Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan di Beirut pada Selasa sore dirasakan sampai pulau Siprus yang berjarak 240 kilometer dari Lebanon, menurut Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami menerima sejumlah laporan dari Siprus yang tampaknya terkait dengan ledakan ini, melaporkan kebisingan dan jendela berderak," twit EMSC, dikutip dari CNN, 5 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa pengguna media sosial juga menulis di Twitter mereka merasakan ledakan di rumah mereka di Siprus.
"Ledakan itu terasa di Limassol, Siprus, jendela kita terguncang," twit Elias Mavrokefalos. "Saya memeriksa untuk melihat apakah kita dibom," warga Limassol lain men-twit.
Orang lain mengatakan dia juga mendengar ledakan itu dan merasakan gempa kecil di kota Nicosia.
Menteri Luar Negeri Siprus Nikos Christodoulides juga men-twit bahwa dia telah berkomunikasi dengan pemerintah Lebanon dan telah menginformasikan kesiapan Siprus segera untuk membantu Lebanon.
Jenazah seorang lelaki tergeletak di jalanan usai terkena ledakan bahan peledak di Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020. REUTERS/Mohamed Azakir
Presiden Lebanon Michel Aoun menggelar pertemuan kabinet darurat pada Rabu dan mengatakan keadaan darurat dua minggu diumumkan, Al Jazeera melaporkan.
Sejauh ini ledakan di Lebanon menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 4.000 lainnya. Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah ketika para pekerja darurat menggali reruntuhan untuk mencari para korban.
Ledakan Selasa sore mengirim gelombang kejut ke seluruh kota dan menyebabkan kerusakan luas hingga pinggiran ibu kota.
Para pejabat mengaitkan ledakan itu dengan sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang disita yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun. Namun, penyebab ledakan sendiri belum jelas.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menyerukan hari berkabung nasional pada Rabu.