Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan mengklaim bahwa Korea Utara menembakkan apa yang diduga sebagai rudal balistik dari wilayah perairan timur pada Kamis pagi, 12 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluncuran rudal balistik ini terjadi hanya beberapa hari setelah Kim Jong Un menyatakan tekadnya untuk meningkatkan kapasitas senjata nuklir Korea Utara secara signifikan dan mempersiapkan pasukan untuk berperang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasukan Penjaga Pantai Jepang melaporkan bahwa rudal tersebut kemungkinan telah jatuh, sementara media Jepang NHK mengutip sumber dari Kementerian Pertahanan yang mengatakan bahwa rudal tersebut mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Panglima Militer Korea Selatan menyatakan bahwa beberapa rudal diluncurkan dari wilayah dekat Pyongyang dengan target di perairan timur Korea Utara. Namun, belum ada rincian lebih lanjut mengenai jenis rudal yang diluncurkan.
Peluncuran rudal oleh Korea Utara ini bertepatan dengan pembicaraan dua hari tentang keamanan global yang melibatkan pejabat pertahanan dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Jepang, yang dimulai pada Rabu, 11 September 2024.
Pyongyang tampaknya ingin menanggapi upaya Korea Selatan dalam memperkuat kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat dan Jepang, setelah ketiga negara tersebut menandatangani perjanjian latihan militer bersama pada Juli lalu. Perjanjian ini merupakan hasil dari pertemuan puncak tiga negara yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden di Camp David pada Agustus 2023.
Insiden peluncuran rudal ini merupakan yang pertama dalam dua bulan terakhir, setelah Korea Utara menembakkan dua rudal balistik pada 1 Juli 2024. Rudal tersebut diklaim mampu membawa hulu ledak super besar seberat 4,5 ton.
Militer Korea Selatan melaporkan bahwa salah satu rudal tersebut mengalami masalah dan hilang dari radar setelah menempuh jarak sekitar 120 kilometer.
Pada 26 Juni 2024, Korea Utara mengklaim berhasil menguji coba sistem rudal dengan hulu ledak ganda. Namun, Seoul menyebut uji coba tersebut gagal dan menuduh rezim Kim melakukan propaganda karena rudal itu meledak sesaat setelah diluncurkan.
Tahun ini, Pyongyang telah meluncurkan lebih dari 30 rudal balistik dan satu pesawat ruang angkasa, jumlah yang lebih banyak dibandingkan 2023, tetapi masih lebih sedikit dibandingkan 2022, ketika jumlah peluncuran mencapai 77.
Penasihat keamanan nasional Presiden Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara kemungkinan sedang mempertimbangkan uji coba nuklir menjelang pemilihan presiden AS pada November mendatang untuk meningkatkan profilnya di dunia internasional.
EIBEN HEIZAR I JAPANTIMES I ALJAZEERA