Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kim Jong Un Diam-diam Kunjungi Pabrik Senjata, Korea Utara Siap Perang?

Kim Jong Un berkunjung ke pabrik senjata di Korea Selatan, di tengah protes keras yang dilancarkan AS atas transfer senjata ke Rusia.

11 Januari 2024 | 07.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi pabrik senjata pada pekan ini, menurut laporan outlet media pemerintah KCNA pada Rabu, 10 Januari 2024. Kunjungan itu terjadi ketika Amerika Serikat dan mitranya mengutuk transfer senjata dari Korea Utara ke Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kim Jong Un juga menyoroti “kekurangan” baru-baru ini dalam organisasi produksi amunisi. Ia menyerukan penyesuaian kembali sambil menekankan pentingnya produksi senjata utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Foto-foto KCNA yang menunjukkan kunjungan Kim Jong Un ke pabrik amunisi. Dia sedang memeriksa kendaraan peluncuran rudal jarak pendek bergerak.

Kunjungannya terjadi ketika hampir 50 negara mengutuk pengadaan dan penggunaan rudal balistik Korea Utara terhadap Ukraina oleh Rusia. “Penggunaan rudal balistik DPRK oleh Rusia di Ukraina juga memberikan wawasan teknis dan militer yang berharga bagi DPRK,” kata pernyataan bersama tersebut pada Selasa.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam panggilan telepon dengan rekannya dari Korea Selatan, Chang Ho-jin, mengecam keras-keras transfer rudal Korea Utara ke Rusia. 

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa setelah laporan awal penggunaan rudal balistik Korea Utara pada 30 Desember 2023 dan 2 Januari 2024, Rusia telah menembakkan lebih banyak senjata ke Ukraina, termasuk yang mendarat di Kharkiv. Amerika Serikat dan sekutunya akan mengangkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB pada Rabu.

Kim Jong Un juga mengatakan sudah waktunya untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai musuh besar Korea Utara. Dia menuduh Seoul menghasut konfrontasi dan menumpuk senjata sambil mendesak negaranya untuk meningkatkan kemampuan militer guna pertahanan diri dan mencegah perang nuklir. Dia menggambarkan memburuknya hubungan antara kedua Korea sebagai fase perubahan baru dan realitas yang tidak dapat dihindari.

“Kami tidak akan secara sepihak mengadakan peristiwa besar dengan kekuatan luar biasa di Semenanjung Korea, namun kami juga tidak berniat menghindari perang,” kata pemimpin tersebut.

Dalam sambutannya pada pertemuan partai akhir tahun bulan lalu, Kim Jong Un mengatakan reunifikasi damai tidak mungkin dilakukan. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan membuat perubahan kebijakan yang menentukan dalam hubungan dengan Korea Selatan.

REUTERS 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus