Konferensi Antirasisme Berjalan Alot

Kota Durban di Afrika Selatan memikat perhatian dunia pekan ini. Selama satu pekan (31 Agustus-7 September), Konferensi Antirasisme digelar di sana. Konferensi yang dibuka Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan itu dihadang protes dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Alasannya? Mereka menentang isu anti-Israel yang dikemukakan negara-negara Arab. Sementara itu, negara-negara Afrika meramaikan konferensi dengan isu perbudakan. Annan menegaskan, konferensi itu harus dapat merumuskan kesepakatan dan tindakan konkret menentang rasisme serta diskriminasi, kendati ada penolakan dari negara-negara Barat. “Jika kita gagal dan pulang tanpa kesepakatan, kita memberi peluang elemen terburuk di setiap masyarakat. Kita jangan sampai gagal,” ujar Annan di hadapan peserta konferensi. Negara-negara Arab menuntut dengan keras agar tindakan Israel menduduki Palestina dimuat dalam naskah kesepakatan mengenai rasisme. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell, secara mendadak menolak datang ke konferensi sebagai protes atas kutukan konferensi terhadap Israel. Presiden AS George W. Bush bahkan menentang konferensi tersebut, yang disebutnya menghakimi zionis dan Israel. Kalangan pro-Yahudi juga menuduh konferensi itu anti-Semit. Pimpinan Palestina Yasser Arafat dan Presiden Kuba Fidel Castro hadir dalam acara itu. Namun, Amerika hanya mengirim delegasi pejabat di bawah level Menteri Luar Negeri. Arif A. Kuswardono (Reuters, AP)