SEBUAH kejutan dua pekan sebelum Pertemuan Informal Jakarta. Pangeran Norodom Sihanouk membatalkan kunjunganya ke Jepang dan ASEAN, termasuk Jakarta, Senin pekan ini. Ia merencanakan "mengungsi" ke Paris. Tapi bukan itu yang membuat sejumlah pengamat ASEAN kaget. Melainkan, pernyataan Sihanouk sehari sebelumnya yang menyatakan mengundurkan diri dari Ketua Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja. "Karena hal yang amat serius, yang tak bisa saya uraikan, saya mengundurkan diri dari Pemerintah Koalisi," demikian antara lain bunyi pernyataan bertanggal 10 Juli itu. Segera, para pengamat politik ASEAN ribut. Banyak yang menduga hal ini bakal mempengaruhi jalannya Pertemuan Informal Jakarta di Bogor, Senin, dua pekan lagi. Soalnya, Sihanouk dianggap penting kehadirannya, guna mencari jalan memecahkan sengketa empat kelompok kekuatan di Kamboja kini. Dikhawatirkan, bila ini berarti Sihanouk tak akan hadir dalam pertemuan, bisa-bisa Pertemuan Jakarta tak mencapai sasaran. Menurut seorang pengamat di Bangkok, pengunduran diri Sihanouk karena ada desakan dari suatu pihak. Tapi ini dari satu segi menguntungkan: dengan demikian kini Sihanouk terlepas dari pengaruh Beijing. Adapun soal kehadirannya di Pertemuan Jakarta, menurut Menlu Indonesia Ali Alatas, undangan untuk pertemuan bukan pribadi sifatnya, melainkan undangan untuk empat kelompok di Kamboja. "Tak jadi soal siapa yang akan mewakili Pemerintah Koalisi Kamboja," kata Alatas, yang tak ingin mengambil kesimpulan spekulatif atas pengundurdirian Sihanouk dari Pemerintah Koalisi Demokratik itu. Seorang diplomat Barat di Bangkok mengatakan, ada kemungkinan tindakan Sihanouk karena ia merasa tak banyak yang bakal diperolehnya dari Pertemuan Jakarta. Namun, ini bukan pernyataan Sihanouk, kini 65 tahun, yang pertama bahwa ia mengundurkan diri dari Pemerintah Koalisi Demokratik. Tahun lalu ia pun berbuat serupa, karena pasukannya sering diserang oleh pasukan Khmer Merah, yang sebenarnya juga anggota Pemerintah Koalisi. Tapi kali ini memang pernyataan Sihanouk dianggap serius. Istri dan kedua anaknya sendiri kaget, tak menduga tindakan suami dan ayah mereka. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan pernyataan Sihanouk beberapa hari lalu, tentang Khmer Merah? Ketika itu Sihanouk menceritakan pertemuannya dengan Khieu Samphan dari kelompok Khmer Merah. Katanya, kalau perlu Khmer Merah bersedia membubarkan diri, demi bersatunya kelompok-kelompok di Kamboja. Adapun tentang kehadirannya di Pertemuan Jakarta, menurut Roland Eng, juru bicara kantor perwakilan Sihanouk di Bangkok, ia kemungkinan besar akan hadir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini