Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kunjungan Perdana Trump ke Zona Perang

Kunjungan Trump menuai kecaman dari parlemen Irak.

28 Desember 2018 | 00.00 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump berfoto bersama serdadu Amerika Serikat di Pangkalan Udara Al Asad , Irak, 26 Desem
Perbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump berfoto bersama serdadu Amerika Serikat di Pangkalan Udara Al Asad , Irak, 26 Desem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

BAGDAD - Setelah menuai kritik pedas karena tak kunjung melawat pasukan Amerika Serikat di zona perang seperti para pendahulunya, Presiden Donald Trump dan istrinya, Melania Trump, mengunjungi tentara Amerika yang berada di Pangkalan Udara Al-Asad, Irak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir ABC News kemarin, Trump melakukan kunjungan untuk bertemu dengan tentara Amerika tanpa pemberitahuan, dan pertama kali mengunjungi zona perang aktif sejak menjabat pada 2016. Keduanya menghabiskan waktu sekitar tiga jam di Al-Asad, yang merupakan pangkalan militer Amerika di Provinsi Anbar, Irak barat, tempat kelahiran Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lawatan Trump pada Rabu lalu, sehari setelah Natal, melanjutkan tradisi panjang presiden mengunjungi tentara Amerika di dalam atau luar negeri selama musim liburan. Pada hari Natal, Trump berpartisipasi dalam panggilan video dengan tentara Amerika yang bertugas di seluruh negeri dan luar negeri selama liburan.

Trump sempat mengunggah klip video kunjungannya bersama tentara Amerika yang diiringi dengan lagu God Bless the USA karya Lee Greenwood. Selama berada di pangkalan, Trump bertemu dengan pasukan dan komandan senior militer serta membuat pernyataan kepada pasukan yang berkumpul di lokasi. "Kita bukan lagi parasit, Saudara-saudara. Kita dihormati lagi sebagai bangsa," kata Trump kepada tentara Amerika.

Dalam pidatonya, Trump juga mengatakan ingin mengunjungi pasukan Amerika lebih awal, tapi terhambat masalah keamanan. "Kami sebenarnya sudah bersiap pergi bersama, tapi dibatalkan karena alasan keamanan sebab banyak orang yang kasak-kusuk mencari tahu," ujarnya.

Para pendahulu Trump mengunjungi pasukan di wilayah tersebut jauh lebih awal. Presiden George W. Bush pertama kali melakukan perjalanan ke Bagdad pada November 2003, kira-kira delapan bulan setelah memerintahkan invasi ke Irak. Sedangkan Barack Obama melakukan perjalanan pertamanya ke Irak sebagai Presiden Amerika pada April 2008, sekitar tiga bulan setelah menjabat.

Selama kunjungannya ke Al-Asad, Trump menegaskan tidak punya rencana untuk menarik pasukan Amerika dari negara itu. Menurut Pentagon, Irak menampung sekitar 5.200 tentara Amerika.

Namun Trump tidak bertemu dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi dalam kunjungannya di negara itu meski sempat menelepon saat bertolak meninggalkan Irak. Gedung Putih mengatakan masalah keamanan dan pemberitahuan singkat dari perjalanan mencegah Trump bertemu dengan Abdul-Mahdi.

Kunjungan Trump tidak datang tanpa perlawanan lokal. Para pemimpin politik dan milisi Irak mengutuk kunjungan mendadak Trump di Irak. Trump dianggap telah melanggar kedaulatan Irak.

Sabah al-Saadi, pemimpin Blok Islah parlemen Irak, menyerukan sidang darurat parlemen untuk membahas pelanggaran kedaulatan Irak dan menghentikan tindakan agresif oleh Amerika. "Pendudukan Amerika di Irak sudah berakhir," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

Adapun Blok Bina, saingan Islah di parlemen dan dipimpin rais milisi yang didukung, Iran Hadi al-Amiri, juga keberatan dengan perjalanan Trump ke Irak. "Kunjungan Trump adalah pelanggaran atas norma-norma diplomatik dan menunjukkan penghinaan terhadap pemerintah Irak," demikian pernyataan Blok Bina.

Kunjungan Trump terjadi setelah keputusannya menarik pasukan Amerika dari Suriah dan Afganistan mengejutkan Washington, anggota parlemen dan pemerintahan, serta sekutu Amerika di seluruh dunia. ABC NEWS | FOX NEWS | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI


Rahasia yang Terbongkar Netizen

Kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan istrinya, Melania Trump, ke Irak sehari setelah Natal seharusnya menjadi lawatan rahasia demi alasan keamanan. Namun lawatan ini ternyata terbongkar oleh netizen di sosial media, saat pesawat Air Force One yang membawa pasangan nomor satu Negeri Abang Sam ini tengah melintasi Eropa.

Pada Rabu pagi, seorang pengguna Twitter di Jerman mengunggah bahwa ia telah melacak sebuah pesawat kepresidenan Amerika, Air Force One. Seorang pengguna Flickr yang berbasis di Inggris kemudian mengunggah foto sebuah pesawat yang memiliki skema warna biru-putih, sama dengan Air Force One, terbang di atas Yorkshire.

Penerbangan RCH358, yang tampaknya adalah Air Force One, meninggalkan Markas Gabungan Andrews sekitar malam waktu Timur Tengah, dan ditemukan di Hungaria sekitar pukul 09.30 waktu ET. Kemudian dilaporkan WikiLeaks melalui Twitter, pesawat ini tampak bergerak menuju Turki. Padahal Trump disebut tidak memiliki jadwal perjalanan pada 26 Desember.

"Sumber mengatakan Trump dalam perjalanan mengunjungi pasukan-mungkin di Irak," demikian cuitan Paul Rieckhoff, kepala kelompok advokasi Veteran Irak dan Afganistan di Amerika. "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Namun yang agak mengganggu mengapa banyak orang sudah tahu tentang ini jika itu belum terjadi. #OpSec siapa saja?" WASHINGTON POST | SITA PLANASARI AQUADINI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus