, Juli 1980, mulai kelabu. Pemerintah mengumumkan kenaikan harga daging -- menjadi dua kali lipat. Keputusan itu menimbulkan gelombang pemogokan di seluruh negeri. Sikap protes -- yang disulut kaum pekerja galangan kapal Lenin di Gdansk, di pantai Baltik--menjalar sampai ke pusat tambang batubara di Silesia, Katowice. Sekretaris Partai Persatuan Pekerja Polandia (P4) Edward Gierek pergi ke Moskow dan menemui Presiden Leonid Brezhnev. Ia dinasihati agar bisa mencapai kompromi dengan pemogok. Agustus: Ekonomi Polandia lumpuh. Sekitar 17.000 buruh galangan kapal Lenin berhenti lagi bekerja. Pemogokan kali ini bukan semata karena kenaikan harga dan soal upah. Tapi mereka menuntut pula kebebasan berserikat dan hak mogok. Pemerintah tampak terpukul. Wakil PM Miecyzyslaw Jagielski memberitahu kaum pekerja bahwa ia siap merundingkan ke-21 tuntutan buruh seperti kebebasan berpendapat, hak membentuk serikat buruh merdeka, dan kesempatan menggunakan media gereja Katolik. Kompromi tercapai. Mogok diakhiri seusai Jagielski dan pemimpin pemogokan Lech Walesa menandatangani dokumen--terkenal dengan nama Persetujuan Gdansk. Gerakar buruh bebas Solidaritas lahir. "Kompromi macam begini bisa merontokkan sistem komunis," tulis media resmi Soviet, Pravda. Sementara itu PM Edward Babiuch digantikan oleh Jozef Pinkowski. September: Komite Sentral mengganti pimpinan P4. Gierek turun -alasannya terserang penyakit jantung. Dan Stanislaw Kania naik menggantikan Gierek. Situasi di Polandia tetap saja gawat. Oktober: Solidaritas diakui secara resmi di distrik Warsawa. Meski begitu, dalam keputusan pengadilan disebutkan bahwa Solidaritas mengakui P4 sebagai pimpinan tertinggi. Kalau hal itu tidak dicabut, kata Walesa, ia akan memerintahkan pemogokan. Solidaritas menang lagi. Dan Walesa, anak tukang kayu dari Popow itu, menjadi orang kuat ketiga di Polandia, sesudah Kania dan Pinkowski. Walesa didukung oleh 10 juta dari 17 juta buruh Polandia. Desember: Pemerintah, lantaran krisis ekonomi, tak mau menerapkan sistem lima hari kerja dalam seminggu sebagaimana dituntut kaum pekerja. Maka pemerintah telah melanggar Persetujuan Gdansk, kata Solidaritas. Kemudian Natal tiba dalam suasana prihatin--bahan makanan dicatut. Januari 1981: Mogok lagi. Kaum pekerja menuntut agar Sabtu dijadikan hari libur. Dan Solidaritas memboikot pekerjaan di hari Sabtu. Februari: PM Pinkowski mengundurkan diri. Komite Sentral P4 menunjuk Wojciech Jaruzelski, seorang militer didikan Soviet, sebaai pengganti. Brezhnev di depan Kongres Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) mengecam kejadian di Polandia. "Sendi negara sosialis di Polandia sedang guncang," kata Brezhnev. Maret: Solidaritas memprotes perlakuan kasar alat negara terhadap aktivis mereka di Bydgoszcs. Tokoh (lokal) Solidaritas dipukul polisi. Mogok akhirnya tak dapat dihindari. Kaum pekerja kembali lagi ke pabrik dan tambang setelah wakil pemerintah berjanji pada Walesa bahwa perlakuan buruk itu tidak akan terulang lagi. Sementara itu Barat makin cemas. Ada kemungkinan campur tangan Soviet di Polandia. Pemerintahan Ronald Reagan memperingatkan bahwa intervensi Soviet ke Polandia akan mempengaruhi hubungan Timur dan Barat. April: Pemerintah mengeluarkan Undang-undang rasionalisasi harga daging. Toh rakyat masih antre. Pimpinan Cabang P4 menuntut agar diadakan perubahan mendasar di tubuh partai. Terutama dalam