Sekitar 80 orang -- sebagian besar kulit hitam -- kini sedang
menunggu keputusan hukuman di Afrika Selatan. Negara ini
dianggap punya angka tertinggi dalam pembunuhan lewat pengadilan
di dunia. Setiap tahunnya, paling tidak 100 orang dihukum
gantung kadang-kadang malah mencapai angka 120 orang. Berikut
ini ungkapan Brian Price, orang Inggeris yang berusia 35 tahun,
yang dimuat dalam The Observer. Price menyaksikan sendiri
barisan kemahan di Beverly Hills, satu bagian dari Penjara
Sentral Pretoria Price dihukum 11 tahun karena urusan obat bius
LSD dan pernah ditahan di tiga penjara. Setelah tiga setengah
tahun dialah orang pertama yang bisa lolos dari penjagaan ketat
Penjara Zonderwater, Pretoria. Dia kini bermukim di Inggeris.
Ceritera ini dituturkannya kepada Ian Mather.
SETIAP saat sekitar 150 orang kulit hitam menunggu hukuman
gantung di Beverly Hills. Ada enam tali gantungan yang bisa
mencabut nyawa enam orang sekaligus. Biasanya mereka digantung
jam 6.00 pagi. Tangan mereka terikat ke belakang dalam lilitan
tali sepatu. Lewat sebuah gang, naik dua buah tangga, sampailah
mereka ke empat hukuman.
Orang kulit hitam menyanyi terus dan berhenti di saat hukuman
itu telah tiba baginya. Pemberitahuan hukuman biasanya dilakukan
beberapa hari sebelumnya. Saat ketika mereka diberitahu itulah,
mereka kemudian memulai dengan nyanyian-nyanyian kesukuan
mereka.
Biasanya sekitar 40 atau 50 orang menyanyi dengan serentak.
Nyanyian yang penuh pesona, dengan kalimat yang diulang-ulang
terus. Bagi seseorang yang tidak mengerti kata-katanya, suara
mereka ini bagaikan suara lebah, dengan desau suara bernada
rendah. Selama 24 jam mereka yang terakhir, mereka menyanyi
tanpa berhenti.
Mereka menjadikan diri mereka in trance, tidak sadar. Mungkin
inilah maksud mereka menyanyi. Menuju perjalanan terakhir
mereka, dengan melewati sel-sel, para tahanan lainnya
mengetuk-ngetuk jeruji penjara dan berteriak, "Selamat tinggal"
dan "Sampai berjumpadi atas sana". Mereka menerima kematian
mereka. Mereka meninggal dengan penuh keperkasaan, demikian
menurut pendapat saya.
Cara mereka menggantung memang kurangajar.
Kalau ternyata leher mereka belum patah ketika tukang jagal
membuka pintu jebakan, mereka kemudian mengangkat tubuh itu
tinggi-tinggi untuk kemudian dilemparkanke bawah. Para sipir
menceritakan bahwa si tukang jagal membawa kapak tangan
bergagang putih, di mana biasanya mereka pergunakan untuk
menghantam bagian belakang kepala mereka sampai mereka diam
kaku.
Tubuh-tubuh itu kemudian dibiarkan tergantung sampai 20 menit.
Kemudian mereka ditelanjangi, dan baju-baju mereka dilempar ke
dalam sebuah kotak untuk dicuci dan kemudian dipakai sekumpulan
narapidana yang lain.
Seorang Inggeris, John Gibbs, yang menjalani hukuman antara 9-15
tahun karena serangkaian pelanggaran-pelanggaran kecil,
mempunyai kewajiban mencuci tutup kepala bekas para terhukum ini
untuk lantas bisa dipakai pada yang lain lagi.
Dmitri Tsafendas, yang pernah membunuh Dr. Verwoerd, Perdana
Menteri Afrika Selatan di tahun 1966, adalah salah seorang
narapidana berkulit putih (yang jumlahnya cuma sedikit itu) di
Beverly Hills. Biarpun usianya baru 58 tahun, tapi uban di
rambutnya kini membuat kepalanya putih polos. Tubuhnya bungkuk,
menyedihkan dan tampaknya dia hidup dalam impiannya sendiri.
Ada seorang sipir berkulit hitam yang bernama Mamba Hitam yang
mempunyai tugas khusus menghancurkan Tsafendas secara
fisik dan mental. Tugasnya mengambil ransum untuk
Tsafendas, dikencinginya dulu dan kemudian dipaksanya Tsafendas
menelan makanan itu. Mamba Hitam biasa memukul dan menendangnya.
Selama lima tahun atau lebih, para sipir biasa menangani
Tsafendas. Dia barang mainan untuk tindakan sadis.
Kini dia seorang yang hancur dan ditinggalkan sendirian. Dia
begitu jadi tersendiri dari narapidana yang lain. Saya mencukur
rambutnya dua kali. Saya bisa memotong dan dia yang meminta saya
mencukur rambutnya. Suaranya bagus dan dia menyanyi seorang
diri. Bisa juga dia bercakap beberapa bahasa. Tapi sebagian
besar waktunya biasanya digunakannya untuk duduk mendengarkan
nyanyian kematian orang kulit hitam. Dia pasti telah melihat
ribuan orang kulit hitam datang dan pergi ke kematian.
Tiap orang tahu bahwa dia masih ketakutan akan Mamba Hitam dan
beberapa narapidana mengganggunya. Mereka berbisik: "Hei! Mamba
Hitam datang", dan mulailah dia menangis. Nama itu saja cukup
membuatnya gemetaran.
Kulit hitam biasanya dihukum karena pelanggaran bukan karena
pembunuhan, terutama karena perkosaan. Kalau seorang kulit hitam
memperkosa wanita putih, dia digantung. Kalau pria putih
memperkosa perempuan hitam, paling dia dapat 18 bulan penjara.
Saya pernah menemukan perkara seorang hitam dan seorang putih
yang terlibat dalam perampokan di mana seseorang 7 terluka
karenanya. Si Putih mendapat tuduhan pembunuhan pertama dan si
hitam tuduhan pembunuhan kedua. Dua-duanya naik banding. Si
hitam digantung dan si putih mendapat hukuman badan.
Anda akan menyaksikan tindakan yang kurangajar terhadap si hitam
kalau anda menyaksikannya secara dekat. Para sipir memperlakukan
mereka separuh manusia dan setiap kali para sipir itu memerintah
selalu diiringi dengan jeweran di kuping atau tendangan. Si
kulit hitam tidak bisa mengeluh karena kalau tidak dia akan
ditarik keluar dan ditendang sampai remuk.
Tampaknya orang-orang kulit hitam menerima hal ini. Biarpun saya
ini juga rekan sepenjara, mereka selalu masih saja memanggil
saya "boss". Makanan mereka lebih buruk: kacang dan daging satu
ons seminggu sekali. Para sipir melemparkan makanan itu begitu
saja pada mereka dan mereka harus memungutnya bagaikan binatang.
Kulit putih mendapat daging atau ikan sekali sehari, meskipun
daging itu bukanlah daging yang bisa anda mamah.
KEKURANG-AJARAN adalah hal yang biasa. Tulang iga patah,
geraham atau gigi rontok bukanlah hal yang luar biasa. Mereka
mengo- batinya dengan memasukkan anda ke dalam sel, menguncinya
dari luar dan dibiarkan begitu saja sampai anda jadi baik....
atau mati. Banyak sebetulnya yang tidak perlu sampai bertemu
dengan sakratul maut, kalau saja mereka diperlakukan dengan
sepantasnya.
Ada yang kena hantam batu bata di kepalanya. Mereka memberinya
pil, tapi kemudian dia meninggal karena perdarahan di otak.
Sepatutnya dia dibawa ke rumah sakit.
Saya sakit turun berok tapi orang yang pertama menolong saya
mengatakan saya tidak apa-apa. Karena ulah saya juga saya sampai
bisa bertemu dengan dokter penjara. Kemudian saya harus
meninggalkan rumah sakit, setelah 11 jam saya dioperasi.
Teman saya seorang Inggeris, mencoba lari ketika dia kerja paksa
di luar pagar. Seseorang melihatnya dan kemudian memberi suitan.
Dia tidak begitu sehat, tapi toh dia coba untuk melarikan diri.
Kemudian dia sadar toh dia akan ketangkap dan berhentilah dia,
membalikkan tubuhnya untuk menyerah.
Dua orang sipir mencekalnya dan seorang lagi memukulnya.
Kemudian dua orang sipir lagi datang dengan anjing Alsatia.
Anjing diperintahkan untuk menyerangnya sementara dia masih
dicekal terus. Anjing-anjing itu menyobek kakinya. Tubuh yang
tampaknya seperti gumpalan itu diseretnya. Di dalam sel
luka-lukanya membusuk tapi tidak ada dokter yang menengoknya.
Kalau ada beberapa orang sipir datang ke pondok anda untuk
melakukan pemukulan, sebagian besar dari narapidana lantas
merebahkan diri, tengkurap dan mencoba menutupi muka dan perut.
untuk kemudian membiarkan mereka menghantam sesuka hati. Tapi
ada di antara mereka yang tidak berputus asa begitu saja. Mereka
memperkirakan kalau kena pukulan, patut pula mereka memberikan
balasan hantaman.
Seorang teman saya kena hantam tulang iga dadanya. Tulang iganya
kini bermunculan dalam letak yang salah. Di bagian bawah dadanya
kini dia memiliki tulang iga macam burung dara.
Sembilan orang mencoba kabur dari pondoknya dengan mendobrak
jendela. Mereka kabur di malam hari dan bisa melewati pagar.
Keesokan harinya sebuah heli mencoba mencari mereka di segala
penjuru. Seorang berhasil ditemukan, dibereskan dengan pukulan
sehingga mereka sendiri takut untuk mengembalikan narapidana
tersebut kembali ke penjara. Akhirnya mereka menemukan akal,
dengan mendorong dia keluar dari heli yang sedang terbang
sekitar 20 kaki dan memberikan alasan bahwa dia menjatuhkan diri
dan melukai dirinya sendiri. Sebetulnya orang tersebut didorong
keluar. Belakangan dia juga ceritera bahwa dia memang didorong
keluar.
Mereka membuka pintu sebuan sel narapidana yang lain, masukkan
tiga ekor anjing dan pintu dikunci dari luar. Anjing tersebut
tentu saja mengoyak tubun narapidana dalam serpihan-serpihan
yang mengerikan. Dia beruntung sekali bisa selamat. Keluarganya
mempunyai uang, datang mengadu dan sipir yang melakukan hal iu
kemudian dipecat.
Sesaat sebelum saya kabur, ada pemberontakan di daerah kulit
hitam di Zonderwater. Saya tahu paling tidak seorang narapidana
terbunuh. Kami sendiri dikunci dari luar karena semua sipir
harus mengatasi pemberontakan itu.
Di Zondwater salah seorang opsir senior diberi nama oleh
narapidana Flash Harry karena dia selalu berpakaian necis. Dia
mempunyai kekuasaan untuk melaksanakan bentuk hukuman dengan
cepat. Dia akan menarik ransum anda kalau saja anda berbuat
pelanggaran ringan saja. Misalnya kalau dia menemukan anda
berjalan di gang dengan baju yang sebuah kancingnya lepas, dia
kemudian memberikan anda "makanan". Anda akan puasa untuk tiga
ransum. Anda akan dikunci dalam sel semalaman dan hari
berikutnya dan dibiarkan begitu saja.
Sebuah alat aneh bernama Mary adalah alat yang biasa untuk
memukul narapidana: sebuah alat berat yang terdiri dari sepotong
kayu, berbentuk melintang disambung dengan kaki kayu untuk
menahan alat aneh itu 45ø dari tanah. Si narapidana kemudian
harus berbaring di tengahnya. Pinggang dan dengkul kemudian
dikaitkan ke alat tersebut.
Tongkat pemukul yang lentur adalah rotan yang mepunyai diameter
2,5 sentimeter, yang biasanya dipegang dengan kedua tangan
sipir. Setiap pukulan diayunkan dengan sekuat tenaga yang bisa
meluluhkan pantat.
Untuk anak-anak diberikan rotan yang sedikit lebih kecil. Saya
pernah melihat anak-anak kulit hitam diberi pukulan rotan di
Capetown biarpun usia mereka baru 5 tahun. Mereka berurusan
dengan pengadilan karena soal-soal mencuri susu, atau membuat
ribut atau hal-hal yang remeh temeh, dan mereka ditahan paling
tidak semalaman.
Saya menyaksikan dua orang polisi bertubuh besar mengikat
sepotong kain pada pantat seorang anak. Kemudian menghadiahinya
delapan pukulan. Anak itu berteriak dan berteriak. Tapi polisi
memang selalu ringan tangan terhadap mereka. Mereka meletakkan
anak tersebut di atas sebuah bangku dalam keadaan berbaring. Dan
hal ini saya saksikan berulang kali.
Saya dipindahkan ke Zondewater karena saya membela hak-hak saya
di Penjara Sentral. Kalau saya berhak mendapat daging 170 gram
sehari, dan mereka memberinya cuma 90 gram, saya berteriak
protes. Kalau saya harus mendapat sambal kacang 90 gram seminggu
tapi yang saya dapat cuma 40 gram, saya berteriak. Kalau saya
bertedak, yang lainnya turut berteriak dan tentu ini bukan hal
yang dikehendaki penguasa penjara. Mereka tidak mau orang
memikirkan tentang hak dan dirinya.
Penjara Zonderwater yang tua adalah milik AD. Tempatnya kotor
dan penuh dengan got-got yang penuh najis.
Kami ber-26 dalam sebuah pondok yang berukuran 40 kali 14 kaki.
Kami tidur di ubin di atas kasur kumal dan kalau anda bergerak
saja mengangkat bahu anda anda sudah menyenggol teman sebelah
anda. Kami dipindahkan ke penjara Zonderwater yang baru yang
belum selesai, karena yang lama dipakai untuk para pengungsi
Angola.
Penjara yang baru yang menelan ongkos œ 7,5 juta berbentuk
seperti roda pedati, dan dibuat bergaya Amerika. Dibagi dalam
empat ruangan A, B, C, D, dan masing-masing mempunyai 10 pondok.
Di tengah-tengahnya ada menara yang tingginya 100 kaki dengan
pos pengamat di mana sipir bisa melihat jelas keadaan
sekitarnya.
Keadaan di penjara yang baru lebih lumayan. Narapidana kulit
putih tidur ber-13 di satu pondok dan anda mempunyai tempat
tidur sendiri, tempat mandi dan bak untuk mencuci.
Ada pertunjukan film pada Sabtu pagi dan musim di minggu yang
lain.
Sebagian besar orang hukuman bekerja dalam lingkungan pagar
pengaman, membuat barang-barang dari logam atau meja. Upah yang
paling tinggi yang bisa dicapai 10 rand sebulan (sekitar Rp
5000) tapi hanya beberapa orang yang bisa mencapai jumlah ini.
Dalam 3 tahun saya cuma bisa mencapai 1 rand sebulannya. Saya
telah membuat 8-10 meja seminggunya. Narapidana yang lain cuma
sebuah meja saja seminggunya.
KORUPSI, merajalela. Kalau seorang narapidana ingin minum bir,
dia bisa membeli ragi bir dari sipir. Semua ini tentu dilakukan
dengan sembunyi-sembunyi. Narapidana lain ahli dalam hal balapan
kuda. Mereka yang menebak kartu tebakan sipir. Kalau tebakannya
jitu, dibalas dengan perlakuan lumayan.
Beberapa orang kolonel yang mengurus penjara bahkan mempunyai
percetakan yang mencetak ijazah-ijazah palsu. Bukan saja ijazah,
tapi bahkan juga uang.
Penyelundupan, bukan hal yang sepi pula. Kontak antara kulit
hitam dan putih terjadi kalau si putih sedang melakukan kerja
paksa dalam klasifikasi kelas ahli, sedangkan si hitam, cuma
sebagai kerja kasar saja. Si kulit putih ingin dagga (madjuana)
yang oleh si hitam dibedakan lewat pertukaran sabun, rokok atau
uang. Pertukaran terjadi dengan melemparkan barang tersebut ke
pagar.
Homosex, banyak terjadi. Saya rasa sekitar 255 drid narapidana
jadi homosex. Beberapa di antaranya menyebut dirinya dengan boob
rabbits, kelinci yang menjual diri. Kadang-kadang terjadi juga
hubungan antara sipir dan narapidana. Sesaat sebelum saya
meloloskan diri, ada persoalan tentang seorang sipir yang
membedakan brandy dan dagga pada beberapa narapidana, untuk
menyogok mereka, karena sang sipir naksir Vicky, si kelinci
percobaan yang umurnya sekitar 20 tahun. Ini bukan kejadian yang
pertama kali, tapi mereka kemudian ketangkap basah dan Vicky
dipindah ke penjara kulit hitam.
Saya meladkan diri jam 7.30 pagi tanggal 31 Mei yang lalu. Saya
membuat kunci palsu untuk pintu yang paling dalam. Kami berdua
kemudian menuju pintu pertama, mengikir rantainya pada pintu
kedua, kemudian mempergunakan gunting kawat untuk pintu ketiga
dan keempat. Kemudian kami harus memberangkang sepanjang 2 mil
harus berjalan dengan tangan dan dengkul kami. Di lapangan kami
bertemu dengan segerombolan kulit hitam. Kalau saja kami
ketahuan oleh mereka! Biasanya yang berhasil menangkap
narapidana dapat hadiah 10 rand.....
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini