Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari penyiar radio menjadi presenter televisi, sekarang balik lagi cuap-cuap di radio. Barangkali ini sudah jadi garis tangan Muhammad Farhan, 37 tahun. Dulu Farhan dikenal sebagai penyiar beken. Bersama Indy Barends, ia pernah mencatat rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) dengan siaran nonstop selama 32 jam.
”Biarlah masa jaya itu menjadi bagian dari sejarah. Sekarang saya sedang membuka lembaran baru. Saya juga melalui proses casting,” ujarnya. Casting? Ya, Farhan harus melalui tes mengudara untuk dinilai apakah suaranya masih layak on-air atau tidak.
Absen tiga tahun membuat Farhan harus belajar lagi mengenali kebutuhan pendengar. Apalagi kini ia bekerja di stasiun radio dengan pendengar yang lebih dewasa. Pergeseran kalangan pendengar membuatnya mesti menyesuaikan diri. Sebagai pengajar public speaking di beberapa pelatihan, ia juga merasa perlu membuktikan kemampuan kepada murid-muridnya. ”Kalau biasanya cuap-cuap tentang teori, sekarang saatnya praktek,” katanya disertai tawa.
Malang melintang di dunia hiburan membuatnya merasa mempunyai kepribadian yang sudah terbentuk. Kepribadian, menurut dia, adalah hal yang positif. Sedangkan ego adalah sisi negatifnya. ”Sekarang saya berusaha mengurangi ego agar tidak merugikan pendengar maupun stasiun radio,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo