Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kelaparan di sarajevo

Selain bom dan roket, ada musuh baru, yakni bahaya kelaparan, yang menghadang ibu kota bosnia.

20 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUJAN bom masih diderita BosniaHercegovina sampai pekan ini. Gencatan senjata tak ada artinya, meski paling tidak sudah 15 kali diteken antara Serbia dan masyarakat muslim Bosnia, sejak pecah perang antaretnis di Sarajevo, ibu kota BosniaHercegovina April lalu hingga pekan ini. Dan bahaya baru yang tak kurang dahsyatnya mengancam 200.000 warga Sarajevo, kota yang terkepung itu, yang semula berpenduduk 600.000. Tokotoko tutup, listrik dan air minum mati. "Makanan harus segera dihabiskan, karena kulkas kami mati. Listik tidak ada," jerit penduduk di manamana. Lebih celaka lagi ulah pasukan Serbia sudah cenderung menjadi liar. Dua pekan lalu, menurut mingguan Inggris The Guardian Weekly, iringiringan bus PBB yang membawa makanan bayi dan susu dicegat pasukan Serbia, ditembaki, dan sebagian makanan dijarah. Seorang sopir bus tewas. Lebih celaka lagi, hubungan Sarajevo dengan daerah di luarnya, apalagi dengan wilayah lain dan luar negeri, sulit. Sebuah bom dikabarkan menghantam bangunan utama gedung telekomunikasi di ibu kota itu. Yang kini membawa harapan, di Serbia sendiri muncul demonstrasi antikekerasan, dan protes terhadap kebijaksanaan Presiden Slobodan Milosevic. Tampaknya, warga Serbia makin sadar setelah sanksi PBB ternyata mempunyai dampak, sampai keikutsertaan Yugoslavia dalam Piala Eropa dibatalkan. Ini memberi harapan pasukan PBB, usul mereka untuk membuka kembali bandara Sarajevo, untuk mengedrop bantuan pangan dan obatobatan. Jenderal Lewis Mackenzie, komandan penjaga keamanan PBB, telah bertemu Jenderal Ratko Mladic, komandan tentara Serbia di Sarajevo. Mereka berbicara seputar akan dibukanya bandara demi amannya pengiriman bantuan kemanusiaan. Dan untuk kesekian kalinya, ada janji dari Serbia tentang gencatan senjata dari Beograd. Hal itu disuarakan oleh petinggi Serbia Rudovan Karadzic dalam sebuah konperensi pers Jumat pekan lalu. Karadzic juga mengirimkan telegram ke Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali tentang gencatan senjata itu. Sepintas, konperensi oleh Karadzic mengisyaratkan bahwa ada kekuasaan lain selain di tangan Presiden Slobodan Milosevic yang makin banyak mendapat protes itu. Masalahnya, bagaimana pasukan PBB bisa mengontrol perang di Sarajevo. Menurut kesaksian Zoran Pajic, seorang ahli hukum yang tinggal di Sarajevo, warga Bosnia sudah diambang putus asa yang fatal. Ancaman kelaparan telah membuat mereka sangat nekat. Mereka, tutur Pajic kepada The Guardian Weekly, melawan tanktank Serbia dengan tangan kosong. Ini lebih sebagai suatu bunuh diri masal daripada perlawanan, kata ahli hukum itu. "Keadaan yang sungguh sudah tak bisa dipikul lagi," tambah Pajic. Tampaknya, laporan Pajic bisa dipercaya karena ia tak berpihak. Ayahnya adalah seorang Serbia. Sejauh ini korban tercatat di BosniaHercegovina sudah lebih dari 5.500 orang, sebagian besar adalah warga muslim Bosnia. Dan lebih dari sejuta orang kehilangan tempat tinggal, yang hancur oleh roketroket Serbia. Seandainya upaya PBB pekan ini gagal, korban tentu akan bertambah besar. Upaya itu adalah mengamankan bandara Sarajevo dan jalan utama dari bandara ke wilayah pertokoan. Bila rencana itu berhasil, PBB bisa mengedrop 1.300 pasukan seperti direncanakan untuk mengawasi gencatan senjata. Pasukan itu akan diambilkan dari 14.000 tentara perdamaian PBB yang kini bermarkas di Kroasia. Sri Indrayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus