Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ketua Panitia Olimpiade Tokyo Resmi Mundur Karena Komentar Seksisnya

Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori, akhirnya resmi mundur usai didesak selama beberapa hari terakhir.

12 Februari 2021 | 14.15 WIB

Presiden Tokyo Olympic and Paralympic Games Organizing Committee (TOGOC) Yoshiro Mori berbicara kepada media setelah konferensi video dengan Presiden IOC Thomas Bach di markas TOGOC di Tokyo, Jepang 28 Januari 2021. [Takashi Aoyama / Pool via REUTERS]
Perbesar
Presiden Tokyo Olympic and Paralympic Games Organizing Committee (TOGOC) Yoshiro Mori berbicara kepada media setelah konferensi video dengan Presiden IOC Thomas Bach di markas TOGOC di Tokyo, Jepang 28 Januari 2021. [Takashi Aoyama / Pool via REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori, akhirnya resmi mundur. Beberapa hari terakhir, ia dalam tekanan gara-gara ucapannya beberapa hari lalu soal perempuan terlalu cerewet sehingga bisa mengganggu jalannya rapat Olimpiade.

"Ucapan saya yang tak pantas telah menimbulkan kekacauan. Saya memutuskan untuk mundur sebagai Presiden (Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo) efektif hari ini," ujarnya dalam rapat besar di Dewan Olimpiade Tokyo, Jumat, 12 Februari 2021.

Sebelum terlibat dalam penyelenggaraan Olimpiade Tokyo, Mori sempat menjadi PM Jepang. Ia mengabdi di pemerintahan pusat dari tahun 2000 hingga 2001, hanya satu tahun.

Selama satu tahun itu, ia dikenal sebagai figur yang kontroversial, tidak banyak berbeda dibanding sekarang. Ia beberapa kali membuat pernyataan yang menimbulkan kecaman dari berbagai pihak. Salah satu contohnya adalah ketika ia menyebut Jepang sebagai negara para dewa yang berpusat pada sang kaisar.

Pernyataan itu disampaikan Mori tak lama setelah dilantik menjadi PM Jepang. Dalam waktu singkat, hal itu menimbulkan kecaman. Konstitusi Jepang secara jelas mengatur pemisahan antara unsur agama dan politik. Pernyataan Mori dianggap melanggarnya.

Ketua Komite Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori melambaikan tangan dalam seremoni penerimaan api olimpiade di pangkalan udara Matsushima, Jepang, 20 Maret 2020. REUTERS/Issei Kato

Contoh lain, saat kampanye pemilu, ia meminta swing voter yang tidak ingin memilihnya untuk tidur saja di hari pemilihan. Maksud dia, agar tidak ada siapapun diuntungkan oleh swing voter. Pernyataan itu jadi senjata makan tuan di mana pengaruh Partai Demokratik Liberal, yang mendukungnya, perlahan menurun.

Terakhir, menjelang akhir masa pemerintahannya, Mori dikecam karena lanjut bermain golf saat kapal Jepang ditenggelamkan kapal selam Amerika. Ia dianggap tidak tanggap bencana dan mementingkan ego pribadi.

Komentar seksis Mori soal perempuan terlalu banyak bicara dan menjengkelkan sejalan dengan gaya-gaya kontroversialnya selama ini.

"Ketika kalian menambah jumlah eksekutif perempuan, jika waktu berbicara mereka tidak dibatasi, mereka akan sulit berhenti dan itu menjengkelkan," ujarnya pekan lalu.

Mori meminta maaf tak lama setelah pernyataan itu dikecam. Ia mengaku kena semprot istri, anak, dan cucu perempuannya. Ia kemudian membela diri dengan berkata, "saya jarang berbicara dengan perempuan".

Apa rencana Yoshiro Mori setelah mundur dari komite penyelenggara Olimpiade Tokyo belum diketahui. Namun, ia diketahui terlibat dalam berbagai organisasi olahraga.

Baca juga: Komite Olimpiade Internasional Tegur Ketua Olimpiade Tokyo Soal Komen Seksisnya

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus