Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA pelampung kecil terikat di kedua lengan atas Sergei Olaf, 34 tahun. Dengan alat bantu itu dia mengapung di kolam renang berukuran 15 x 4 meter yang berada di dalam gedung Superhumans Center di Jalan Ivasyuka, Lviv, Ukraina, Rabu, 21 Februari 2024. Sesekali bekas relawan yang membela negaranya dalam perang Rusia-Ukraina itu memasukkan kepalanya di kolam renang bersuhu 10 derajat Celsius tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk berenang, Olaf mengandalkan kekuatan kedua kakinya. Kedua tangannya sudah tidak ada setelah diamputasi akibat terkena serangan bom tentara Rusia pada pertengahan 2022. “Bagaimanapun, hidup harus tetap berjalan,” ujar Olaf melalui penerjemah dari Ukraine Crisis Media Center, Yulia Volfovska.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Olaf bercerita, dia bergabung dengan pasukan militer Ukraina tak lama setelah invasi Rusia pada Februari 2022. Dia bersama sejumlah rekannya ditugasi menjaga Kharkiv, kota kedua terbesar yang hanya berjarak sekitar 32 kilometer dari perbatasan Rusia.
Sebelum serangan Rusia terjadi, Kharkiv dihuni 1,4 juta penduduk. Banyak penduduk kini pindah karena kota itu terus menjadi incaran tentara Rusia. Hingga Kamis, 7 Maret 2024, Rusia masih menyerang Kharkiv dengan rudal dan menewaskan dua orang.
Olaf menuturkan, dia mengikuti terapi di Superhumans Center itu sejak awal 2023. Selama proses tersebut, Olaf didampingi istrinya.
Selain dilengkapi tempat terapi renang, Superhumans Center memiliki banyak fasilitas bagi korban perang. Tempo mengelilingi gedung Superhumans Center. Lantai dasar merupakan tempat pembuatan tangan dan kaki palsu yang dibagi menjadi beberapa ruangan. Ruangan pertama merupakan tempat pembuatan cetakan kaki dan tangan palsu. Di sini ada seorang pria berbaju hitam yang sedang mengikis bagian kaki buatan yang terbuat dari lilin. Di ruangan sebelahnya, kaki dan tangan palsu dibikin sesuai dengan cetakan tersebut. Ada lagi ruangan yang merupakan tempat menyetel sekrup kaki dan tangan palsu agar para pengguna nyaman saat memakainya.
Lantai pertama gedung itu menjadi tempat pelatihan para korban perang ini. Ada tiga orang yang tampak sedang belajar berjalan menggunakan kaki palsu. Ada juga yang berlatih menggerakkan tangan mereka setelah sarafnya rusak. Juga ada seorang pria yang sedang tidur tengkurap dengan alat hitam bulat di tulang punggungnya. “Itu untuk mengobati tulang belakangnya yang terluka,” kata Direktur Utama Superhumans Center Olga Rudneva.
Menurut Rudneva, sebelum pasien mendapatkan kaki dan tangan palsu, mereka harus mengikuti sejumlah tahap pemeriksaan kesehatan. “Dari fisioterapi hingga pendampingan psikologis,” ujarnya. Dalam setahun, Superhumans Center menangani 3.000 orang.
Andriy Dashkevych kehilangan kaki kanannya. Bagian itu hanya tersisa satu jengkal dari pinggang. “Tuhan masih menyelamatkan nyawa saya,” ucap pria 34 tahun ini. Dashkevych bercerita, sebelum pecah perang, ia bekerja di sebuah pabrik mobil listrik di Kota Chernihiv. Karena ada panggilan membela negaranya, Dashkevych mendaftarkan diri sebagai prajurit tambahan untuk ikut melawan tentara Rusia.
Setelah mengikuti pelatihan militer singkat di Kota Kharkiv, Dashkevych ditugasi ke zona perang. Suatu ketika, drone Rusia memuntahkan misilnya. Duar! Kamp yang disinggahi Dashkevych bersama lima rekannya pun meledak. Dashkevych masih ingat bagaimana ia terpental ke luar kamp dan semua koleganya tewas di tempat pada April 2022 itu. “Ajal di depan mata saya,” tuturnya. Ia pun menunggu selama satu hari sampai tim evakuasi datang menyelamatkannya.
Kini Dashkevych sedang menunggu kaki palsu buatannya selesai. Ia tinggal di dekat Superhumans untuk rutin mendapatkan rehabilitasi. Setiap kali ke Superhumans, Dashkevych berolahraga, seperti mengangkat beban, dan berlatih berjalan. Dia berharap perang segera selesai dan dapat melanjutkan hidup seperti biasa. “Kembali ke pabrik dan bermasyarakat tanpa khawatir perang terjadi,” katanya. Dia masih berkomunikasi dengan keluarganya, yang tidak menetap di Lviv, melalui percakapan video WhatsApp.
Sejumlah pasien berlatih berjalan dengan bimbingan pendamping di Superhumans Center, Ivasyuka, Lviv, Ukraina, 21 Februari 2024. Tempo/Hussein Abri Dongoran
Ruslana Danilkina juga mendapat bantuan berupa kaki palsu. Perempuan 20 tahun ini adalah petugas komunikasi yang pekerjaannya memberitahukan kapan pasukan Rusia melakukan invasi hingga kemungkinan ada ledakan. Danilkina kehilangan kakinya pada pertengahan Februari 2023. Ketika itu ia mendapat pemberitahuan bahwa Rusia akan melancarkan serangan udara. Tak sempat lari, mobil yang ia kendarai terkena rudal dan meledak. “Saya kehilangan kaki kiri dan saat itu saya takut hidup. Sebab, dunia pasti berbeda karena tubuh saya tak utuh,” ujar Danilkina, yang saat peristiwa ini terjadi masih berusia 19 tahun.
Belakangan, Danilkina sadar bahwa dunia tetap berjalan. Dia kini menjadi salah satu pegawai di Superhumans. Dia juga menjadi influencer di Instagram yang membagikan informasi mengenai dampak buruk perang hingga menjadi model pakaian wanita. “Ini seperti dunia kedua saya setelah perang,” ucapnya.
Andriy Dashkevych, yang juga pegawai komunikasi Superhumans Center, menyatakan biaya pembuatan satu kaki palsu itu sekitar 6.000 euro atau Rp 101 juta. Untuk tangan palsu, biayanya sekitar 7.000 euro atau Rp 118 juta. Biaya itu di luar ongkos konsultasi hingga pengobatan yang rata-rata sebesar 4.000 euro atau sekitar Rp 67,7 juta per pasien dalam rentang waktu sekitar 28 hari.
Pasien-pasien yang menjalani terapi di sana tidak membayar sepeser pun. Dana pembangunan Superhumans Center berasal dari bantuan sejumlah lembaga. Misalnya, kata Dashkevych, sekitar US$ 15 juta dari Howard Graham Buffet Foundation, yayasan filantropi milik miliarder Amerika Serikat. Direktur Utama Superhumans Center Olga Rudneva menyebutkan organisasinya memang dibentuk tanpa uang pemerintah Ukraina.
Di Kota Nizhyn, Provinsi Chernihiv, juga ada tempat rehabilitasi bagi masyarakat korban perang Rusia-Ukraina. Wali Kota Nizhyn Oleksandr Kodola bercerita, tempat rehabilitasi itu masih dikhususkan untuk para pensiunan tentara ataupun penduduk yang ikut berperang. Layanannya pun masih terbatas, berupa psikologi. “Kami buatkan kelas agar tidak mengalami trauma lagi,” ujar Kodola, 25 Februari 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Iron Man dari Basemen"