Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ankara – Pembicaraan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Raja Salman dari Arab Saudi menjadi perhatian publik terkait tewasnya kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Kasus Tewasnya Jamal Khashoggi Belum Terungkap, Ini Puja Puji MBS
Khashoggi, 60 tahun, tewas di kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018 saat sedang mengurus dokumen yang menyatakan dia telah menceraikan istri pertamanya. Ini karena Khashoggi bakal menikah dengan tunangannya Hatice Cengiz, yang merupakan seorang gadis Turki.
Berikut ini beberapa pernyataan dari Erdogan dan Raja Salman, seperti dikutip dari Aljazeera dan Anadolu, mengenai kasus tewasnya jurnalis senior ini, yang dikenal kritis terhadap kebijakan pemerintah Arab Saudi:
Baca:
::: Erdogan
- “Kami bertekad tidak akan membiarkan upaya menutup-nutupi kasus ini dan akan memastikan semua yang bertanggung jawab, baik yang memberi perintah hingga yang melaksankannnya, tidak akan bisa menghindari proses pengadilan,” kata Erdogan saat berpidato di Ankara, Turki, pada Rabu, 24 Oktober 2018.
- “Kami akan terus membagikan bukti-bukti baru secara transparan dengan mitra-mitra kami untuk menerangi sisi gelap dari pembunuhan ini,” kata Erdogan pada acara yang sama sambil menambahkan ada orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan keputusannya untuk membagikan bukti-bukti pembunuhan kolumnis kawakan itu.
Jamal Khashoggi dan Hatice Cengiz. [habersev.com]
- “Konvensi Wina melarang pembunuhan kejam seperti itu,” kata Erdogan sambil menegaskan pembunuhan Khashoggi merupakan pembunuhan politik terencana. Dia mengatakan ini dalam pidato pada acara Partai Keadilan dan Pembangunan di parlemen Turki pada 23 Oktober 2018.
- “Sangat penting investigasi ini dilakukan oleh Komite netral dan adil,” kata Erdogan. “Semua yang memerintahkan pembunuhan itu dan yang mengeksekusinya harus bertanggung jawab atas tindakan mereka,” kata dia.
- “Upaya konspirasi untuk melawan reputasi Turki di media internasional tidak bakal menghentikan kami dari mencoba mengungkapkan fakta-fakta,” kata dia.
Baca:
::: Pernyataan Raja Salman dari Arab Saudi:
- “Berterima kasih kepada Presiden Erdogan karena menyambut proposal Kerajaan Saudi untuk membentuk grup kerja bersama untuk mendiskusikan mengenai hilangnya warga Saudi, Jamal Khashoggi,” kata Raja Salman saat menelpon Erdogan pada 14 Oktober 2018.
Dua anak Jamal Khashoggi diundang oleh Raja Salman ke istana Al Yamamah di ibu kota Riyadh, Arab Saudi. Raja Salman ingin mengucapkan belasungkawa secara langsung. Sumber : english.alarabiya.net
- “Menekankan pentingnya hubungan Turki dan Saudi dan menegaskan tidak ada seorangpun yang akan mampu melemahkan kekuatan dari hubungan kedua negara,” kata Salman dalam hubungan telepon yang sama.
Baca:
Jamal Khashoggi Tewas, Trump Sebut Ada Upaya Menutupi Terburuk
::: Putra Mahkota Mohammed Bin Salman
- “Saya ingin mengirim mereka pesan: Mereka tidak bakal mampu melakukannya yaitu membahayakan hubungan Saudi dan Turki sepanjang ada raja yang bernama Raja Salman bin Abdulaziz dan seorang putra mahkota yang bernama Mohammed bin Salman di Arab Saudi dan seorang Presiden di Turki yang bernama (Recep Tayyip) Erdogan,” kata Mohammed dalam pidato pertamanya pasca kasus ini terungkap di acara investasi global berjuluk “Future Investment Initiative” hari kedua yang berlangsung di Riyadh pada 24 Oktober 2018 seperti dilansir Anadolu dan Aljazeera.
- ”Perpecahan itu tidak akan terjadi. Kami akan membuktikannya kepada seluruh dunia bahwa kedua negara bekerja sama untuk menghukum semua pelaku dan keadilan akan ditegakkan di atas segalanya,” kata Putra Mahkota Saudi dalam kesempatan sama terkait penanganan kasus Jamal Kashoggi.