Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAPPORO - Ledakan besar yang mengguncang sebuah restoran di Kota Sapporo, Jepang, dan melukai 42 orang pada Ahad malam lalu diduga disebabkan kebocoran gas dari sekitar 100 kaleng semprot yang hendak dibuang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir The Japan Times kemarin, kaleng-kaleng itu disimpan di kantor agen real estat yang menyewa salah satu ruangan di gedung dua lantai tersebut. Selain kantor agen real estat, terdapat sebuah klinik dan restoran di bangunan yang didominasi material kayu itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ledakan terjadi pada Ahad sekitar pukul 20.30. Kebakaran akibat ledakan itu membutuhkan waktu berjam-jam untuk dipadamkan, juga mengakibatkan beberapa bangunan di dekat lokasi runtuh. Menurut laporan dari dinas pemadam kebakaran setempat, api akibat ledakan yang menghanguskan bangunan di kawasan Toyohira itu baru dapat dipadamkan sekitar pukul 02.10.
Sebanyak 42 orang dilaporkan mengalami luka, yang terdiri atas 19 pria dan 23 wanita. Korban luka termasuk seorang bayi berusia 1 tahun dan karyawan di kantor agen real estat, yang mengalami luka serius.
Dugaan bahwa kebocor-an gas menjadi penyebab kebakaran diperkuat pengakuan para korban, yang kebanyakan adalah pelanggan yang sedang makan di restoran. Departemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran mengatakan telah mengirim tujuh petugas untuk menyelidiki lokasi ledakan dan mencari penyebabnya.
"Kami sedang menyelidiki rincian kerusakan bersama dengan polisi di tempat kejadian," kata petugas pemadam kebakaran Sapporo.
Petugas dari pusat keselamatan gas yang mengunjungi lokasi mengatakan menemukan lima tabung gas propana masing-masing seberat 50 kilogram di luar restoran. Selain itu, ada dua tabung gas 20 kg di luar kantor agen real estat.
Pipa-pipa gas di gedung dikonfirmasi telah rusak akibat ledakan. Departemen pemadam kebakaran setempat pada Oktober lalu mengatakan sempat melakukan inspeksi ke gedung tersebut dan menemukan minimnya peralatan pencegahan kebakaran, termasuk tidak ada alarm peringatan api.
THE JAPAN TIMES | CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo