Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara dihantui krisis ekonomi yang menyebabkan sebagian besar warganya kelaparan. Harga pangan melesat dan stok menipis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski dilanda krisis, para elit negara itu justru menikmati hidangan paling mahal di Korea Utara yaitu daging anjing. Harga daging anjing dua kali lipat lebih mahal dibandingkan babi. Sementara daging jenis apa pun jarang ada dalam makanan Korea Utara akhir-akhir ini karena larangan impor. Satu mangkuk sup daging anjing, yang disebut dangogi-jang, harganya sama dengan dua kilogram beras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekurangan pangan di Korea Utara meluas setelah adanya larangan impor di awal pandemi virus Corona pada Januari 2020. Sementara suplai makanan dari dalam negeri sedikit karena gagal panen.
Seorang penduduk Chongjin, di provinsi timur laut Hamgyong Utara, yang menolak menyebutkan nama dengan alasan keamanan mengatakan harga bahan pokok naik. “Harga bahan pangan seperti beras, jagung, dan tepung terus naik. Warga frustrasi karena mereka menderita, tetapi pejabat tinggi pemerintah dan kelas kaya, sibuk mencari restoran daging anjing dan mengurus diri mereka sendiri,” kata sumber itu dilansir dari Radio Free Asia, Senin, 1 Agustus 2022.
Daging anjing tidak umum dalam makanan khas Korea Utara atau Korea Selatan. Namun oleh beberapa orang, daging anjing dianggap sebagai makanan lezat musim panas dengan khasiat penambah kejantanan dan obat.
Musim panas ini, sementara perut rata-rata warga di negara berpenduduk 25 juta orang itu bergemuruh, restoran daging anjing paling populer di Chongjin dan di tempat lain masih ramai dengan pelanggan militer dan partai yang berkuasa. “Sejak musim panas lalu, Restoran Kyongsong Dangogi telah beroperasi di gedung tradisional Korea berlantai dua di Lapangan Pohang Chongjin. Saat hari-hari panas di musim panas dimulai, orang-orang datang untuk memakan daging anjing,” kata sumber itu.
“Kyongsong adalah restoran daging anjing terbesar kedua di negara ini setelah Restoran Dangogi Pyongyang di Jalan Tongil di Pyongyang. Saya percaya (mantan pemimpin) Kim Jong Il memberi restoran itu namanya. Dia disuguhi sup daging anjing setiap kali datang ke provinsi Hamgyong Utara, dan tinggal di sebuah hotel di dalam restoran Kyongsong yang memiliki pemandangan indah,” katanya.
Sumber itu mengetahui bahwa di luar Korea, konsumsi daging anjing jarang terjadi. “Di luar negeri, orang tidak makan daging anjing, tetapi di sini, dangogi-jang dikenal dengan efek menyegarkan pada tubuh di musim panas. Bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa jika Anda menumpahkan sup ke kaki Anda, itu seperti obat untuk menyembuhkan tubuh,” katanya.
"Warga biasa bahkan tidak berani makan semangkuk dangogi-jang, betapapun bagusnya untuk tubuh," kata sumber tersebut. “Ini adalah hidangan termurah di antara berbagai hidangan daging anjing lainnya seperti steak atau iga yang direbus. Rebusannya berharga 12.000 won untuk satu mangkuk, kira-kira seharga dua kilo beras.”
Selain Kyongsong, ada beberapa restoran lain di Chongjin yang menyajikan hidangan daging anjing, menurut sumber tersebut. “Orang-orang yang berkuasa, seperti pejabat partai, jaksa, agen jaminan sosial dan agen keamanan negara tidak suka menonjol dan terlihat di depan umum. Mereka lebih suka pergi ke restoran milik pribadi untuk makan daging anjing dibandingkan di tempat umum,” ujarnya.
Sebuah sumber di provinsi barat laut Pyongan Utara mengatakan dia percaya dangogi-jang membantu menyembuhkan ibunya yang sakit. “Semua orang tahu bahwa daging anjing baik untuk kesehatan Anda di musim panas. Tetapi sebagian besar penduduk tidak mampu makan satu mangkuk pun setiap tahun,” kata sumber lainnya.
Daging anjing tersedia di restoran-restoran di Korea Utara dan Korea Selatan. Namun di Korea Selatan, perdagangan daging anjing dilarang. Pengadilan Korea Selatan pada tahun 2018 memutuskan bahwa membunuh anjing untuk diambil dagingnya adalah ilegal, tetapi undang-undang tersebut tidak secara khusus melarang penjualan atau makan daging tersebut.
Baca: Korea Utara Melaporkan Tidak Ada Kasus COVID-19 Baru
RADIO FREE ASIA