Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Yordania buka suara menyusul ramainya pemberitaan mengenai kebocoran dokumen keuangan atau yang populer disebut Pandora Papers. Dalam dokumen itu, nama Raja Abdullah II dari Yordania disebut menghabiskan uang lebih dari USD 100 juta (Rp 1,4 triliun) untuk membeli barang kebutuhan rumah-rumah mewahnya di Inggris dan Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerajaan Yordania mengatakan sudah bukan rahasia lagi kalau Raja Abdullah II punya sejumlah properti di luar negeri. Hanya saja informasi mengenai ini tidak diungkapkan karena alasan privacy dan keamanan.
“Sudah bukan rahasia lagi kalau Yang Mulia punya beberapa apartemen dan tempat tinggal di Amerika Serikat dan Inggris. Ini bukan hal yang tidak biasa atau tidak pantas,” demikian keterangan Kerajaan Yordania.
Raja Yordania Abdullah II. AP/Jordan Royal Palace, Yousef Allan
Dalam dokumen keuangan Pandora Papers yang dibocorkan pada Minggu, 3 Oktober 2021, Raja Abdullah II yang dikenal sekutu dekat Amerika Serikat, disebut punya rumah mewah di Inggris dan Negeri Abang Sam. Reuters belum bisa memverfikasi secara independen file-file dalam dokumen tersebut.
Kerajaan Yordania dalam keterangan mengatakan Raja Abdullah II membeli properti – properti tersebut dengan uang pribadinya, bukan uang negara atau uang dari perbendaharaan negara. Raja Yordania menggunakan properti – propertinya ketika kunjungan kenegaraan atau kadang-kadang untuk kunjungan pribadi.
“Properti-properti tersebut tidak dipublikasi dengan alasan keamanan dan privacy, bukan karena ingin merahasiakan atau menyembunyikannya seperti diklaim sejumlah laporan. Kebijakan untuk tetap menjaga privacy adalah penting bagi seorang kepala negara seperti posisi Yang Mulia ini,” demikian keterangan Kerajaan Yordania yang ditulis dalam bahasa Inggris.
Sumber: Reuters