KINI orang Palestina di luar Jalur Gaza dan Tepi Barat sudah diakui Israel sebagai orang Palestina juga. Itulah hasil pertemuan beberapa waktu lalu antara Menteri Luar Negeri Mesir Amr Moussa dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Itu artinya, dalam Konperensi Damai Timur Tengah putaran ke-7 yang akan direncanakan dimulai Rabu pekan ini di Washington, delegasi Palestina boleh menyertakan wakil Palestina di luar wilayah pendudukan itu. Namun, Israel masih mematok syarat: mereka bukan anggota PLO atau anggota Parlemen Palestina dalam pengasingan, dan bukan asal Yerusalem Timur. Sebelumnya, pemerintah Israel bersikeras delegasi Palestina harus dari wilayah pendudukan. Alasannya, partisipasi dari luar wilayah pendudukan bakal mengarah pada pengakuan "hak kembali" bangsa Palestina. Maka, banyak yang melihat perubahan ini merupakan langkah maju, dan diduga bakal berdampak positif pada pembicaraan masalah penting dalam perundingan bilateral Israel-Palestina. Delegasi Palestina sendiri sejauh ini belum memberikan tanggapan soal perubahan kebijaksanaan Israel itu. Yang pasti, Kamis pekan lalu, para pemimpin delegasi Palestina berkumpul di markas PLO di Tunis, untuk mem bicarakan strategi kubu Palestina. Soal syarat Israel umumnya dikesampingkan para delegasi. Maklumlah, ketua delegasi Palestina Elias Sanbbar dan beberapa anggota delegasi lainnya sebenarnya adalah anggota parlemen Palestina, dan selama ini Tel Aviv menerimanya begitu saja. Jadi, ada dugaan bahwa langkah-langkah Israel sebenarnya lebih merupakan jurus keseimbangan. Maksudnya, bagaimana Rabin bisa membuat sejarah, membuat keputusan tentang berdamai dengan Palestina, tanpa terlempar dari kursi perdana menteri. Maka, ia harus melihat-lihat dulu reaksi dalam negeri, selain -- ini pun tentunya nanti bisa ditawar -- tetap menghalangi masuknya PLO dalam delegasi. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini