Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Israel Bukti Korupsi Olmert
Sekitar 100 polisi menelisik 20 tempat untuk mengumpulkan bukti tuduhan korupsi terhadap Perdana Menteri Ehud Olmert, Ahad 11 November. ”Polisi penyelidik memeriksa kantor pemerintah dan swasta untuk penyelidikan tiga tuduhan terhadap Olmert,” ujar juru bicara kepolisian Yerusalem, Micky Rosenfeld. Penyelidik memburu dokumen yang berkaitan dengan penyelidikan tuduhan menerima suap lewat diskon pembelian rumah mewahnya di Yerusalem ketika Olmert menjadi wali kota Yerusalem pada 2004, dan penyalahgunaan otoritasnya dalam privatisasi Bank Leumi pada 2005.
Bulan lalu Jaksa Agung Menachem Mazuz memerintahkan investigasi ketiga terhadap Olmert, yang diduga melakukan penunjukan politis ketika menjabat menteri perdagangan dan industri. Olmert, yang tak harus mundur saat berlangsung penyelidikan, membantah semua tuduhan itu.
Iran Dokumen Nuklir untuk IAEA
Iran telah menyerahkan dokumen penting berupa cetak biru program nuklir kepada Badan Atom Internasional (IAEA) di Wina. Hal ini diungkapkan seorang diplomat di IAEA, Selasa pekan lalu. Wakil Direktur Badan Energi Atom Iran Mohammad Saeedi menyerahkan dokumen itu kepada Oli Heinonen, pejabat investigasi IAEA. Negara Barat menuduh Iran membuat senjata nuklir dan memaksa Iran menghentikan program nuklirnya. Tapi Iran membantah, dan menuduh negara Barat mendua dengan membiarkan senjata nuklir Israel.
Dokumen itu telah diminta IAEA sejak 2005. Tapi saat itu Iran hanya membolehkan IAEA memeriksanya di Iran. Penyerahan itu diduga untuk menghindarkan sanksi ketiga yang sedang gencar dipaksakan Amerika Serikat dan Prancis lewat resolusi Dewan Keamanan PBB.
Rusia Militer Rusia Hengkang
Rusia menarik semua pasukannya dari pangkalannya di Georgia, Rabu pekan lalu. ”Yang tinggal hanyalah pasukan perdamaian di Abkhazia yang menjadi bagian dari pasukan bersama dengan Georgia di Ossetia Selatan,” ujar komandan pasukan darat Rusia, Jenderal Alexei Maslov. Georgia adalah bekas republik Uni Soviet. Setelah Uni Soviet bubar, kehadiran pasukan Rusia di Georgia menjadi masalah karena Georgia akrab dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Abkhazia dan Ossetia Selatan adalah dua wilayah sempalan Georgia yang berada di luar kontrol Georgia sejak pertengahan 1990-an. Pejabat Georgia mengeluh pasukan Rusia di dua wilayah itu mendukung separatisme.
Burma Penangkapan Berlanjut
Rezim militer Burma masih menangkapi aktivis pro-demokrasi, meski utusan hak asasi PBB Paulo Sergio Pinheiro bertemu dengan pejabat senior Burma, Rabu pekan lalu. Tiga pemuda ditangkap aparat keamanan di pasar buah dan sayuran di Rangoon saat membagikan selebaran. Sehari sebelumnya polisi juga menangkap aktivis pro-demokrasi Su Su Nway.
Konferensi Tingkat Tinggi Asean ke-13 di Singapura pada pekan ini tak akan membahas masalah politik Burma secara formal. Naskah Piagam Asean yang akan ditandatangani tidak memuat peristiwa kekerasan politik di Burma. ”Pemberian sanksi keras agak riskan, karena akan membuat junta militer Burma semakin sulit diajak bekerja sama,” kata Dino Pati Djalal, juru bicara Presiden Indonesia.
Palestina Gulingkan Hamas
Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta penguasa Hamas di Gaza ”digulingkan”, Kamis pekan lalu. Inilah seruan paling keras dalam konflik Fatah-Hamas sebagai reaksi terbunuhnya tujuh anggota Fatah oleh Pasukan Eksekutif Hamas pada saat pawai peringatan Yasser Arafat. Sebelumnya Abbas hanya menuntut Hamas meminta maaf karena menduduki Gaza dan mengembalikan kendali keamanan pada Fatah.
Selagi warga Palestina saling bunuh, partai oposisi Likud menyodorkan rancangan undang-undang yang akan menyulitkan Israel mengubah status Yerusalem dalam kesepakatan apa pun dengan Palestina. Perkembangan ini terjadi menjelang upaya baru Amerika menghidupkan kembali proses perdamaian Palestina-Israel. Palestina menyatakan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya.
RFX (AFP, Reuters, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo