Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thailand Belum Bisa Pulang
Komite Penelusuran Aset Thailand, Rabu pekan lalu, memperpanjang tenggat kehadiran istri dan anak-anak bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra di pengadilan. Ketiga anak Thaksin diharapkan memberikan kesaksian transaksi penjualan Shin Corp., perusahaan telekomunikasi keluarga yang dijual ke Temasek Holding Company Singapura. ”Perpanjangan batas waktu itu adalah yang keempat. Tiga orang itu berisiko ditangkap jika masih menolak hadir di pengadilan,” kata juru bicara Komite, Sak Korsaengruang.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Departemen Penyelidikan Khusus Thailand Sunai Manomaiudom menyatakan bekas perdana menteri Thaksin dan istrinya, Pojaman, harus pulang ke Bangkok pada Jumat pekan lalu. Bila tidak, polisi akan mengeluarkan perintah penangkapan terhadap pasangan itu. Hingga pekan lalu, Thaksin masih menolak kembali ke tanah airnya sepanjang masih dikuasai kaum militer.
Amerika Serikat Dokumen Watergate Dibuka
Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) pekan lalu mengeluarkan ratusan halaman laporan internalnya. Termasuk soal skandal Watergate yang melibatkan Presiden Richard Nixon. Dalam dokumen setebal 693 halaman ini, disebutkan Direktur CIA zaman itu, James Schlesinger, marah setelah membaca surat kabar yang memberitakan lembaga intelijen AS pimpinannya tersebut mendukung bekas intel E. Howard Hunt dan James McCord—keduanya terlibat dalam skandal itu.
Hunt bekerja secara rahasia sebagai tukang pipa di Gedung Putih. Pekerjaannya menyadap dan merekam informasi rahasia lawan-lawan politik Nixon. Pada Mei 1973, menurut dokumen itu, Schlesinger memerintahkan semua pemimpin unit agen intelijen melaporkan seluruh aktivitasnya.
Schlesinger lantas dimutasi ke Pentagon. Tempatnya diisi William Colby. Pemimpin baru itulah yang mengirimkan dokumen pengakuan Schlesinger ke Departemen Kehakiman. ”Dari dokumen itulah tersirat pernyataan pemimpin tertinggi CIA, ‘Maafkan aku, Bapak (Pendeta), aku berdosa’,” kata Direktur Keamanan Arsip Nasional Thomas Blanton.
Korea Utara Mengunjungi Reaktor Yongbyon
Tim pemantau nuklir badan atom PBB (IAEA) berangkat ke Korea Utara untuk memeriksa reaktor nuklir Yongbyon, Kamis pekan lalu. Tim ini merupakan pemantau internasional pertama yang mendapat akses ke reaktor itu sejak 2002, sebagai kesepakatan pembicaraan pelucutan program nuklir Korea Utara. Izin pemerintah Korea Utara ini dinilai sebagai bukti kesungguhan negara itu untuk menutup reaktor tersebut. Berdasarkan kesepakatan internasional Februari lalu, Korea Utara setuju menutup Yongbyon dengan imbalan bantuan internasional.
Empat orang pemeriksa IAEA itu rencananya berada dua hari penuh di reaktor Yongbyon. ”Prosedur penutupan itu merupakan hal utama pembicaraan dengan pejabat Korea Utara,” ujar Olli Heinonen, ketua misi pemantauan. Kompleks reaktor nuklir itu terletak 100 kilometer di utara Pyongyang dan dijaga ketat dengan senjata anti-pesawat udara. Pejabat pemantau nuklir PBB diusir dari Yongbyon pada Desember 2002, setelah reaktor itu beroperasi. Diperkirakan reaktor itu bisa memproduksi plutonium untuk 12 hulu ledak nuklir. Sehari sebelum kunjungan itu, Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal yang merupakan percobaan keempat sejak Mei lalu. Uji coba itu dikritik pemerintah Jepang dan Amerika Serikat.
Cile Fujimoridan Parlemen Jepang
Bekas Presiden Peru Alberto Fujimori, 68 tahun, menyatakan akan ikut pemilihan anggota parlemen Jepang, Kamis pekan lalu. Saat ini Fujimori berada dalam tahanan rumah di ibu kota Cile, Santiago, dan terancam diekstradisi ke Peru dengan tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi. Fujimori, yang punya dua kewarganegaraan (Peru dan Jepang), mengaku menerima tawaran dari Partai Rakyat Baru untuk maju sebagai kandidat dalam pemilihan anggota parlemen Jepang, Juli ini. ”Saya menerima tawaran itu karena di Peru belum ada pemilihan presiden saat ini,” katanya.
Fujimori mengaku masalah hukum yang sedang dia hadapi tak akan menyurutkan ambisi politiknya di Jepang atau Peru. Ia tak khawatir jika pengadilan Cile meluluskan permintaan ekstradisi pemerintah Peru. ”Tak ada bukti saya bersalah,” katanya. Menurut pejabat Departemen Dalam Negeri Jepang, Tetsuya Kikuchi, undang-undang pemilu Jepang tak melarang seorang kandidat yang berada dalam tahanan rumah di luar negeri mengikuti pemilu di Jepang. Fujimori tiba di Cile pada November 2005 setelah lima tahun berada dalam pengasingan di Jepang.
Israel Presiden Katsav Mundur
Presiden Israel Moshe Katsav memilih mundur dari jabatannya daripada masuk penjara. Kamis pekan lalu, menurut Jaksa Agung Israel Menachem Mazuz, Katsav, yang dituduh melakukan kejahatan seks, memohon ampun dan mengaku bersalah atas kelakuannya.
Hukum pidana Israel memang membolehkan seorang presiden memilih lengser dan terbebas dari penjara bila sudah mengaku bersalah atas perbuatan pidana yang dilakukannya. ”Rasa malu akan terus menempel sepanjang hidupnya. Itu hukuman yang berat,” ujar Mazuz kepada Reuters.
Katsav dituduh memerkosa dan melecehkan empat perempuan yang bekerja padanya saat dia menjadi Menteri Pariwisata, pada 1990-an. Parlemen Israel setuju dengan pilihan Presiden Katsav. Menurut Mazuz, bagi warga negara Israel, kejadian ini merupakan yang pertama kali. ”Presiden turun dengan tuduhan kriminal berkaitan dengan kejahatan seks pula,” ujarnya.
Rusia Sukses Uji Coba Rudal
Rusia berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik baru, Bulava, yang diluncurkan dari laut, Kamis pekan lalu. Ini merupakan uji coba kedua teknologi rudal Rusia dalam satu bulan setelah terjadi perang mulut antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden George W. Bush tentang rencana Amerika memasang rudal di Polandia. Menurut juru bicara Angkatan Laut Rusia, Kapten Igor Dygalo, rudal itu ditembakkan dari kapal selam Dmitry Donskoi di utara Laut Putih dan mengenai sasarannya di Semenanjung Kamchatka di Pasifik, 2.600 kilometer di sebelah timur Ibu Kota Moskow.
Presiden Putin menyatakan Bulava sebagai komponen kunci kekuatan nuklir Rusia pada tahun-tahun mendatang dengan kemampuannya menembus rudal pertahanan. Bulava dirancang dengan kemampuan jelajah 3.800 kilometer dan dapat membawa enam hulu ledak nuklir. Bulava direncanakan melengkapi kapal selam nuklir Rusia yang sedang dibangun. Uji coba ini menunjukkan upaya agresif Rusia memperbaiki senjata rudalnya setelah mengalami kegagalan dalam uji coba sebelumnya.
Myanmar Penyiksaan Penduduk Perbatasan
Palang Merah Internasional (ICRC) menuduh rezim militer Myanmar melakukan pelanggaran hak asasi besar-besaran, Jumat pekan lalu. ICRC menuduh rezim militer memaksa ribuan tahanan bekerja sebagai porter bagi angkatan bersenjata, tidak memberi mereka makan, dan pada kasus tertentu membunuh tahanan. Menurut pernyataan ICRC, terjadi pelanggaran hak asasi berulang terhadap pria, wanita, dan anak-anak dari komunitas yang tinggal di wilayah perbatasan Myanmar dengan Thailand, termasuk pembunuhan, kekerasan, dan perusakan pasok makanan.
Pernyataan ICRC menyebutkan kekerasan itu dilihat langsung oleh para anggota staf Palang Merah dan didokumentasikan lewat wawancara khusus dengan penduduk sipil. ICRC mengaku berkali-kali meminta pemerintah Myanmar menghentikan kekerasan itu, tapi ditolak. Pernyataan ini merupakan kecaman terbuka yang paling keras yang dikeluarkan ICRC sejak mengecam genosida Rwanda lebih dari sepuluh tahun lalu. Oktober lalu, sejumlah kantor ICRC ditutup rezim militer Myanmar dan delegasi ICRC dilarang mengunjungi penjara.
Raihul Fadjri, Ahmad Taufik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo