Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

26 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Filipina
Filipina Anggota Tak Tetap DK PBB

Filipina boleh berbangga hati. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja memilih negara bekas jajahan Spanyol itu menjadi anggota tak tetap Dewan Keamanan (DK). Filipina mulai bertugas pada 1 Januari 2004 untuk masa bakti dua tahun. Bersama Filipina, terpilih pula empat negara lainnya seperti Brasil, Rumania, Benin, dan Aljazair. Kelima negara tersebut menggantikan negara lainnya yang akan menyelesaikan tugasnya, yaitu Suriah, Guinea, Bulgaria, Meksiko, dan Kamerun.

Kelima negara ini baru saja menyetujui resolusi tentang usul Amerika Serikat agar PBB mengirim pasukan multinasional ke Irak, dua pekan silam. Negara tersebut termasuk dari 10 anggota tak tetap DK PBB selain lima anggota tetap. Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo sendiri menyatakan kegembiraannya atas kepercayaan yang diberikan PBB kepada negaranya. "Saya mengucapkan terima kasih kepada PBB. Filipina merasa terhormat," ujar Arroyo di Manila, Jumat lalu.

Spanyol
Investasi Asing Terbuka di Irak

Bank Dunia menyatakan Irak membutuhkan dana tak kurang dari US$ 55 miliar saat Konferensi Madrid, pekan lalu. Dana tersebut dibutuhkan untuk membangun kembali Negeri 1001 Malam tersebut hingga tahun 2007, menyusul kerusakan yang disebabkan invasi Amerika Serikat. Sekjen PBB Kofi Annan mengimbau sejumlah negara donor agar bermurah hati menyumbangkan dana. Washington sendiri menjanjikan kucuran dana US$ 20 miliar. Dana yang terkumpul akan dikelola oleh sebuah badan milik PBB dan Bank Dunia.

Semua bidang terbuka, kecuali pertambangan minyak, yang dikendalikan pemerintahan pendudukan Amerika. Konferensi Madrid yang diikuti oleh 61 negara ini gagal mencapai kesepakatan tingkat bantuan yang diinginkan Amerika Serikat. Presiden George Bush sudah menghubungi para pemimpin Eropa untuk hadir dan mengucurkan dana bagi Irak. Tapi negara Eropa penentang invasi Amerika ke Irak, Jerman dan Prancis, hanya mengirimkan pejabat junior bukan setingkat menteri.

Bolivia
Kabinet Baru Presiden Mesa

Carlos Mesa, presiden baru Bolivia, telah menunjukkan kabinet baru yang membantu pemerintahannya. Di hadapan para menteri, Mesa mengingatkan agar kabinetnya berhati-hati, pintar-pintar meniti situasi politik. Para menteri berasal dari partai kiri Gerakan Pembebasan Bolivia dan sejumlah intelektual. Mesa adalah wakil presiden ketika Gonzalo Sanchez de Lozada mundur dari pucuk kepemimpinan negeri itu.

Puluhan ribu orang berdemonstrasi di Kota La Paz, ibu kota Bolivia. Mereka yang memblokade kota dan menuntut Presiden Bolivia Gonzalo Sanchez de Lozada untuk turun dari kursi kepresidenan. De Lozada sendiri akhirnya meneken surat pengunduran diri yang disampaikan ke kongres. Pemberontakan terjadi lantaran masyarakat menentang rencana pemerintah De Lozada yang akan mengekspor gas alam.

Swiss
Sayap Kanan Menang

Partai sayap kanan Swiss akhirnya unggul dalam pemilu pekan lalu. Partai Rakyat Swiss yang berpandangan antiimigran menang tipis di atas Partai Sosialis Demokrat yang condong ke kiri. Dan hasil ini tentu akan mengakibatkan suatu perubahan besar dalam pemerintahan koalisi kelak.

Swiss dikenal sebagai negara netral dalam politik luar negerinya, stabil dalam politik dalam negerinya. Swiss surga bagi orang yang menyingkir dari masalah kekerasan di tanah airnya. Tapi hasil pemilu di atas memperlihatkan satu reaksi masyarakat terhadap angka pengangguran yang meningkat dan jatuhnya tingkat kehidupan di negeri itu. Juga penolakan untuk bergabung dalam Uni Eropa.

Amerika serikat
Bush Bacakan Dongeng untuk Anak

Setelah sepekan melalukan lawatan diplomasi di Asia, Presiden George Bush mampir di Pearl Harbor, Honolulu, Hawaii, Kamis lalu. Kegiatan ini dilakukan Bush dalam rangka pengumpulan dana untuk kampanye pemilihan dirinya untuk menjadi presiden kembali. Bush dan istri sempat membacakan cerita anak klasik Giggle, Giggle, Quack di hadapan lebih dari 100 bocah cilik di bawah pohon beringin, di sebuah sekolah. Saat sesi tanya jawab terjadi, seorang siswa sempat menanyakan ukuran luas Gedung Putih. Dengan berseloroh, Bush menjawab, "Saya lebih senang menyebutnya sebagai tempat besar dengan banyak lantai."

Telni Rusmitantri (AFP, AP, Reuters, BBCNews)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus