"MILIK kami masih sebuah dunia yang bercabangcabang. Dunia yang dibatasi oleh temboktembok ketololan, kebencian, dan ketakutan, dunia yang terpisah oleh perbedaan suku, agama, ideologi, atau pendapat. " Itulah suara dari sebuah rumah di Yangoon, ibu kota Myanmar, rumah yang di dalamnya penghuninya berstatus tahanan rumah. Itulah pesan "Damai dan Pengertian" dari Aung San Suu Kyi, yang dibacakan oleh Alexander Aris, 18 tahun, anak sulungnya, di Castillo de Ampuritas, Spanyol, Sabtu pekan lalu. Sebuah acara penyambutan api olimpiade yang dibawa dari Yunani, yang dipersiapkan untuk pesta olahraga dunia yang akan dibuka di Barcelona, Spanyol, 25 Juli nanti. Beberapa bulan lalu, Michael Aris, suami Suu Kyi, dihubungi oleh Komite Organisasi Olimpiade dari Spanyol. Tuan rumah penyelenggara Olimpiade Barcelona ini secara khusus meminta agar Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian tahun lalu, mau memberikan pesan khusus kepada dunia lewat pesta olahraga dunia itu. Tampaknya, pemimpin partai oposisi Myanmar itu menerima tawaran tersebut, meski ia terkurung sebagai tahanan rumah. Dan kemudian diketahui, pada pekan lalu itu, Suu Kyi menyusun pidatonya dengan tulisan tangan. Tampaknya, mesin ketiknya pun disita oleh penguasa. Dari suara Suu Kyi pekan lalu itulah, dunia tahu bahwa Suu Kyi tetap bergeming. Ia tetap menolak berkompromi, kecuali untuk tegaknya demokrasi di negerinya. Ia juga tetap menolak tawaran bebas tapi ia harus keluar dari Myanmar. Tiga tahun sudah, dan entah untuk berapa lama lagi, ia menjadi tahanan rumah. Belum lama ini penguasa Myanmar menggariskan, selama Suu Kyi masih dianggap berbahaya, maksudnya bisa menyulut demonstrasi, ia tak bakal dibebaskan. Dan Suu Kyi menjadi satu bukti lagi bahwa orang bisa dikurung, dibungkam. Tapi suara nuraninya akan tetap bergema dan ada yang mendengarkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini