Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kongres AS mengkhawatirkan data teknologi jet tempur F-35 yang dijual kepada Turki akan dicuri oleh Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kongres telah berusaha untuk memblokir pengiriman pesawat tempur F-35 ke Ankara, namun dua jet tempur pertama itu telah diserahkan kepada perwakilan militer Turki di Amerika Serikat.
Baca: Turki Terima Dua Jet Pertama F-35 dari Amerika Serikat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Kongres AS dan Pentagon khawatir jika Turki memasukkan sistem rudal pertahanan udara S-400 yang ingin dibeli dari Rusia, maka data teknis kemampuan F-35 akan disadap dan diteruskan ke Moskow.
"Yang menjadi perhatian adalah F-35 adalah pesawat paling canggih, pesawat NATO paling canggih, dan jika Turki menyatukan dengan S-400, itu akan memungkinkan Rusia mengumpulkan informasi tentang cara terbaik menyerang F-35," kata Senator Demokrat, Chris Van Hollen, seperti dilansir Sputnik News pada Jumat, 22 Juni 2018.
Baca: Israel Ingin AS Rahasiakan Perangkat Lunak F-35 Dari Turki
Dia menambahkan jika Rusia menemukan kunci kemampuan F-35 maka mudah baginya untuk mendeteksi dan kemudian mengeksploitasi kelemahan jet tercanggih di dunia tersebut.
Van Hollen adalah anggota dari kelompok bipartisan anggota Kongres AS yang melarang penjualan pesawat F-35 ke Turki kecuali Washington menerima jaminan Ankara tidak akan membeli rudal S-400 buatan Rusia.
Pada Kamis, 21 Juni 2018, Turki menerima dua jet F-35 pertama dari AS, namun pesawat yang dipesan Turki akan tetap tertahan di AS hingga akhir 2019. Itu diperlukan agar pilot Turki dapat berlatih untuk mengenal F-35.
Baca: F-35, Jet Tempur Masa Depan yang Sarat dengan Masalah
Turki telah memesan 30 jet tempur F-35A buatan AS dan bermaksud untuk memesan 70 lebih sebagai bagian dari proyek Joint Strike Fighter (JSF), yang melibatkan 10 negara dan memproduksi berbagai versi pesawat.
Sebanyak tiga ratus jet tempur F-35 sudah beroperasi di AS, Inggris, Israel, Italia, Norwegia, Belanda, Australia, dan Jepang.