Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika penyelidikan berlanjut terhadap penyebab spesifik kecelakaan pesawat Jeju Air, pihak berwenang Korea Selatan mengumumkan bahwa 179 orang yang tewas telah diidentifikasi pada Rabu 1 Januari 2025 seperti dilansir ABC News.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada hari ini, keluarga korban untuk pertama kalinya akan dibawa ke lokasi kecelakaan agar dapat memberikan penghormatan terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain departemen transportasi Korea Selatan dan otoritas lokal lainnya, Amerika Serikat mengirimkan tim untuk membantu penyelidikan yang mencakup penasihat dari Federal Aviation Administration, Boeing dan CFM International, pembuat mesin jet.
Ini juga mencakup tiga perwakilan dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS. Beberapa petugas akan diposting di tempat sementara yang lain berkonsultasi dari jarak jauh.
“Staf investigasi NTSB tambahan siap membantu jika diperlukan, termasuk spesialis dalam perekam, pembangkit listrik, dan faktor kelangsungan hidup, serta spesialisasi lainnya,” kata NTSB dalam sebuah pernyataan.
Kecelakaan itu melibatkan pesawat Jeju Air Boeing 737-800. Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan penuh terhadap 101 pesawat dengan model yang sama. Pesawat-pesawat tersebut saat ini beroperasi di enam maskapai penerbangan lokal, kata para pejabat.
Jeju Air Penerbangan 2216 mendarat sebelum jam 9 pagi ketika pesawat mengeluarkan panggilan darurat, menurut Kementerian Infrastruktur Pertanahan dan Transportasi Korea Selatan. Pesawat itu kemudian keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding.
“Sebelum mendarat, menara pengawas mengeluarkan peringatan akan adanya serangan burung, dan pilot mengirimkan sinyal bahaya segera setelahnya,” kata kementerian minggu ini dalam sebuah pernyataan.
Total ada 175 penumpang dan enam awak pesawat Boeing 737 yang lepas landas dari Bangkok, Thailand.
Ada dua orang yang selamat dalam kecelakaan itu, keduanya awak kabin, satu pria dan satu wanita. Mereka berdua sedang dalam masa pemulihan dengan cedera yang tidak mengancam jiwa di rumah sakit terpisah di Seoul pada Senin, menurut Kementerian Infrastruktur Pertanahan dan Transportasi.