Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lahirnya republik (tanpa rakyat)...

Pemerintah polandia melakukan perubahan dan pembaruan sejumlah undang-undang. solidaritas diakui eksistensinya. presiden berkuasa penuh. ada swastanisasi dan kebebasan pers. kondisi ekonomi belum berubah.

15 April 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ayahnya menunggui Polandia Yang telah bangkit Kini ia menunggui Polandia Yang sebentar lagi tiada SAJAK itu ditulis oleh Tomasz Jastrun, penyair yang dekat dengan serikat buruh Solidaritas, empat tahun lalu. Suatu gambaran keputusasaan, bahwa tak cuma kesejahteraan ekonomi yang tak lagi bisa diharapkan, juga kemerdekaan berpolitik seperti mustahil. Polandia, menurut bayangan penyair itu, segera bangkrut. Kini, apa yang hendak ditulis oleh Jastrun Pekan lalu suatu perubahan luar biasa terjadi di negeri "yang sebentar lagi tiada" itu. Rabu pekan lalu pemerintah Polandia mengakui serikat buruh bebas Solidaritas. Czeslaw Kiszczak, Menteri Dalam Negeri, memberikan pidatonya dalam peristiwa bersejarah di Istana Radziwill, Warsawa. Kata Kiszczak, "Kita baru saja membuka lembaran baru sejarah Polandia." Itu bukan sekadar pidato basa-basi. Bukan sekadar bangkit kembalinya Solidaritas yang dilarang lewat undang-undang darurat 1981. Tapi sebuah kehidupan bernegara yang memberikan hak -- bukan cuma menuntut kewajiban --kepada warga negaranya dijalankan. Sejarah baru itu segera terlihat dalam sidang Parlemen (Sejm), Jumat pekan lalu. Sidang yang langsung dipimpin oleh Jenderal Wojciech Jaruzelski itu mengelurkan sejumlah amendemen. Sejumlah undang-undang akan diubah dan diperbarui. Perubahan itu antara lain: UU Serikat Buruh 1982 akan segera diubah. Pokok perubahan, mengakui berdirinya Solidaritas serta beberapa serikat buruh bebas lainnya. Dijanjikan kepada 50 ribu anggota Solidaritas yang kehilangan pekerjaan gara-gara UU darurat 1981 mendapatkan pekerjaannya kembali. Lembaga senat yang dihapuskan sesudah Perang Dunia II akan dihidupkan kembali. Pemilihan 100 orang anggota akan dilakukan dalam suatu pemilihan yang bebas. senat mempunyai wewenang mengesahkan atau menolak RUU yang diajukan Sejm. Sementara itu, Sejm sendiri akan diubah menjadi sistem dua kamar, dan anggotanya pun akan dipilih lewat suatu pemilu bebas. Empat puluh persen kursi Sejm diberikan kepada pihak oposisi. Senat bersama Sejm nantinya yang berhak memilih presiden -- presiden yang punya kekuasaan pemerintahan penuh, yang berhak menunjuk perdana menteri, berwenang mengeluarkan dekrit, dan mempunyai hak veto. Ini mengakhiri sistem lama yang tak jelas memisahkan ekekutif dengan legislatif dulu dewan menteri sekaligus bertanggung jawab kepada Sejm dan dewan negara yang diketuai presiden). Maka, seorang anggota Sejm, Ryszard Bender, mengusulkan agar nama Republik Rakyat Polandia diganti menjadi Republik Polandia saja. "Kami tak mau lagi dengan sebutan negara yang berbau Stalin," katanya. Disetujui adanya UU yang menjamin bahwa hakim dan pengadilan tak lagi berada di bawah pemerintah atau partai. Disetujui adanya UU yang menjamin berdirinya organisasi profesional independen -- petani, seniman, wartawan, ekonom, ilmuwan, pengacara, dan lain-lain. Dijamin adanya kebebasan pers. Jarulzelski sudah mengizinkan berdirinya surat kabar oposisi. Selain itu, aspirasi kaum oposan diberi tempat pula di televisi nasionai selama 30 menit, dan siaran radio selama satu jam setiap minggunya. Akan dijamin berdirinya sekolah-sekolah swasta. Juga, dijamin berdirinya rumah-rumah sakit swasta. Ini berarti gereja dibolehkan mengelola sekolah dan rumah sakit. Di bidang ekonomi, disepakati untuk meninjau tunjangan kemahalan tiap tiga bulan sekali, guna menyesuaikan besarnya gaji dan kenaikan harga kebutuhan. Maka, Lech Walesa, pendiri dan pemimpin Solidaritas, akhir pekan lalu langsung menemui sejumlah tokoh oposisi di Warsawa. "Saya ingin mengajak Anda ambil bagian dalam kemenangan ini," ujarnya di depan 150 aktivis oposisi di sebuah gereja di ibu kota negeri yang berubah ini. Semua itu baru ada di kertas. Dan ada saja yang bersuara lain. Ratusan kaum muda Polandia di Gdansk, misalnya, akhir pekan lalu turun ke jalan. memprotes ajakan Walesa untuk ikut pemilu Juni nanti. Mereka mengimbau agar rakyat Polandia memboikot pemilu, dan mengecam Walesa yang mau berjabat tangan dengan pemerintah. Tapi Walesa tampak tenang-tenang saja. "Ah, sekelompok kecil pemuda yang ngomong di jalanan kan tak berpengaruh apa-apa." katanya. Tapi suara lain ini bukankah juga mencerminkan adanya demokrasi? Memang, untuk sementara ini kehidupan belum berubah. Antrean panjang untuk membeli keju, roti, dan susu di toko-toko makanan masih menjadi pemandangan sehari-hari di negeri yang dililit utang luar negeri sampai US$ 3 milyar ini. Daya beli masyarakat menurun terus, karena inflasi mencapai 60%. Maka, suara sumbang tetap terdengar. Persetujuan, itu agaknya hanya untuk kepentingan mereka sendiri, ujar seorang petani berusia 29 tahun. "Mereka ngomong terus, sementara mesin-mesin ini makin mahal saja." Itu bisa dipahami. Mustahil, perubahan konsep sebuah negara lalu menjadi kenyataan yang bisa dirasakan sehari-hari dalam waktu singkat. Yang jelas kini Polandia mulai mendapat tawaran bantuan keuangan dari negara Barat dan lembaga keuangan internasional. Bank Dunia, misalnya, telah menyediakan US$ 1 milyar untuk menolong ekspor Polandia, dan untuk mengangsur kredit luar negerinya. Sementara itu, IMF, Dana Moneter Internasional, dikabarkan sedang melakukan studi untuk membantu memperbaiki nilai mata uang Polandia dan anggaran belanja maupun neraca pembayarannya. Mungkin sekarang si penyair Jastrun menulis: Kini ia menunggui Polandia yang menjamin kebebaan berpendapat ....Didi Prambadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum