Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam rangka peringatan Hari Solidaritas Internasional terhadap Rakyat Palestina pada 29 November 2024, kembali meminta pada Israel dan Hamas agar melakukan gencatan senjata segera dan pembebasan tanpa syarat pada semua sandera. PBB tidak membenarkan serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas dan penyanderaan yang terjadi serta tidak ada yang membenarkan hukuman kolektif terhadap warga Palestina oleh Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hari Solidaritas Internasional terhadap Rakyat Palestina diperingati setiap tahun pada 29 November. Peringatan ini untuk mengajak komunitas internasional agar bersatu mendukung martabat, hak, keadilan, dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina. Peringatan pada tahun ini, terasa sangat menyakitkan karena tujuan-tujuan mendasar tersebut terasa semakin jauh dari jangkauan. Gaza masih hancur, lebih dari 43 ribu warga Palestina – sebagian besar perempuan dan anak-anak – dilaporkan tewas, dan krisis kemanusiaan memburuk setiap harinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini sangat mengerikan dan tidak dapat diterima," kata Guterres dalam keterangan tertulis
Untuk mengakhiri konflik Israel - Palestina, PBB telah meminta agar pendudukan ilegal di Wilayah Palestina diakhiri. Ini sebagaimana telah ditegaskan Mahkamah Internasional dan Majelis Umum PBB. Upaya lain untuk mengakhiri permusuhan adalah mewujudkan solusi dua negara sesuai dengan hukum internasional dan resolusi-resolusi PBB yang relevan – dengan Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam damai dan keamanan, serta Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara.
Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, operasi militer Israel, ekspansi permukiman, pengusiran, penghancuran rumah, kekerasan oleh pemukim, dan ancaman aneksasi terus menimbulkan penderitaan dan ketidakadilan.
"Sebagai hal yang mendesak, saya mengimbau dukungan penuh terhadap bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa bagi rakyat Palestina – khususnya melalui UNRWA, yang merupakan garis hidup tak tergantikan bagi jutaan rakyat Palestina," kata Guterres. Dia meyakinkan PBB akan terus berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut untuk hidup dalam damai, keamanan, dan martabat.
Sampai berita ini diturunkan, tidak ada tanda-tanda para pemimpin Israel ingin mengendurkan tekanan terhadap kelompok Hamas. Para menteri di Israel menegaskan tujuan perang mereka di Gaza sangat berbeda dengan tujuan perang di Lebanon.
Sekitar 101 sandera Israel masih ditawan di Gaza dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk membawa pulang mereka semua dan menumpas Hamas. Negosiasi antara kedua belah pihak telah lama terhenti, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kebuntuan tersebut. Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri menuduh Israel tidak fleksibel, dan mengatakan bahwa kelompoknya masih menginginkan kesepakatan.
Pilihan editor: India Selidiki Google Maps Usai Sebabkan Kematian Tiga Warganya