hal memecat pemimpin. Sejak Solidaritas muncul banyak pemimpin P4 yang terguling baik di tingkat nasionai maupun daerah. Sementara itu petani mulai pula menuntut hak yang sama seperti Solidaritas. Pemerintah ternyata tak kuasa membendung tuntutan itu. Maka lahirlah perkumpulan petani swasta yang mandiri -- organisasi petani merdeka pereama di negara blok Soviet. Dan Uni Soviet mulai menakut-nakuti Polandia. Latihan perang Pakta Warsawa, dikenal dengan nama sandi Soyuz 81, diadakan di perbatasan Polandia, di Laut Baltik. Mei: Suhu politik sedikit reda. Tak ada pemogokan. Tapi Polandia kehilangan Kardinal Stefan Wyszynski, 79 tahun, pemimpin umat Katolik yang disegani pemerintah. Wyszynsku, pembela Solidaritas, digantikan oleh Uskup Agung Jozef Glemp. Juni: Komite Sentral PKUS dengan surat menegur Pemerintah Polandia supaya bertindak lebih tegas terhadap kaum kontrarevolusi, Solidaritas. Harian Glos Pracy, media resmi serikat buruh, melaporkan sekitar 500 narapidana di penjara Wolow mogok makan. Mereka menuntut perbaikan makanan. Juga 80 orang hukuman yang bekerja di tambang tembaga di Jelenia Gora menolak keluar dari lubang penambangan sampai tuntutan mereka dipenuhi. Mereka ingin diperlakukan sama dengan anggota Solidaritas. Juli: P4 mengadakan kongres luar biasa dan memilih kembali Kania sebagai pimpinan partai. Tapi Kremlin sebetulnya menginginkan Jaruzelski yang naik. Jaruzelski menolak. Biaya hidup di Polandia naik 55%. Termasuk untuk keperluan penyediaan pangan bagi rakyat, utang Polandia kepada Barat sudah mencapai US$ 27 milyar. Agustus: Percetakan menolak melayani keperluan pemerintah selama dua hari. Mereka mencetak untuk Solidaritas yang menuntut kesempatan menggunakan media massa. Presiden Reagan menyarnpaikan pesan kepada Soviet: Roses are red Violets are blue Stay out of El Salvador And Poland, too. September: Solidaritas menyeleng garakan kongres pertama di Gdansk. Temanya: Membangun Poland ia Seperti Mimpi Kita. Walesa terpilih lagi sebagai ketua. Dan Wakil PM Mieczyslaw Rakowski menuduh Solidaritas "mengobarkan perang" dalam rezim sekarang. Oktober: Kania terguling dari kursi Sekretaris P4. Ia digantikan oleh Jaruzelski. Solidaritas mogok lagi sebagai protes berkurangnya bahan makanan. Di Wroclaw terjadi bentrokan antara polisi dan demonstran. Jaruzelski, yang juga menteri pertahanan, mulai menerjunkan tentara ke kota-kota kecil untuk mengatasi keributan lokal. Tak hanya bahan makanan yang menipis. Rokok pun sudah termasuk daftar catu. November: Mahasiswa yang selama ini diam ikut pula melancarkan mogok. Dari berbagai perguruan tinggi, mereka menuntut pembaruan akademi. Jaruzelski memerintahkan supaya segala pemogokan dan tindakan anarki segera diakhiri. "Negeri kita sudah di tepi jurang," katanya. Desember: Polisi antihuru-hara diturunkan untuk mengakhiri aksi duduk kadet Akademi Pemadam Kebakaran di Warsawa. Aksi berlangsung selama delapan hari. Sementara itu Solidaritas cabang Warsawa mengumumkan rencana pemogokan massal, 17 Desember. Tapi tak keburu. Jaruzelski, empat hari menjelang Solidaritas beraksi, meng umumkan Keadaan Darurat di seluruh Polandia. Banyak tokoh buruh yang ditangkapi termasuk Walesa. Kini militer terlihat di mana-mana. Bahkan juga di layar televisi -- sebagai penyiar. Pokoknya, Natal 1981 merupakan Natal Hitam bagi umat Katolik Polandia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus